Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tidak Ada "Pulang", yang Ada Cuma Pindah Tempat Kerja

28 November 2021   17:50 Diperbarui: 29 November 2021   14:14 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | source : freepik.com

Kejadian yang ada di pabrik itu tanggung jawab saya, jadi kalau ada kejadian (di pabrik) yang berkaitan dengan saya, maka saya harus siap untuk berangkat lagi.

Kata-kata Pak Wisnu, pembimbing kerja praktek (magang) saya di sebuah pabrik semen di Cirebon, masih saya ingat dengan jelas. Kejadiannya memang sudah terbilang lama, karena kerja praktek yang saya lakukan di Cirebon itu terjadi di tahun 2016, namun karena kejadian disana begitu "memorable" saya masih ingat dengan jelas apa saja yang terjadi disana.

Pak Wisnu ini sudah berkeluarga dan berasal dari Solo, jadi di Cirebon ini beliau merantau jauh dari istri dan anaknya yang masih berusia beberapa bulan saat itu. Bagi saya yang waktu itu masih "bocah" rasanya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya sudah memiliki anak dan istri namun harus hidup terpisah dengan mereka.

Karena saya berasal dari keluarga guru yang tempat orangtua saya bekerja tak begitu jauh dari rumah, orangtua saya berangkat pagi dan pulang saat siang, beberapa kawan saya memang ada yang hidup demikian, orangtua mereka bekerja jauh diluar kota dan hanya pulang entah seminggu atau beberapa minggu sekali.

Saya pikir jika kita jauh dari orangtua seperti yang terjadi Pak Wisnu, maka akan banyak hal buruk yang bisa terjadi, tapi ternyaata tidak demikian juga, karena banyak kawan saya juga bisa berhasil dan tidak menjadi orang yang buruk setelah mereka dewasa.

Hal ini juga yang membuka mata saya, jika di dunia ada berbagai macam profesi dan tidak semua bisa bekerja di tempat yang dekat dengan keluarga. 

Menjaga Kiln Tetap Bekerja.

Kembali kita bintang utama dalam tulisan ini, yaitu Pak Wisnu. Tugas beliau adalah sebagai engineer yang bertanggung jawab pada proses produksi, khususnya pada bagian "kiln" atau istilah yang digunakan adalah "Kiln Section".

Kiln adalah "jantung" dari produksi semen, bentuknya seperti yang panjang dan berfungsi untuk mencampur dan memanaskan bahan baku untuk membuat semen seperti pasir silika, gypsum dan lainnya hingga menjadi klinker, bahan setengah jadi dari semen.

Jika di pabrik lain ada "reaktor" yang menjadi tempat terjadinya proses kimia, maka di pabrik semen peran reaktor digantikan oleh kiln, secara umumnya memang fungsi kiln sama saja dengan reaktor, namun dalam kiln terjadi reaksi kimia yang relatif lebih sederhana.

Kiln | source : wikipedia.com 
Kiln | source : wikipedia.com 

Ini juga yang menjadi alas an saya memilih untuk magang di pabrik semen karena perhitungannya relatof lebih mudah dan laporannya tidak begitu sulit hehe.

Idealnya kiln beroperasi sekitar 22x24 jam dalam sebulan, diupayakan memang kiln beroperasi setiap hari, namun ada kalanya kiln ini dihentikan untuk proses pembersihan, maintenance dan lainnya.

Jika terjadi masalah dan kiln terpaksa berhenti beroperasi diluar jadwal yang telah ditentukan, maka proses produksi akan berhenti dan tentu target produksi semen menjadi tidak sesuai seperti yang diinginkan.

Saat kiln terpaksa berhenti, maka Pak Wisnu harus siap menjelaskan apa yang menyebabkan kiln itu berhenti dan harus berapa lama kiln tersebut berhenti pada para petinggi perusahaan yang harus sampai ke GM (General Manager) .

Ilustrasi | source : pexels.com 
Ilustrasi | source : pexels.com 

Menurut Pak Wisnu, beliau pernah beberapa kali harus berangkat ke pabrik di tengah malam karena ada masalah pada kiln, saat itulah Pak Wisnu dan tim lainnya harus menganalisa masalah apa yang terjadi pada kiln dan memecahkannya hingga bisa beroperasi Kembali dengan lancar.

Apa Pak Wisnu tidak protes ?

Bukankah jam kerja bapak sudah ditentukan, kenapa harus masuk lagi dan itu tidak masuk lembur?

Pertanyaan itu keluar dari saya, saat mendengar cerita Pak Wisnu, kemudian beliau menjelaskan jika itu yang dinamakan "profesionalisme", bukan lagi masalah tidak mendapatkan tambahan gaji, namun itu ada bentuk tanggung jawab dalam pekerjaan.

Bentuk tanggung jawab itu adalah dengan selalu siap jika dihubungi, Pak Wisnu tidak pernah mematikan ponselnya, jika sudah pulang dan ada yang menghubungi terkait masalah pada kiln, maka dia harus sigap untuk menyelesaikannya, jadi di rumah kontrakannya juga beliau sering melakukan banyak pekerjaan dan jika memang sudah sangat urgent maka beliau harus kembali ke pabrik, karena itu beliau punya perumpaan jika sebenarnya saat jam kerjanya berakhir, dia tidak pulang, dia hanya berpindah tempat kerja saja.

Pelajaran tentang profesionalisme inilah yang saya rasa paling utama yang saya dapatkan semasa saya magang.

Implementasi di Masa Sekarang.

Saat ini saya bekerja di perusahaan startup, dan saya masih menjunjung tinggi mengenai profesionalisme yang diajarkan saat saya magang tersebut, memang saya tidak dituntut untuk berangkat ke pabrik di tengah malam, namun di hari libur seperti hari sabtu atau minggu, jika memang ada agenda terkait pekerjaan maka saya harus siap sedia untuk melakukannya.

Profesionalisme adalah salah satu bentuk attitude yang baik saat kita bekerja, faktanya ada banyak orang pintar dan punya keahlian yang mumpuni namun tidak memiliki attitude yang baik dalam bekerja, dan sepengelaman saya orang yang tidak punya attitude baik ini maka akan sulit diterima bekerja atau mungkin jadi sering berpindah tempat kerja dan meninggalkan kesan buruk pada tempat kerja sebelumnya. Mending jangan deh kalau mau kaya gitu.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun