Menggambarkan Brebes saat ini adalah ibarat gula yang diperebutkan banyak semut.
Kabupaten yang berada di ujung barat provinsi Jawa Tengah ini, menjadi incaran banyak pabrik. Memang Brebes tak jadi kawasan industri, seperti yang digembar-grmborkan beberapa waktu lalu.
Namun fakta jika Brebes adalah lokasi yang dinilai strategis, adalah hal yang tidak terbantahkan. Semakin hari semakin banyak saja pabrik yang berdiri di Brebes.
Saat ini memang Kebanyakan pabrik yang dibangun di Brebes adalah pabrik industri manufaktur di bidang tekstil seperti garmen dan pabrik sepatu.
Namun, tak menutup kemungkinan jika di masa depan akan dibangun pabrik manufaktur seperti spare part otomotif atau bisa saja pabrik bahan kimia.
Pabrik Pindahan dari Tangerang.Â
Satu yang sekarang sedang "viral" bagi warga Brebes adalah pabrik yang dimiiliki PT Tah Sung Hung (TSH). Pabrik yang memproduksi sepatu merek Adidas ini berlokasi di Desa Jagapura, Kecamatan Kersana.
Pabrik ini bukanlah pabrik baru, sebelumnya pabrik ini bernama PT Shyang Yao Fung (SYF) dan berlokasi di Tangerang, Banten. Karena berbagai hal, pabrik tersebut berpindah ke Brebes dan berganti nama menjadi PT TSH.
Berubahnya SYF menjadi TSH bukan hanya pergantian nama, pabrik yang memiliki grup dari Taiwan ini, berekspansi menjadi sangat besar di Brebes.
Jika dulu di Tangerang, gedung yang digunakan menjadi pabrik masih berstatus sewa kini di Brebes, mereka merencanakan untuk pembangunan besar-besar yang nantinya direncanakan akan menjadi pabrik dengan luas lebih dari 35 hektar.
Pabrik yang begitu besar tersebut, tentu juga membutuhkan tenaga kerja yang juga banyak, dipeerkirakan pabrik ini membutuhkan sekitar 20.000 tenaga kerja, jumlah tersebut akan dipriorotaskan untuk warga lokal, yang berdomisili disekitar desa Jagapura, Kersana
Disaat banyak pabrik melakukan PHK, PT. TSH malah melakukan perekrutan besar-besaran.Â
Tak Semuanya Orang Brebes.
Meskipun memang memprioritaskan warga Brebes, namun beberapa karyawan yang dulunya bekerja di PT SYF masih dipertahankan dan ikut pindah ke PT TSH.
Para karyawan yang dulunya tinggal di Tanggerang ini, merasa keheranan saat pindah ke Brebes, biaya hidup di Brebes ternyata lebih mahal dari yang mereka bayangkan.
Biaya hidup tersebut tidak sebanding dengan besarnya UMK Brebes yang hanya sekitar Rp 1,8 juta, untuk biaya uang kost yang ada di dekat pabrik, dibutuhkan biayanya sekitar Rp 600-700 ribu, lalu untuk sekali makan, ternyata tak cukup dengan uang Rp 20 ribu.
Warga Brebes yang membaca tulisan ini, mungkin akan keheranan, masak iya untuk sekali makan harus mengeluarkan uang lebih dari Rp 20 ribu rupiah, memang makanan seperti apa yang dimakan?
Makanan yang dimakan seperti makanan pada umunya yaitu nasi dengan berbagai lauk, atau biasa disebut "nasi rames", hanya dengan nasi rames dan es teh, ternyata harus membayar sampai Rp 25 ribu.
Hidup di Brebes Mahal.
Sebenarnya Brebes ada di mana?
Bukankah masih ada di Jawa Tengah?
Saat saya masih bekerja di Semarang, yang memiliki UMK lebih tinggi daripada Brebes, saya tidak pernah menjumpai makanan dengan harga setinggi itu.
Keadaan ini disebabkan oleh warga Brebes yang memiliki "kiblat" wilayah pabrik seperti di JABODETABEK Bekasi, harga makanan yang ada di Brebes dibuat bersaing seperti harga makanan di sana.
Warga Brebes beranggapan para tenaga kerja di Brebes pastilah memiliki dompet yang sama dengan mereka yang bekerja di pabrik di wilayah Jakarta.
Kan, sama-sama kerja di pabrik.
Penutup.
Secara pribadi saya menentang keputusan pemerintah untuk tidak menaikan UMP di tahun 2021, jika UMP tidak naik, maka tenaga kerja di Brebes akan semakin merasa kesulitan, dengan biaya hidup yang tidak murah di Brebes.
Eh tapi nanti kalo gajinya naik, harga makanannya juga bisa ikut naik dong.
Haduh susah,
Salam Hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H