Ada yang tampak menarik dari tumpukan majalah di warung tersebut.
Di kaver majalah tersebut tertulis "11 Cara menaklukan Cewek", wahh.. kok nampak cocok sekali dengan kebutuhan saya waktu itu hehe.
Karena bosan menunggu mobil elep (elf) di tempat untuk pulang sekolah, saya coba untuk mencari tempat yang lain, tempat yang sedikit lebih jauh namun jadi lebih dekat dengan kedatangan elep tersebut.
Hingga saya  beradi di depan warung atau kios yang menjual koran dan majalah, kejadian terjadi sekitar 13 tahun lalu, di tahun 2010, saat saya masih kelas 1 SMA. Sudah cukup lama saya tidak membaca majalah setelah pensiun untuk tidak majalah Bobo saat lulus SD.
Bukannya tidak ada majalah remaja di masa itu, namun majalah remaja kebanyakan ditujukan untuk Perempuan, seperti Aneka Yess, Kawanku, Gita Cinta dan lainnya. Kebetulan memang kakak Perempuan saya memang pernah membeli majalah tersebut beberapa kali dan saya pun ikut membacanya, namun menurut saya apa yang ada di majalah tersebut tidak bisa relate dengan kehidupan masa remaja saya.
Baca : Menjadi Dewasa.Â
Menemukan Majalah Hai.
Akhirnya saya menemukan majalah yang dari kavernya saja sudah nampak begitu relate dengan apa yang saya alami, karena di masa tersebut upaya untuk bisa dekat dan mendapatkan pacar adalah hal yang paling dibutuhkan.
Majalah itu adalah majalah Hai, jadi inilah kisah bagaimana saya menemukan majalah Hai, harga untuk majalah Hai di masa itu terbilang cukup mahal yaitu sekitar Rp.15.000,- kurang lebih sama dengan uang jajan saya selama satu hari, kalau tidak dipotong ongkos untuk naik elep.
Beruntung saat itu saya membawa uang lebih, jadi saya bisa membeli majalah tersebut, dan memang saya menemukan apa yang selama ini saya cari, sebuah "pedoman" pergaulan untuk seorang remaja pria.
Lebih Menarik dari Internet.
Di tahun tersebut memang sudah ada internet dan ada warung internet juga sudah mulai bertebaran, namun media informasi yang ada, kebanyakan adalah media informasi untuk umum atau berita online, jika ada yang lain kemungkinan adalah mengenai mistis atau primbon, sepertinya tidak ada media atau website yang membahas mengenai kehidupan remaja di masa tersebut.
Bagi remaja di masa itu, majalah adalah sumber utama informasi mengenai perkembangan trend, music, gaya pakaian dan lainnya, karena itu majalah memang se"dibutuhkan" itu di masa tersebut.Karena uang jajan saya yang terbilang tidak banyak, maka saya juga tidak membeli majalah hai setiap minggu, maka disinilah jaringan perteman saya dengan Mas Sam, penjual warung koran tersebut memberikan manfaat.
Saat isinya bagus, barulah Mas Sam menginformasikannya pada saya, jika merasa tidak begitu bagus, maka Mas Sam akan diam saja dan malah mencegah saya untuk membeli majalah tersebut.
Dari majalah Hai ini saya menjadi lebih tahu megenai perkembangan trend dibandingkan dengan teman-teman saya, dan tentu saya bisa mendapatkan pacar dimasa itu karena bantuan majalah Hai.
Penutup.
Sayang sekali era media cetak sudah tidak semasif dulu, karena banyak majalah dan media cetak yang berhenti untuk terbit, maka Warung Koran Mas Sam terpaksa berganti jualan, terakhir saya tahu warung itu hanya berjualan jajanan dan es saja, dan sudah tidak ada Mas Sam.
Baca Juga : Media Cetak Abadi.Â
Orang yang berjualan disitu juga tidak mengetahui keberadaan Mas Sam, entah kini beliau berada dimana.
Untuk Mas Sam, dimanapun anda berada, saya ucapkan terima kasih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H