Sungguh baik memang sahabat pena saya ini, tapi sayangnya saya tidak membalas perbuatan baiknya ini, saya tidak pernah membalas surat tersebut.
"ah, tulisanku jelek"
"nggak tau mau nulis apa"
Itu adalah dalih saya kenapa tidak mau membalas surat tersebut dulu, aneh juga menurut saya, berkomunikasi dengan orang asing yang tidak pernah kita temui secara nyata.
Sahabat Pena Sekarang.
Saya tidak tahu bagaimana keadaan si sahabat pena saya dulu itu, untuk nama dan alamatnya saja saya skarang sudah lupa, saya hanya ingin mengucapkan permintaan maaf karena tidak membalas suratnya, dan tidak mau menjadi sahabat penanya.
Nampaknya sekarang sahabat pena hanya ada di dongeng atau cerita fiksi, karena berkomunikasi dengan surat sudah ditinggalkan, sudah ada banyak cara berkomunikasi yang lebih cepat tanpa perlu menunggu berhari hari seperti waktu berkirim kirim surat.
Di era digital ini, sahabat pena memang sudah ditinggalkan, tapi konsepnya masih ada, konsep berkomunikasi dengan orang asing yang tak pernah ditemui secara langsung banyak kok, contohlah orang yang bertemu garagara berkenalan di facebook, twitter, instagram atau aplikasi pencari jodoh macam tinder.
Bukankah konsepnya sama seperti sahabat pena? Yang membedakan adalah medianya, dulu kertas sekarang menggunakan gawai.
Tak sedikit dari yang dulunya hanya sahabat pena lantas kemudian bertemu, lalu merasa cocok dan menuju pernikahan, begitu pula sekarang ini, dari kenalan via online lalu ketemuan, lantas cocok, lalu menikah.
Tapi kenapa dulu tidak ada berita jika ada korban pemerkosaan atau pembunuhan karena menjadi sahabat pena.