Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sampai Hari Ini Tegal Masih Lockdown

16 April 2020   10:50 Diperbarui: 17 April 2020   06:59 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutupan Kota Tegal Source: Kompas.com/Tresno Setiadi

"Tegal masih lockdown soalnya, jadi banyak warung yang tutup"

Itu kata mas tukang parkir, saat kemarin (14/4) saya mendapati warung soto "pasar senggol" tutup.

Dikarenakan ada kebutuhan mendesak , saya yang tinggal di Brebes, terpaksa berangkat menuju kota Tegal, dan sesampainya di kota Tegal karena bertepatan dengan jam makan siang, saya hendak makan siang di tempat makan langganan saya yaitu soto psar senggol.

Tapi ternyata warung soto yang sudah saya kenal sejak kecil ini tutup, sungguh tidak biasa. Terlebih apa yang dikatakan tukang parkir, mengenai lockdown. Bukankah lockdown di kota Tegal dibatalkan? Kenapa ini masih lockdown ?

Beberapa pekan lalu, tepatnya tanggal (30/3) Kota Tegal mulai memberlakukan lockdown, di mana semua akses masuk ke Kota Tegal, kecuali ruas jalan pantura yang menuju luar kota, ditutup.

Tidak tanggung-tanggung, penutupannya dilakukan menggunakan beton yang hanya bisa dipindahkan jika menggunakan alat berat.

Penolakan Dari Masyarakat

Tetapi keputusan tersebut memicu berbagai polemik, banyak yang tidak menyetujui keputusan dari Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono ini.

Keputusan tersebut terkesan bertindak sendiri tanpa mengindahkan perintah dari pemerintah pusat, banyak pula warga Kota Tegal, terutama para pedagang dan masyarakat kecil yang akan sangat merasakan dampaknya.

"Terkait lockdown, pemerintah harus jelas dan tegas bersikap, jangan terkesan sendiri sendiri dalam memberikan statement, jika seperti ini kasihan masyarakat, karena kebijakan apapun saat ini akan terasa di masyarakat"

Ungkap ibu Nur Nadlifah salah satu tokoh masyarakat di Tegal. Beliau ini adalah anggota DPR RI  Komisi IX dari fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), yang mewakili dapil IX jateng, yang meliputi Tegal, Slawi, dan Brebes.

Komisi IX sendiri tugasnya meliputi bidang kesehatan, kependudukan, dan ketenagakerjaan, jadi  tidak perlu meragukan pernyataan dari beliau ini, karena memang berasal dari bidang yang sesuai.

Ibu Nur Nadlifah | jpnn.com
Ibu Nur Nadlifah | jpnn.com
Ditolak Presiden

Selain penolakan oleh tokoh masyarakat yang berasal dari Tegal sendiri, penolakan muncul dari gubernur Jawa Tengah, bapak Ganjar Pranowo. Menurut bapak Ganjar, yang dilakukan Kota Tegal bukan lockdown, melainkan hanya isolasi terbatas.

Polemik ini kemudian berkahir saat bapak presiden Joko Widodo, menyampaikan jika daerah setingkat kota dan kabupaten tidak diperbolehkan melakukan lockdown.

Lockdown di Tegal yang sedianya akan dilakukan sampai (30/7) nanti, hanya berlangsung selama 3 hari saja, tanggal (2/4) lalu, beton yang menutup jalanan kota Tegal dibongkar.

Tapi kenapa Tegal masih dikatakan lockdown?

Lockdown yang dimaksud mas tukang parkir ini adalah lockdown versi Tegal, bisa mungkin kita menyebutnya sebagai TeLo (Tegal Lockdown).

Lockdown ini berbeda seperti halnya negara-negara Eropa, berbeda pula dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang berlaku di daerah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

Baca: Menyoal Pemahaman Warga +62 Mengenai Lockdown dan PSBB

Memang sudah tidak ada beton di akses jalan masuk menuju kota Tegal, yang ada hanya pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas bagi yang hendak masuk ke Kota Tegal.

Dampaknya, tempat ramai seperti alun-alun dan rumah makan ditutup. Ini membuat kondisi Kota Tegal terlihat jauh lebih lenggang dari biasanya.

Penutup

Saya memang bukan warga asli Kota Tegal, tapi melihat suasana Kota Tegal yang lenggang menjadi terasa asing, ingin rasanya segera melihat kota Tegal seperti dulu lagi. Semoga pandemic covvid 19 ini segera usai.

Tetapi doa dan harapan saja tidak cukup untuk mengusir coid 19 ini, kita perlu melakukan apa yang dihimbau pemerintah untuk melakukan physical distancing serta rajin mencuci tangan dan tak lupa memakai masker jika keluar rumah.

Referensi:
1,2,3

Dok.Kombes
Dok.Kombes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun