Kejadian ini tidak pernah saya temui sebelumnya saat saya berlari, orang orang yang bersepeda hampir tak pernah menghiraukan keberadaan diri saya ketika berlari, beda sekali jika saya bersepeda dan menggunakan sepeda bemerek "P" tersebut.
Faktanya memang merek sepeda "P" ini menurut beberapa orang adalah merek sepeda keren sehingga bukan orang biasa yang bisa memiliki tersebut, bisa dikatakan saya menjadi keren karena sepeda saya tersebut.
Tapi ini tidak membuat saya besar kepala, karena sebenarnya saya masih lebih menyukai lari daripada bersepeda, hehe
Saya pribadi sangat menyayangkan kejadian yang terjadi di sebuah kafe di Semarang beberapa waktu lalu, di mana beberapa anak muda, masuk ke dalam kafe tanpa mau turun dari sepeda mereka dikarenakan takut sepeda "mahal" mereka akan hilang, ini membuktikan mereka sudah melupakan etika dan lebih mementingkan harga sepeda mereka.
Tulisan lebih lanjut mengenai kejadian ini telah ditulis oleh kompasianer Reno Dwiheryana dalam tulisannya yang berjudul "Jangan Norak Bersepeda Juga Punya Etika".
Penutup.
Saat ini budaya bersepeda sedang naik, hampir semua toko sepeda kebanjiran pengunjung yang ingin membeli sepeda. Hal ini dikarenakan sepeda menjadi olahraga yang dapat dilakukan dengan mudah.
 "Bike to work" atau bekerja menuju tempat kerja dengan bersepeda menjadi pilihan untuk transportasi  menuju ke kantor setelah ada aturan "physical distancing" yang akan susah dilakukan jika berada di kendaraan umum.
Dengan bersepeda selain bisa menjaga physical distancing bersepeda menjadi olahraga yang dapat menjaga kebugaran tubuh sehingga terhindar dari  Covid-19.