Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Ben dan Kisah Besarnya (4)

10 Juni 2022   16:03 Diperbarui: 10 Juni 2022   16:36 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika, sekelompok anak laki-laki yang dipimpin oleh Ben menggunakan batu yang disiapkan untuk membangun rumah sebagai bahan pembangunan.

Ben bermain masa kecil. Foto/ill : Posterazy.com
Ben bermain masa kecil. Foto/ill : Posterazy.com
Dermaga, tempat mereka bisa memancing ikan kecil dengan mudah menjadi sasaran. Batunya dipecah dan diambil. Dermaganya rusak berat.Dermaga itu dibangun, dengan cukup kokoh oleh ayahnya Jos Franklin
Tempat itu berubah menjadi berantakan ketika Ben dan kawan kawannya mengotak atik mengambil batu  dermaga yang sudah disemen.

Ayahnya marah dan Ben tidak bertegur sapa dengan ayahnya sebulan. Ia dipukul dengan ikat pinggang sampai punggungnya lecet.

Ben juga dihukum cukup berat.
"Kamu dan teman kamu nakal dan merusak."
"Maaf ayah." Jawab Ben Franklin.
 Kemarahan ayah cukup menakutkan.
Ben mencari permainan baru.

"Aku bermain dilaut saja," Pikir Ben.
Sekarang, Ben lebih sering main dan mandi dilaut.

Sejak kecil, Benjamin tertarik ke laut.
"Nantinya aku jadi pelaut, aku pergi ke Inggris. Orang Inggris adalah pelaut. Mereka menguasai dunia ," katanya bangga.

Joseph kakak Ben lari dari rumah. Anak lekaki Jos Franklin yang sudah remaja itu ingin  menjadi pelaut. Ayahnya tidak mengizinkan.
Ia  menjadi seorang pelaut di kapal dagang. Lalu berlayar entah kemana. Dia tidak pernah memberi kabar.

Ayahnya terpukul dengan sikap Joseph itu.
"Kamu jangan ikut seperti Joseph." Kata ayahnya. Ben hanya diam saja, "Apa salahnya jadi pelaut?" Pikir Ben.
"Pikirkan sendiri," teriak ayahnya.

Ayahnya memerhatikan Ben.
Orangtuanya juga sangat takut bahwa Ben akan mengikuti jejak kakak laki-lakinya dan melakukan segala kemungkinan untuk mencegahnya.
Ada beberapa larangan bagi Ben.

"Mengapa ayah mencegahku ke pelabuhan?"
"Apa yang kamu lihat disana?"
"Banyak," sahut Ben.
"Kapal besar dengan teknologinya yang rumit. Asyik kalau diperhatikan."
"Dilaut pekerjaan yang berbahaya. Masih banyak pekerjaan menarik dari pada menjadi pelaut," kata ayahnya.
Ben diam saja.

Tidak mungkin Ben melupakan laut. Kedatangan kapal-kapal besar  di Teluk Massachusetts sangat banyak. Dari berbagai negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun