Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Belum Pasti Jadi Kawasan Industri, Pelamar Kerja di Brebes Membludak

19 Juni 2020   10:23 Diperbarui: 20 Juni 2020   21:23 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ramainya para pelamar kerja : source : Tribunnews.com (Dok Tribunews/Herudin) 

"Lur, ana info loker ora ?"

Sebuah pertanyaan muncul di grup facebook "Loker Brebes", pertanyaan yang menggunakan bahasa brebesan itu jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia adalah "saudara-saudara ada info lowongan pekerjaan tidak ya?"

Berita mengenai Brebes yang akan menjadi kawasan industri memang cukup hangat diperbincangkan beberapa waktu lalu, berita ini muncul setelah ada rencana relokasi industri milik Amerika Serikat dari Cina ke Indonesia.

Brebes disebut menjadi pilihan yang tepat, mengingat masih banyak lahan kosong dan banyak faktor lain yang sangat mendukung, lebih lanjut mengenai ulasan ini bisa Anda baca di tulisan "Berubah Menjadi Kawasan Industri, Bawang Merah Akan Hilang dari Brebes ?".

Brebes Tak Jadi Kawasan Industri
Namun kepastian jika Brebes menjadi kawasan industri makin hari bukannya makin jelas, malah makin tidak jelas, belum lama malah muncul kabar jika Brebes tidak akan menjadi kawasan industri, kawasan industri dari Amerika Serikat ini, nantinya akan dipindahkan ke daerah lain.

"Mengenai proyek pembangunan kawasan industri di Brebes, kemungkinan akan diubah ke Batang, tapi hal masih terlalu dini untuk dibicarakan," ungkap Menteri BUMN, Erick Thohir melalui video conference pada (9/6) lalu.

Menteri BUMN Erick Thohir | source : Kompas.com (Dok. Akhdi Martin Pratama) 
Menteri BUMN Erick Thohir | source : Kompas.com (Dok. Akhdi Martin Pratama) 

Permasalahan banyaknya pembebasan lahan yang harus diselesaikan, disinyalir menjadi salah alasan kenapa Brebes tidak dipilih menjadi kawasan industri baru tersebut, mengingat kawasan industri ini akan dibangun secara cepat, maka diperlukan tempat yang sudah lebih siap dari Brebes.

Keputusan ini memang masih belum final, tapi lambat laun Brebes akan menjadi kawasan industri adalah hal yang saya percaya, meskipun tidak dalam waktu dekat, mengingat saat ini jumlah pabrik makin lama makin bertambah di wilayah kabupaten Brebes.

Transformasi warga Brebes yang dulunya berprofesi sebagai petani menjadi karyawan pabrik juga sudah sangat terasa, seperti contoh kejadian yang saya tuliskan di awal,grup facebook tersebut selalu ramai oleh para pemburu lowongan pekerjaan yang ada di wilayah Brebes.

Tertipu Info Loker
Hari Senin (15/6) lalu ada info jika pabrik garment PT. Daehan Global sedang membuka lowongan pekerjaan. Mendapati info tersebut banyak sekali warga Brebes yang berbondong-bondong mendatangi pabrik yang berada di desa Cimohong, kecamatan Bulakamba tersebut.

Tapi ternyata dari pihak pabrik mengatakan jika tidak ada lowongan pekerjaan untuk karyawan baru, lantas para pelamar tersebut dipersilahkan untuk pulang kembali.

Info mengenai lowongan kerja di PT tersebut ternyata bukan berasal dari sumber yang yang jelas, sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenaran dari informasi lowongan pekerjaan tersebut.

ramainya pelamar kerja di PT Daehan Global | Source : Grup Facebook Loker Brebes
ramainya pelamar kerja di PT Daehan Global | Source : Grup Facebook Loker Brebes

Kondisi yang Sulit

Saya pribadi tidak menyalahkan para pelamar kerja dan tidak pula menyalahkan pihak pabrik tersebut, kondisi saat ini memang sedang sulit.

Banyak warga Brebes yang dulunya merantau di kota besar terpaksa kehilangan pekerjaannya karena dampak pandemi covid-19 dan pulang ke rumah menjadi pengangguran, membuat mereka sangat menginginkan untuk bekerja kembali.

Menjadi petani sudah bukan pilihan yang sesuai untuk mereka, menjadi karyawan pabrik adalah pilihan yang lebih sesuai dan "bergengsi" untuk mereka saat ini.

menjadi petani sudah mulai ditinggalkan oleh warga brebes | Source : jateng.tribunnews.com (Dok. Mamdukh Adi Priyanto) 
menjadi petani sudah mulai ditinggalkan oleh warga brebes | Source : jateng.tribunnews.com (Dok. Mamdukh Adi Priyanto) 

Mendapati ada informasi lowongan pekerjaan di salah satu pabrik besar, membuat mereka tidak mempedulikan kejelasan informasi tersebut dan langsung saja menyerbu pabrik garment ini.

Kejadian semacam ini sebenarnya bukan hanya terjadi kali ini, beberapa waktu lalu ada pabrik yang tidak pernah memberikan kejelasan apakah pabrik tersebut membuka lowongan pekerjaan atau tidak, satpam yang berjaga tidak pernah berani memberi kejelasan mengenai info lowongan pekerjaan di pabrik tersebut.

Para pelamar kerja yang kesal memutuskan untuk mendatangi pabrik tersebut di malam hari dan "berjaga" sampai keesokan harinya di pintu gerbang pabrik tersebut. Perilaku ini membuat pihak pabrik kesal, sehingga tak lama kemudian langsung ada tulisan besar di depan pabrik

"Tidak Ada Lowongan Pekerjaan"

Setiap ada pelamar kerja yang mendatangi pabrik tersebut, maka pihak satpam akan mengusir pelamar tersebut.

Penutup

Sebelum ada pandemi Covid-19 ini, warga Brebes sudah punya masalah mengenai pekerjaan karena banyak pabrik garmen hanya memperkerjakan perempuan, sedangkan laki-laki tidak mendapatkan pekerjaan.

Permasalahan ini makin lama bukannya selesai malah makin bertambah karena situasi pandemi Covid-19 ini, karena para laki-laki yang dulunya merantau ke kota besar kini pulang dan tidak bisa bekerja di pabrik yang ada di Brebes.

Semoga tingginya pengangguran akibat Covid-19 ini di Brebes bisa diatasi, tapi sejatinya bukan hanya Brebes saja yang mengalami peningkatan jumlah pengangguran, banyak wilayah lain juga mengalami permasalahan ini, semoga saja permasalahan tingginya pengangguran di Indonesia bisa diselesaikan.

Baca Juga : "Berkat Mr. Lockdown, Kota Tegal Sudah Siap Menjalani New Normal" 

Dok. Kombes
Dok. Kombes

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun