Pertarungan dalam anime dan manga sering dibuat tidak masuk akal, seperti bagaimana pedang Makotto Sishio bisa mengeluarkan api sampai menimbukan kebakaran hebat, lalu jurus syaraf menggila milik Enishi yang bahkan sampai membuatnya tuli, namun memberikan kekuatan super yang bahkan bisa membuat Enishi mampu membelah lautan.
Untuk sebuah cerita yang diangkat dari kisah nyata seperti Rurouni Kenshin (FYI inpisrasi dari sosok Kenshin memang ada di dunia nyata), adegan ini memang terbilang lebay, tapi dalam dunia manga dan anime, jika perttarungan hanya melibatkan pertarungan pedang saja, maka tidak banyak yang akan tertarik mengikuti kisah pendekar pedang dengan codet silang ini.
Pilihan tepat dilakukan oleh tim produksi film ini, beberapa adegan pertarungan yang lebay itu dihilangkan dan diganti dengan pertarungan pedang yang lebih realistis, salah satu gimmick yang mungkin juga dilakukan untuk mengundang hype penonton adalah dengan membocorkan behind the scene Takeru Satoh ketika berlatih untuk memerankan Kenshin, dalam video tersebut, terlihat jika Satoh sangat piawai memainkan pedang layaknya seorang samurai.
Cerita yang Lebih Ringkas
Live action Rurouni Kenshin lebih fokus pada garis besar cerita manga, dan mengabaikan hal detail yang ada pada manga, terlebih fokus pada seri live action ini adalah kesinambungan dengan seri live action sebelumnya.
Tentu jika semua detail kecil yang ada pada anime atau manga ditampilkan, maka seri live actionya bisa memiliki durasi yang sangat panjang, seperti yang sebelumnya penulis bahas dalam ulasan Rurouni Kenshin: The Final jika dalam versi manga butuh waktu lama untuk Kenshin untuk bisa memaafkan dirinya di masa lalu dan sanggup menghadapi Enishi.
Perjalanan Kenshin memaafkan dirinya ini bahkan sampai membuat menjadi kenshin depresi, hingga hilang ingatan seperti di sinetron, dalam upaya pencarian jati dirinya tersebut, Kenshin bahkan sampai berada di kampung orang-orang terbuang, disana pula Kenshin bertemu ayah dari Enishi.
Jika merujuk pada versi manga, nantinya Enishi akan melarikan diri dari penjara, mengunjungi makam kakaknya kemudian berada di kampung orang-orang terbuang seperti Kenshin dan berjumpa dengan ayahnya, namun karena Enishi sudah berpisah dengan ayahnya sedari masih kecil, dia tidak mengenali ayahnya sendiri.
Karena cerita dalam film tidak sama dengan manga, maka tidak perlu repot-repot diperkenalkan siapa itu ayah Enishi dan bagaimana dia bisa berjumpa kembali dengan anaknya, kalau hal tersebut diangkat mungkin butuh durasi yang sangat panjang.
Pemilihan Soundtrack yang Tepat
Poin terakhir adalah poin yang paling poin paling objektif dari penulis, karena penulis sudah sejak lama menyukai band One Ok Rock, band asal Jepang ini memang sudah tidak diragukan lagi karya-karyanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!