Kamu kok pasang lingkaran hijau di linkedin ?
Kamu udah nggak betah ya kerja di perusahaan ini ?
Jadi ini, alasan performa kamu jelek ?
Wira yang sedang dalam sesi evaluasi kinerja dengan atasan langsungnya yaitu Pak Andri, Â lantas bingung harus menjawab apa, jika dia jujur memang ingin pindah kerja, pasti akan jadi perbincangan yang lama, bahkan bisa jadi dia malah dipecat, sementara Wira adalah tipe orang yang susah untuk berbohong, jika dia mengucap asal saja mengenai alasannnya, pasti akan terungkap kebohongannya tersebut.
Lantas seorang yang dihadapannya ini adalah Pak Andri, baru 2 bulan bekerja dengan beliau, Wira sudah bisa mengetahui jika beliau adalah orang yang tidak bisa dengan mudah dibohongi.
Duh.. gimna ya ?
Wira dan Pak Andri adalah dua karakter yang penulis buat berdasarkan suatu kejadian yang memang benar terjadi pada salah seorang kawan penulis.
Kita tinggalkan dulu, Wira yang harus menghadapi masalah pelik, sekarang kita melihat pada sisi Pak Andri, jadi apakah yang dilakukan Pak Andri dengan menjudge penurunan kinerja Andri hanya karena melihat lingkaran hijau di akun linkedinnya adalah tindakan yang tepat ?.
Itu adalah tindakan yang  tidak tepat.
Hal yang harusnya dilakukan oleh Pak Andri adalah melakukan evaluasi mengenai bagaimana hubungannya dengan anggotanya tersebut, apakah sudah bertindak secara professional ataukah belum.
Jika memang sudah bertindak professional namun memang Wira yang belum bisa sesuai dengan ekspektasi, maka kemungkinan besar Wira memang yang salah.
Namun mengaitkan apa yang ada di dunia maya dengan kejadian di dunia nyata bukanlah hal yang bijak.
Linkedinku, Kekuasaanku.
Sosial media linkedin yang dimiliki Wira masuk kedalam ranah pribadi Wira, dia bebas untuk mengaktualisasi diri, namun tetap harus menjaga nama baik instansi yang berkaitan dengan dirinya seperti perusahaan tempatnya bekerja sekarang.
Jika memang tidak menyebarkan berita bohong, atau tidak menjelek-jelekan perusahaanya yang sekarang, maka itu bukanlah menjadi masalah, bukankah apa yang dilakukan Wira ini juga malah membantu para "talent hunter" yang memang sedang mencari orang-orang yang tepat untuk bekerja di perusahaan mereka, jika tidak bisa cocok dengan Pak Andri, maka bukan berarti akan tidak cocok dengan orang lain.
Namun perlu diperhatikan untuk Wira, supaya sebisa mungkin tidak menjelek-jelekan perusahaannya yang sebelumnya, buatlah sebuah alasan yang elegan, seperti ;
"Saya sudah mencoba melakukan sebaik mungkin, namun tempo pekerjaan yang dilakukan tim di perusahaan tersebut masih saja sulit untuk saya ikuti"
"Rekan kerja di perusahaan tersebut baik dan ramah, namun ada ketidak sesuaian mengenai visi yang membuat kami tidak bisa bekerja dengan baik"
Dan jawaban lain yang tetap elegan.
Baca Juga :Â Kios Koran Warnai Masa Remajaku.
Atasan yang Baper.
Hanya sedikit warna hijau dengan tulisan "Open to Work" kok jadi masalah.
Kita coba kembali membahas Pak Andri, jika mengacu pada istilah anak sekarang maka Pak Andri ini adalah tipe orang yang baper (bawa perasaan) atau terlalu sensitif dengan hal yang sebenarnya bukan hal yang besar dan penting.
Hal bijak yang bisa dilakukan diawal oleh Andri adalah seperti yang penulis sampaikan di atas yaitu dengan mulai dari mengevaluasi dirinya sendiri dan memulai dengan pertanyaan apakah di itu seseorang yang toxic ?
Toh, jika pada akhirnya Wira memang tidak merasa cocok dengan posisinya di perusahaan tersebut, maka itu juga akan berpengaruh pada pengaruh tim yang dipimpin oleh Andri tersebut. Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H