Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Money

Cara Mudah Turunkan Harga Minyak Goreng...

26 Maret 2022   11:36 Diperbarui: 26 Maret 2022   18:12 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Diantara tulisan yang banyak mendominasi saat ini adalah minyak goreng. 

Kompasioner juga diberi kesempatan untuk menulis, topik yang hangat itu.

Paling menariknya, banyak pula yang membahas adanya kartel yang bermain dalam aksi kegiatan "dagang " minyak goreng. 

Pengusaha yang banyak berkecimpung dalam bisnis minyak goreng juga terungkap. Seorang penulis paling produktif di Kompasioner, yaitu pak  Rinaldi Sikumbang bersumber dari Kompas com.  menulis konglomerasi yang berkecimpung di minyak goreng. 

Ada Martua Sitorus dengan bisnis Grup Wilmar minyak goreng  Fortune dan Sania.

Anthony Salim  mengendalikan minyak goreng Bimoli, Delima, dan Happy.

Widjaja Grup  minyak goreng  Filma. Bachtiar Karim, bersaudara Burhan dan Bahari, Grup Musim Mas,   perusahaan sawit terbesar di Indonesia punya Sanco, Amago, dan Voila.

Tak ketinggalan  Sukanto Tanoto dengan merek Camar.

Disinyalir juga ada kartel didalam minyak goreng.  Kartel menurut ensiklopedia adalah  suatu hubungan  kerjasama antara beberapa kelompok produsen atau perusahaan dalam hal melakukan produksi  serta memasarkan yang bertujuan menetapkan harga menurut mereka. 

Kegiatan kartel jelas dilarang   bukan di Indonesia saja, tapi diseluruh dunia. 

Tentunya kita tidak dapat menuduh kartel siapa,  dan apa. Pemerintah dan KPPU yang bisa.

Menurut saya salah satu alasan adalah tingginya harga minyak goreng diluar negeri.

Bagi produsen, lebih menggiurkan di ekspor saja dari pada dijual didalam negeri. Saya kasihan pada rumah makan Padang yang masih belum mau menaikkan harga makanan yang dijual. 

Judul berita terbaru 22 Maret 2022
Kemendag Batal Rilis Tersangka Mafia Minyak Goreng (Zona Surabaya.com.)

Kementerian Perdagangan  bakal merilis tersangka mafia minyak goreng ke publik.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berjanji untuk mengumumkan , Senin, 21 Maret 2022 kemarin.

Sebelumnya Mendag   mengklaim telah mengantongi nama-nama mafia minyak goreng yang telah membuat kegaduhan di pasaran.
Tapi pak Mendag gagal memenuhi janji.

 Saya teringat akan ketegasan pemerintah perihal menghentikan ekspor batu bara bulan Januari  lalu.

Menteri SDM menghentikan ekspor batubara dengan alasan ada lebih dari 20 pembangkit batu bara PLN kekurangan pasokan.

Pemilik dan pengekport batu bara kelabakan dan protes. 

Ibu Sri Mulyani bos Keuangan mengatakan, kebijakan  pemerintah untuk melarang ekspor batubara pada 1-31 Januari 2022, dilakukan  menghindari adanya krisis energi di dalam negeri dan risiko inflasi yang mengikuti.

"Kita kalau ingin supaya pemulihan ekonomi tidak terancam oleh inflasi yang tinggi, maka kita juga harus lihat [faktor-faktor] itu," jelas Sri Mulyani pada konferensi pers Realisasi APBN 2021 di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (3/1/2022).

Sri Mulyani mengakui bahwa pengambilan kebijakan tersebut pasti menyebabkan adanya pengorbanan. Jadi sabar saja.

Kebijakan itu akan dicabut setelah tersedia cukup pasokan batubara (energi) untuk PLN.

Pikiran saya yang awam ini sama dengan peristiwa yang terjadi pelarangan ekspor batu bara. 

Larang sementara ekspor minyak goreng ke mancanegara. Biar para konglomerat dan kartel itu berteriak  teriak "kelabakan"

Batu bara PLN terancam.  Minyak Goreng "emak emak " menjerit dan mungkin jeritnya lebih keras  dari PLN.

Tidak mudah iya. Kabarnya pelarangan ekspor batu bara Indonesia merugi triliunan rupiah. 

Kalau dilarang sementara, berapa banyak konglomerat, kartel dan pemerintah yang rugi ?

Semoga "Minyak Goreng"  kembali terjangkau. 

Tahu goreng, dan segala yang digoreng sudah pada naik.  Repotnya kalau sudah  naik, tidak mau lagi turun.

Sekian. 

Artikel Terkait,

https://www.kompasiana.com/yudiramid0862/623b5d9ad69ab33537311433/minyak-sawit-mahal-beralih-ke-minyak-kelapa-kalau-langka

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun