Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wanita Dalam Kacamata Taliban di Afghanistan

13 April 2022   19:57 Diperbarui: 13 April 2022   20:03 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berperang selama 20 tahun, Presiden AS Joe Biden memutuskan untuk menarik mundur seluruh pasukan AS dari Afganistan. Taliban berhasil memasuki Kabul, ibu kota Afganistan setelah  bulan Agustus 2021 lalu. 

Afghanistan  yang memiliki penduduk sekitar 31,4 juta orang, kini para wanitanya menghadapi banyak kesulitan. 

Taliban  menetapkan Islam yang lebih ketat sebagai agama dan hukum yang resmi. 

Menakar ketentuan yang dikeluarkan Taliban itu,  tidak semua jelek. Kecuali larangan bagi wanita diusia diatas 6 tahun untuk sekolah dan semua aturan yang sangat memaksa. Tidak ada atau sedikit sekali ruang untuk bernegosiasi. 

Misalnya Taliban memberlakukan pembatasan parsial pada perjalanan wanita. Para wanita tidak dapat bepergian tanpa pendamping pria. Surat izin tidak berlaku. 

Perempuan hanya diperbolehkan melakukan perjalanan jarak pendek. 

Seorang juru bicara kementerian, Syed Akif Mohajer, mengatakan kepada AFP bahwa "perempuan yang melakukan perjalanan lebih dari lima kilometer tidak boleh kecuali mereka ditemani oleh anggota keluarga dekat laki-laki."

Sebelumnya, kementerian meminta saluran televisi Afghanistan untuk melarang drama dan film yang menampilkan pemeran wanita. 

Kementerian Taliban juga meminta jurnalis TV perempuan untuk mengenakan jilbab selama pertunjukan. Peraturan kementerian juga mengatur bahwa mendengarkan musik di dalam mobil harus dihentikan mulai sekarang. 

Pejabat Taliban di berbagai bagian Afghanistan telah dibujuk untuk membuka kembali sekolah, tetapi meski berjanji, Taliban enggan membatalkan.

Aktivis berharap bahwa upaya Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional dan mengembalikan bantuan ke salah satu negara termiskin di dunia dapat menghasilkan lebih banyak kebebasan bagi perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun