"Ayah memanggil saya, menyuruh saya masuk di Universitas Fordham di Bronx " Jake tertawa menceritakan.
"Kemudian ke Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia." Jake masih tertawa menjelaskan.
"Kemudian ...?" Tanya Livana lagi.
"Ini aku suamimu," Jake tertawa terbahak-bahak.
Livana memukul perut Jake dengan lembut. Anak-anak mereka, Jake Junior, Livanka dan Erick datang untuk menghentikan cerita sejenak.
Livana memeluk Livanka, Jake Junior mendekati ayahnya. Jake mengusap kepala putranya.
Percakapan berlanjut.
"Mengapa kamu tidak datang ke Vietnam dan pergi berperang?" Livana ingin tahu.
"Ada draf suratnya," kata Jake.
Selama tahun-tahun kuliah dari tahun 1964 hingga 1968, saya menerima empat surat penangguhan medis dan tidak bisa ditugaskan ke militer dan Vietnam.
"Tetapi tahun berikutnya, dianggap memenuhi syarat untuk dinas militer setelah mengikuti pemeriksaan medis militer. tapi lagi lagi kembali diberikan izin medis lagi, ” kata Jake.
"Itu bukan salahku," ulangnya. Livana mencibir. "Jangan terlalu cepat menilai, seolah-olah saya menghindari dinas militer. Saya mendapat nilai tinggi dalam undian wajib militer dan boleh memilih atau tidak
bergabung dengan dinas militer." kata Jake Don.
"Kamu beruntung," kata Livana. “Saya ngeri melihat perang Vietnam,” Livana membayangkan perang di hutan dan tentara terbunuh.
"Kamu tidak bisa bertemu aku, atau mungkin aku sudah menjadi jenderal, setelah kembali dari Vietnam," canda Jake.
Bersambung,