Ini juga yang menjadi alas an saya memilih untuk magang di pabrik semen karena perhitungannya relatof lebih mudah dan laporannya tidak begitu sulit hehe.
Idealnya kiln beroperasi sekitar 22x24 jam dalam sebulan, diupayakan memang kiln beroperasi setiap hari, namun ada kalanya kiln ini dihentikan untuk proses pembersihan, maintenance dan lainnya.
Jika terjadi masalah dan kiln terpaksa berhenti beroperasi diluar jadwal yang telah ditentukan, maka proses produksi akan berhenti dan tentu target produksi semen menjadi tidak sesuai seperti yang diinginkan.
Saat kiln terpaksa berhenti, maka Pak Wisnu harus siap menjelaskan apa yang menyebabkan kiln itu berhenti dan harus berapa lama kiln tersebut berhenti pada para petinggi perusahaan yang harus sampai ke GM (General Manager)Â .
Menurut Pak Wisnu, beliau pernah beberapa kali harus berangkat ke pabrik di tengah malam karena ada masalah pada kiln, saat itulah Pak Wisnu dan tim lainnya harus menganalisa masalah apa yang terjadi pada kiln dan memecahkannya hingga bisa beroperasi Kembali dengan lancar.
Apa Pak Wisnu tidak protes ?
Bukankah jam kerja bapak sudah ditentukan, kenapa harus masuk lagi dan itu tidak masuk lembur?
Pertanyaan itu keluar dari saya, saat mendengar cerita Pak Wisnu, kemudian beliau menjelaskan jika itu yang dinamakan "profesionalisme", bukan lagi masalah tidak mendapatkan tambahan gaji, namun itu ada bentuk tanggung jawab dalam pekerjaan.
Bentuk tanggung jawab itu adalah dengan selalu siap jika dihubungi, Pak Wisnu tidak pernah mematikan ponselnya, jika sudah pulang dan ada yang menghubungi terkait masalah pada kiln, maka dia harus sigap untuk menyelesaikannya, jadi di rumah kontrakannya juga beliau sering melakukan banyak pekerjaan dan jika memang sudah sangat urgent maka beliau harus kembali ke pabrik, karena itu beliau punya perumpaan jika sebenarnya saat jam kerjanya berakhir, dia tidak pulang, dia hanya berpindah tempat kerja saja.