Jogja adalah kenangan.
Saat ini saya mengatakan demikian, namun beberapa lalu saat saya masih tinggal di Jogja, saya sudah sangat jenuh dan sangat ingin meninggalkan Jogja. Di fase ini saya bisa mengatakan  jika  saya benci dengan Jogja.
Bagaimana tidak, saat itu saya tak kunjung menyelesaikan perkuliahan saya, sementara banyak kawan saya sudah lulus dan meninggalkan Jogja.
Kota pelajar  itu terasa menjadi sangat membosankan, banyak sudut kota Jogja sudah saya jelajahi bersama kawan-kawan kuliah. Kembali mengunjunginya hanya akan membuat ingatan lama kembali, dan perasaan sebal karena sudah ditinggalkan oleh kawan-kawan kuliah muncul.
Menemukan Kawan Baru.
Waktu berlalu, dan tugas akhir saya juga tak kunjung rampung. Di bagian ini saya malah menemukan kawan-kawan pengganti. Kawan-kawan ini adalah kawan yang saya temui saat mengikuti komunitas lari Playon Jogja, komunitas relawan dan lainnya.
Kawan-kawan baru saya ini bukan hanya mereka yang berstatus mahasiswa, ada yang sudah bekerja, ada yang sudah menikah dan berkeluarga, bahkan saya pernah menemui anggota komunitas lari yang seumuran dengan orang tua saya.
Berasal dari Berbagai Daerah.
Mereka  ini  berasal dari daerah yang beragam, masyarakat Jogja bukan hanya orang jawa, ada banyak orang yang datang dari berbagai daerah. Ada yang dari Padang, Palu, Makasar, Medan dan lainnya.  Mereka jatuh cinta dengan Jogja dan tinggal menetap di kota yang nyaman ini.
Tidak heran jika bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat Jogja bukanlah bahasa Jawa melainkan bahasa Indonesia, karena Jogja sedianya sudah jadi Indonesia Mini, yang dipenuhi oleh berbagai orang dari berbagai daerah di nusantara.
Tak Cuma dari Indonesia, di beberapa kesempatan saya juga pernah menemui warga asing (bule) yang sudah kerasan tinggal di Jogja, beberapa dari mereka bahkan sudah mahir berbahasa  Indonesia dan Jawa.
Suasana Jogja yang Nyaman.
Jogja berhati nyaman.
Kota Jogja bukan kota metropolitan yang besar, tidak ada gedung pencakar langit di Jogja, ini membuat suasana di Jogja tidak terasa di kota metropolitan macam Jakarta, sementara ada banyak fasilitas yang dapat kita akses dengan mudah saat berada di Jogja.
Saya ingat dulu saat jenuh menggerjakan tugas akhir, saya lantas keluar dan menggunakan sepeda motor lalu menuju Tugu  dan mengitari jalan Malioboro, tidak ada maksud apa-apa hanya sekedar iseng saja. Wisata singkat ini bisa dilakukan tak sampai satu jam, karena kota Jogja tidak begitu luas.
Kenyataan ini baru saya sadari setelah saya bekerja dan meninggalkan Jogja, beberapa kali setelah singgah dan tinggal di berbagai kota, ternyata tidak ada yang seistimewa dan senyaman kota Jogja.
Jogja mungkin sekarang macet, karena semakin hari semakin banyak yang tinggal dan menetap di Jogja, namun percayalah kemacetan Jogja masih belum apa-apa dibandingkan dengan Bekasi dan Jakarta.Â
Selamat Ulang Tahun Kota Jogja.
Hari ini (7/10) adalah hari ulang tahun kota Jogja yang ke 264.
Saya ingat tanggal tersebut, karena saya dulu pernah menjadi relawan untuk acara peringatan ulang tahun kota Jogja yang bernama "Wayang Jogja Night Carnival " di tahun 2017 lalu.
Acara tersebut berupa pawai yang menghadirkan perwakilan dari berbagai kecamatan di kota Jogjakarta. Peserta pawai ini mengenakan kostum dengan tema wayang dan menghibur para penonton yang menyaksikan di sepanjang jalan sekitar Tugu Jogjakarta.
 Puncak dari acara wayang ini, adalah adanya video maping yang membuat Tugu Jogjakarta berubah menjadi berbagai warna, sungguh sangat menyenangkan bisa menyaksikan acara ini dan menjadi bagian masyarakat Jogja.
Lebih lanjut mengenai seperti apa acara ini anda bisa membaca tulisan saya yang berjudul  "Wayang Jogja Night Carnival 2017".
Penutup.
Jogja sudah jadi kenangan.
Ada kenangan kuliah, kenangan bersama kawan-kawan komunitas, dan banyak lainnya. Semoga tak lama lagi saya bisa singgah di kota kenagan ini, tentu saat pandemi ini sudah berlalu.
Jogja, semoga tetap menyimpan kenangan baik dan selalu istimewa.
 Baca Juga : "Batik Night Run", Cara Komunitas Lari Peringati Hari Batik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H