Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rusia Balas Sanksi, Rubel dan Yuan untuk Minyak dan Gas

5 April 2022   11:04 Diperbarui: 5 April 2022   11:07 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rubel Rusia ditutup di level terkuatnya  terhadap dolar di bursa luar negeri  (23/3/22)  Setelah Rusia  menjual gasnya dalam Rubel.Foto : Antara.

Rusia adalah negara besar dan memiliki kekayaan dan sumber daya alam. Tidak mudah untuk melakukan sanksi kepada negara ini. Rusia punya pertambangan minyak dan penghasil produk pertanian. Kekayaannya luarbiasa dan sangat dibutuhkan negara negara Barat.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui kepada Bundestag bahwa tidak ada pengganti untuk gas Rusia di dunia sekarang (Jerman?)

Mengabaikannya berarti terjun ke dalam resesi, kehilangan pekerjaan besar-besaran, dan pukulan ke seluruh sektor ekonomi.

Akibat dari sanksi Barat, diberitakan pada tanggal tanggal 23 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin perlu  membahasnya dengan pemerintahnya.


Hal hal yang dibahas adalah tentang pembekuan aset Rusia oleh sejumlah negara asing dan apa upaya  yang dapat diambil.

Menurut Vladimir, negara-negara yang membekukan aset Rusia sebenarnya menyatakan ada "default" atau kecacatan, kekurangan dan bisa memukul keandalan mata uang mereka.

Jadi Vladimir Putin menekankan, tidak  memasok barang-barang Rusia ke negara lain dan menerima pembayaran dalam dolar dan euro.

Termasuk gas alam.
Rusia akan terus memasoknya sesuai dengan volume yang ditetapkan dalam kontrak yang sudah berjalan. Tapi
mengubah mata uang pembayaran harga kontrak.

Dalam perdagangan gas dengan negara-negara "tidak ramah " prioritas, Rusia hanya akan menggunakan rubel.

Putin mengatakan, negaranya hanya menerima Rubel Untuk Gas atau Yuan untuk Minyak. Begitu juga komoditas lain. Itu salah satu cara Rusia 'membalas Sanksi' Dengan mencoba merontokan dolar dan euro.

Presiden Vladmir Putin secara terpisah menginstruksikan untuk memastikan kemungkinan penyelesaian rubel dengan rekanan asing. Jadi kalau ada utang, selesaikan saja dengan rubel. Itu perintah.


Negara tidak bersahabat dengan Rusia seperti Amerika Serikat, Kanada dan Uni Eropa, serta Inggris dengan wilayahnya: Jersey, Anguilla, Kepulauan Virgin Inggris , Gibraltar.

Vladimir Putin menandatangani dekrit yang memerintahkan perusahaan-perusahaan Rusia untuk membayar utang kepada perusahaan-perusahaan dari negara-negara yang tidak bersahabat dalam mata uang rubel.

Termasuk juga pembeli gas Rusia yang tidak mendukung sanksi Barat - misalnya, Belarusia, Hongaria, Cina, Serbia, dan Turki.

Mereka akan terus menerima gas Rusia, tapi dalam mata uang yang ditentukan (Rubel atau Yuan )

Sasaran utama pernyataan Vladimir Putin, tentu saja, adalah Uni Eropa dan Amerika Serikat. 

Sasarannya negara yang di tahun-tahun mendatang tidak dapat sepenuhnya meninggalkan atau setidaknya secara kualitatif mengurangi ketergantungan pada pasokan dari Rusia.

Kepala asosiasi industri Jerman Zukunft Gas, Timm Köhler, mengatakan kepada agen DPA tentang "kebingungan besar" industri, sehubungan dengan posisi Moskow.

 Menurut dia, belum jelas apa konsekuensi spesifiknya bagi perdagangan gas dan kebijakan Rusia itu.

Melihatnya mudah saja, keputusan Vladimir Putin,  akan mengarah pada peningkatan yang serius dalam otoritas rubel sebagai alat pembayaran .

Putin akan memperkuat posisi mata uang nasional Rusia . Ini terbukti mendongkrak sedikit nilai rubel yang merosot.

Keputusan Rusia  dalam proses globalnya untuk menjauh dari dolar sebagai tulang punggung mata uang dunia.

 Vladimir Putin meminta pemerintah untuk menginstruksikan Gazprom perusahaan minyaknya untuk mengubah kontrak yang ada.

Mitra Eropa diundang untuk mengenali situasi yang ditimbulkan oleh sanksi Eropa, force majeure dan harus"bernegosiasi" untuk rubel, atau memutuskan pasokan sama sekali.

Beberapa jam sebelum pernyataan Vladimir Putin, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada Bundestag bahwa tidak ada pengganti untuk gas Rusia di dunia sekarang, dan mengabaikannya berarti terjun ke dalam resesi, kehilangan pekerjaan besar-besaran, dan pukulan ke seluruh sektor ekonomi.

Rusia bukan Iran atau Korea Utara yang rentan dengan sanksi.  Meski sanksi mempersulit, tapi negara ini bisa bertahan. Pukulannya juga bisa merusak.

Bisa jadi sanksi seperti pedang bermata dua. Akibatnya Eropa dan dunia kelabakan dengan sanksi.

Harga barang dan minyak yang naik dan terganggunya pasokan. 

Bukan  Barat saja,  tapi seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun