Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Si "Monster" Korea Utara Ancaman bagi AS

29 Maret 2022   07:04 Diperbarui: 29 Maret 2022   07:10 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah tengah perang besar Rusia dan Ukraina, Korea Utara kembali luncurkan Rudal "monster" Hwa Song . Ancaman kepada AS, Kim Jong-un secara pribadi memerintahkan peluncuran uji coba ICBM baru.

Korea Utara tidak takut pada pemerintahan Biden. Tanggal 25 Maret, Voice of America melaporkan bahwa Korea Utara mengkonfirmasi telah menguji rudal balistik antarbenua baru yang besar.

"Senjata strategis baru Republik Rakyat Demokratik Korea  menunjukkan kepada dunia kekuatan kekuatan strategis kami," kata Kim Jong Un seperti dikutip KCNA.

Rudal Hwasong-17 memulai debutnya di parade militer pada Oktober 2020. Para ahli menyebutnya sebagai "rudal monster"karena cukup besar untuk membawa banyak hulu ledak nuklir.

Kemampuan yang akan mempersulit pertahanan rudal AS untuk dicegat.
Rudal itu mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang, hanya 170 kilometer sebelah barat prefektur Aomori Jepang, menurut Kementerian Pertahanan Jepang.

Keruan saja,  Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida  "mencak mencak " dan sangat marah dengan menyebut insiden itu "keterlaluan dan tidak dapat ditoleransi".

Departemen Luar Negeri  AS juga mengutuk uji coba rudal itu, dengan mengatakan itu menunjukkan "ancaman yang ditimbulkan oleh senjata pemusnah massal dan program rudal balistik ilegal Korea Utara kepada tetangganya dan seluruh wilayah."

Gedung Putih menyebut peluncuran itu sebagai "pelanggaran mencolok terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB" mengacaukan situasi keamanan di kawasan itu."

Dewan Keamanan PBB akan bertemu untuk membahas peluncuran tersebut, tapi
Cina dan Rusia, yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB,   mengatakan sanksi saat ini terhadap Korea Utara harus dilonggarkan.

"Korea Utara dan Rusia telah tumbuh lebih dekat dalam beberapa pekan terakhir, dengan Pyongyang secara terbuka mendukung Moskow setelah invasi Rusia ke Ukraina.

"AS dapat memperketat sanksi dan negara-negara lain akan mengikuti. Tetapi ekonomi Korea Utara tidak akan menjadi lebih terisolasi daripada yang terjadi dalam dua tahun terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun