Bab 7 Menikah.
Setelah bertunangan mereka agak bebas untuk bepergian berdua. Jika sebelumnya berpacaran di bawah pohon beringin sekolah, sekarang Ucu dan Ida sekali sekali menikmati indahnya pantai.
Pantai Losari sepanjang 2 km adalah tempat duduk dan menikmati alam.
Setahun setelah itu, Ucu lulus di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
Sesuai dengan rencana orang tua mereka, Ucu dan Ida segera menikah
Takdir berkehendak menjodohkan Ucu dengan Ida walau mereka berbeda adat istiadat.
Seperti asam di gunung dan garam di laut namun menyatu dalam belanga.
Mereka berbulan madu disebuah hotel di Makasar.
Setelah menikah, dia meninggalkan lembaga legislatif setelah sang ayah memintanya mengembangkan bisnis keluarga.
Transisi kepemimpinan bisnis itu terjadi begitu saja. Di dalam NV Hadji Kalla, Jusuf bertindak selaku eksekutif, sedangkan ayahnya menjadi pengawas jalannya perusahaan.
Ayahnya hanya berada satu jam sehari di kantornya. Usai shalat Zuhur, sang ayah mengurusi masjid. Dia sering jalan kaki berkain sarung berangkat dan pulang dari kantornya di Pasar Sentral, Makassar.
Jarak antara rumah lamanya dan kantor, kurang lebih satu kilometer. Sementara rumah barunya berjarak dua kilometer.
Di samping rumah lamanya berdiri Masjid Raya yang terbesar di Sulawesi Selatan. Belasan tahun Haji Kalla menjadi bendahara masjid tersebut.
Setelah ayahnya meninggal, Jusuf Kalla meneruskan jabatan tersebut. Dia mengenang, setiap selesai shalat Jumat, teman-teman ayahnya singgah ke rumahnya.
Ibunya selalu menyediakan kue khas Bugis, barongko, dan jus es markisa.
Barongko adalah pisang gepok yang dihaluskan, dicampur telur, santan, dan gula. Lantas dibungkus dengan daun pisang dan dikukus.
Ucu ingin Ida berada di rumah saja dan berhenti bekerja.
"Kita berdua akan bekerja, memajukan perusahaan ayah yang diwariskan kepada saya," kata Ucu.
"Kamu sangat dibutuhkan," ujar Ucu.
"Apakah itu baik," tanya Ida sedikit bimbang.
"Sebaiknya begitu, agar bisnis kita bisa berjalan dengan baik, " jawab Ucu.
Akhirnya Ida berhenti bekerja. Ucu yang kala itu sudah menjadi orang terkemuka dan mulai menekuni bisnis.
Walau karir politik Jusuf Kalla sedang menanjak namun untuk urusan bisnis keluarga Ucu dipesan oleh ayahnya, agar serius meneruskan usaha NV Hadji Kalla Trading Company, atau tidak.
"Perusahaan sedang kesulitan, kamu harus bergerak," kata ayahnya.
"Baiklah, saya akan melakukan apa saja untuk meneruskan usaha."
"Saya menyerahkan kendali kepada kamu, saya pikir kamu adalah orang yang tepat sebagai anak tertua," kata ayah.
Di tangan Ucu usaha NV Hadji Kalla berkembang.
Mereka berdua suami istri bekerja dengan giat.
Dari sebelumnya bergerak di bidang hasil bumi menanjak ke usaha distributor mobil.
Mufida tergolong berperan besar di awal-awal kebangkitan NV Hadji Kalla ini.
Ida yang ketika kuliah menekuni bidang akuntan, berperan sebagai sekretaris pribadi Jusuf Kalla merangkap mengelola keuangan perusahaan.
Mereka bahu membahu bekerja dalam perusahaan.
.
Akhirnya NV Hadji Kalla sudah lebih dikenal sebagai sebuah konglomerasi usaha dari Kawasan Timur Indonesia bernama Kalla Group.
Usaha perdagangan merambah beragam bidang usaha seperti jasa transportasi, telekomunikasi, otomotif, properti, kontraktor bangunan.
.Ucu bersama Ida mengurus perusahaan NV Hadji Kalla . Ia merangkul Saudara saudara seayah membantunya dan membantu mereka.
Ucu ingat dengan pak M . Jusuf. Ia banyak belajar dari beliau untuk bergaul dengan masyarakat dan berbuat.
M.Yusuf menanamkan kepada Jusuf Kalla perihal sikap berani menanggung risiko.
“Sifat kerakyatan beliau sangat menonjol,” kata Ucu.
Sebagai pemimpin mahasiswa di Makassar saat itu, dia kerap datang berkonsultasi mengenai politik nasional pasca-peristiwa G-30S tahun 1965
“Saya bisa datang menemui baliau tengah malam,” katanya.
Tokoh lainnya yang dikagumi oleh Jusuf Kalla adalah pengganti pak M. Jusuf sebagai Panglima Kodam XIV/Hasanuddin Solihin Gautama Poerwanegara.
Nama Solihin bahkan kemudian dipakai oleh Jusuf untuk anak lelaki satu satunya, Solichin JK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H