Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negosiasi dengan Rusia Kekalahan atau Kemenangan Ukraina?

28 Februari 2022   19:17 Diperbarui: 28 Februari 2022   19:18 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota militer Ukraina mencari peluru yang tidak meledak setelah Kiev diamankan dari serangan Rusia 26 Februari 2022( FOTO: AFP)


Keinginan Presiden Ukraina  ingin untuk bernegosiasi dengan Rusia diutarakan lagi Sabtu dari bunkernya.

Volodymir Valensky  meng-imbali bahwa dia  "tidak benar-benar percaya" bahwa pembicaraan yang dijadwalkan pada hari Minggu dapat mengakhiri invasi Rusia.

"Saya mengatakan hal-hal seperti biasa terus terang:" saya tidak benar-benar percaya pada hasil", tapi "kita harus mencoba", kata Presiden Zelensky dalam sebuah pernyataan video.

Ia  dijadwalkan hari Minggu hari ini bertemu antara Ukraina dan Rusia di perbatasan antara Ukraina dan Belarusia.

Pembicaraan mereka akan berlangsung di perbatasan dengan Belarus, dekat Chernobyl.

Sebuah keputusan setelah mediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. "Delegasi Ukraina akan bertemu (delegasi) Rusia tanpa menetapkan prasyarat apa pun di perbatasan Ukraina-Belarusia, di wilayah Sungai Pripyat," kata presiden Volodymyr Valensky di media sosial.

Disamping itu, Presiden Ukraina memuji pembentukan "koalisi" internasional  yang telah memberikan bantuan ke Ukraina pada hari keempat invasi Rusia ke Ukraina.

 "Kami menerima senjata, obat-obatan, makanan, bahan bakar, uang, sebuah koalisi anti-perang," kata Zelensky dalam sebuah video yang disebarluaskan di jejaring sosial.

Presiden Ukraina sebelumnya menolak proposal Rusia untuk pembicaraan di Gomel, Belarusia, karena negara itu juga sebagai pangkalan belakang untuk menyerang Ukraina.

Presiden mengatakan "kota lain mana pun" akan baik-baik saja. "Warsawa, Bratislava, Budapest, Istanbul, Baku. Kami menawarkan semuanya kota lain mana pun akan cocok untuk kami," katanya dalam video online.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengindikasikan pada hari Minggu bahwa malam itu masa "sulit" di Ukraina, dengan pemboman Rusia yang dituduhnya menargetkan,  daerah-daerah berpenghuni.

Kremlin meyakinkan, Minggu ini, tempat pertemuan Gomel di Belarusia, negara dari mana Rusia menginvasi tetangganya.

Delegasi perwakilan Rusia"kementerian luar negeri, pertahanan dan layanan lainnya, termasuk administrasi kepresidenan tiba di Belarusia untuk negosiasi dengan Ukraina",

Rusia sebenanya menginginkan untuk merundingkan persyaratan menyerah dari Kiev terkait serangan militer yang sedang berlangsung dan menjamin Ukraina membatalkan niatnya menjadi anggota NATO.

Menurut Peskov, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam diskusi dengan mitranya dari Ukraina, dengan fokus untuk memperoleh jaminan status netral dan janji tidak akan memiliki senjata di wilayahnya.

Ini adalah istilah-istilah yang, menurut Peskov, akan memungkinkan tercapainya demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta menghilangkan apa yang saat ini dipandang Rusia sebagai ancaman terhadap keamanan negara dan rakyatnya.

Pada akhirnya Volodymyr Zelenskyy, bersedia bernegosiasi dengan Rusia,  meskipun ia awalnya menolak  berlangsung di Belarusia.

Pemilihan awal  Warsawa, Bratislava, Budapest, Istanbul atau Baku dikesampingkan.

Belarusia telah menjadi pendukung setia Rusia selama konflik dan telah mengizinkan tentara Rusia untuk menempatkan pasukan di wilayahnya dan melancarkan serangan ke Ukraina .

Presiden Belarus,  Alexander Lukashenko, menjamin tidak akan ada permusuhan yang diluncurkan dari Belarusia selama proses pembicaraan sedang berlangsung.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dimitro Kuleba mengatakan  mengadakan pembicaraan dengan Rusia adalah "kemenangan" bagi Ukraina.

Dia mengatakan invasi Rusia telah gagal dan Rusia tidak berhasil mencapai "tujuan strategis".

Dia menekankan bahwa Ukraina tidak akan "menyerahkan satu incipun wilayahnya".
"Ukraina tidak jatuh, kami berdarah tetapi kami terus berhasil mempertahankan diri.

Ini perang rakyat. Ini bukan perang antara satu negara dengan negara lain, ini perang antara Presiden Putin dan rakyat Ukraina," katanya.

Kuleba juga mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh menafsirkan pembicaraan itu sebagai indikasi bahwa Ukraina akan dipaksa untuk menerima persyaratan apa pun.

“Kami pergi ke sana untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan Rusia,  untuk mendengarkan dan mengatakan apa yang kami pikirkan tentang perang ini dan tindakan Rusia, ” kata Kuleba.

Apapun yang dikatakan Kuleba, kita mungkin berpikir bahwa Ukraina sudah mundur selangkah dan kemenangan politik bagi Putin yang kemudian akan mendikte Ukraina.

Suatu cara kalah terhormat, atau mungkin juga terjadi Ukraina tetap kukuh dengan pendiriannya.

Hasil negosiasi akan menjadi tolok ukur siapa yang menang atau kalah, win win solution atau tidak mencapai titik temu.

Jika yang terakhir ini terjadi, perang Ukraina dan Rusia akan berlanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun