Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Dulu Sudah Ada Sepeda, Kenapa Orang Baru Ramai Bersepeda Sekarang?

17 Juni 2020   17:14 Diperbarui: 25 Juni 2020   08:15 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Golongan olahraga kardio lain yang sudah cukup dikenal banyak orang adalah lari, beberapa orang malah lebih memilih bersepeda dibanding berlari, karena bersepeda membutuhkan energi yang lebih sedikit serta tekanan yang lebih ringan untuk persendian.

Penjelasan mengenai olahraga lari dan bersepeda bisa anda baca di tulisan yang berjudul  " Ingin Berlari Lebih Jauh ? Cobalah Bersepeda"

Bersepeda Menjadi Gaya Hidup

 Setelah bersepeda menjadi olahraga, bersepeda berkembang lagi menjadi gaya hidup, sepeda yang digunakan tidak boleh sembarangan, harus ada teknologi tertentu yang memudahkan orang dalam "gowes" sepeda.

Tak hanya teknologi yang diperhatikan, merek dan estetika dari desain sepeda juga membuat harga sepeda melambung tinggi, tak heran jika ada sepeda yang harganya sampai ratusan juta rupiah.

Sepeda Bromton yang memiliki harga mahal | Source : Kompas.com (Dok. Shutterstock)
Sepeda Bromton yang memiliki harga mahal | Source : Kompas.com (Dok. Shutterstock)

Bersepeda dengan sepeda seharga ratusan juta rupiah sejatinya sama saja dengan sepeda yang seharga ratusan ribu rupiah saja, jika melihat fungsinya sebagai alat untuk berolahraga, tapi jika melihat "gengsi"nya tentu jauh berbeda.

Harga sepeda yang mahal menunjukan betapa tingginya strata sosial yang dimiliki si pemilik sepeda tersebut.

Menjadi Keren Karena Sepeda.

Saya memiliki pengalaman terkait hal ini, saya memiliki sebuah sepeda buatan asli Indonesia dengan merek berinisial "P", harga sepeda ini tak sampai ratusan juta rupiah, masih dalam kisaran satu digit tentunya.

Saat saya bersepeda dengan sepeda tersebut, hampir semua orang bersepeda yang berpapasan dengan saya pasti akan menyapa saya dengan ramah, anehnya pandangan mereka awalnya tak tertuju langsung kepada saya, melainkan tertuju pada sepeda yang saya kendarai, lalu kemudian menuju wajah saya dan barulah menyapa saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun