Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menakar Perang Nuklir Putin dan Negara Pemilik Nuklir

20 Maret 2022   06:57 Diperbarui: 20 Maret 2022   08:29 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diberi julukan sebagai bom atom little boy, nyatanya dampak dari bom tersebut jauh dari kata kecil.Foto : via Tribunskaltim.com

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa negara-negara yang mengganggu invasinya ke Ukraina akan menghadapi "konsekuensi yang belum pernah dilihat."

Putin tidak main main dengan ancamannya. Ia memerintahkan militernya untuk menempatkan pasukan nuklirnya dalam "rezim khusus tugas tempur."

Tidak  jelas apa yang mendorong tindakan Putin melakukan itu, Julie Garey , asisten profesor pengajar ilmu politik yang berspesialisasi dalam hubungan internasional dan kebijakan luar negeri AS mengatakan.

“Ada banyak alasan mengapa Rusia melakukan ini, dan niatnya untuk benar-benar menggunakan senjata ini—dibandingkan mengancam penggunaannya—belum dapat disimpulkan,” katanya.

Bahkan jika Putin menggertak, 'itu bisa dipercaya,' kata Julie Garey, asisten profesor pengajar ilmu politik. Orang Amerika memiliki alasan untuk khawatir tentang perang nuklir

"Ini benar-benar pola yang telah kita lihat dari Presiden Putin selama konflik ini, yang membuat ancaman yang tidak ada untuk membenarkan agresi lebih lanjut," kata sekretaris pers Jen Psaki dalam sebuah wawancara televisi.

Ancaman senjata nuklir  adalah "mengerikan," kata Garey, yang melakukan penelitiannya mencakup perang aliansi dan koalisi, strategi militer AS, dan kebijakan luar negeri Amerika serta keamanan nasional. 

Garey adalah penulis Peran AS dalam Kelangsungan Hidup NATO Setelah Perang Dingin , yang mengkaji peran NATO dalam keterlibatan militer pasca-Perang Dingin untuk menjelaskan kegigihan aliansi tersebut selama dua dekade terakhir. 

Keputusan Rusia untuk menempatkan senjata nuklirnya dalam siaga tinggi cukup menakutkan dunia.

Ada banyak alasan mengapa Rusia bisa melakukan ini dan niatnya untuk benar-benar menggunakan senjata nuklir. Banyak hal yang terjadi saat ini, tetapi hal ini benar-benar  sangat menakutkan.

 Keputusan Putin untuk mengaktifkan kekuatan nuklir Rusia sangat memprihatinkan bagi negara-negara lain.

Rusia memiliki persenjataan nuklir yang besar dan kemampuan serangan kedua; bahkan jika itu adalah gertakan, itu adalah salah satu yang dapat dipercaya. 

Putin percaya pada kehancuran Rusia juga,  jika ia juga "berdegil" menggunakan senjata nuklir. 

Tapi Putin bisa benar benar marah dan bisa juga nekad. 

Hal yang juga mengkhawatirkannya adalah jika kekuatan nuklir lain—terutama Amerika Serikat—memutuskan untuk mengikuti langkah serupa dengan alasan sebagai persiapan untuk mencegah atau menanggapi serangan nuklir.

Putin telah memperingatkan.Putin mampu. Karena Rusia memiliki persenjataan nuklir terbesar yang diketahui di dunia, dengan total lebih dari 6.200 senjata—kira-kira 1.458 hulu ledak strategis pada 527 rudal balistik; 4.500 hulu ledak lainnya; dan 1.750 lainnya. 

Sebagai perbandingan, AS hanya memiliki sekitar 5.500, dan kekuatan lainnya tambahan memiliki sekitar 1.300.nuklir 

Dari tujuh kekuatan nuklir lainnya, hanya 3 di antaranya yang diakui secara hukum berdasarkan perjanjian nonproliferasi nuklir 1968.

Dua pemilik Nuklir adalah anggota NATO yaitu Prancis dan Inggris,  yang lainnya tidak.

AS juga memiliki senjata nuklir yang ditempatkan di lima negara NATO yaitu di Jerman, Belanda, Turki, Italia, dan Belgia.

Bukan hanya jumlah senjata yang banyak, tetapi juga kapasitas mereka untuk mengirimkan senjata ini kepada target di seluruh dunia. 

Nuklir yang ditempatkan Amerika ditempat lain memiliki sistem serang yang diperlukan untuk menghancurkan lawan. 

Rudal balistik jarak pendek dan menengah, rudal balistik antarbenua, rudal jelajah, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, dan pesawat pengebom.

Seperti Amerika Serikat, Rusia telah berupaya memodernisasi sistem persenjataan dan peluncuran serangan pemusnah.

Putin juga mengatakan bahwa Rusia telah bekerja untuk mengembangkan sistem peluncuran baru.

Beberapa sekutu Amerika percaya bahwa senjata nuklir adalah satu-satunya cara untuk menjamin kedaulatan mereka tidak diganggu. 

Perjanjian Budapest, yang juga merupakan salah satu pihak Rusia, bukanlah perjanjian yang mengikat dan tentu saja tidak mewajibkan siapa pun untuk menanggapi ancaman nuklir dengan serangan nuklir preventif.

Eropa dan Amerika Serikat sejauh ini bersatu dalam menanggapi agresi Rusia. Mereka mengakui keuntungan dan jebakan dari setiap kehadiran asing  di Ukraina. 

NATO belum berkomitmen pada kebijakan No First Use, yaitu   merupakan janji atau kebijakan kekuatan nuklir untuk tidak menggunakan senjata nuklir sebagai alat perang kecuali jika terlebih dahulu diserang oleh musuh yang menggunakan senjata nuklir.

Ancaman Nuklir membuat negara-negara sebekumnya non-nuklir berpendapat bahwa senjata nuklir sangat penting bagi kedaulatan mereka.

Mereka juga membuatnya seperti Cina, Iran, Korea Utara, Pakistan dan India.

Amerika menuduh Putin sebagai penjahat perang.  Akankah Putin bisa diadili dengan kejahatan perang di Ukraina? Sulit untuk melakukannya.

Artikel Terkait, 

https://www.kompasiana.com/yudiramid0862/621abc7487006436042c5b32/putin-tidak-ragu-untuk-perang-nuklir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun