“Ha...ha...ha..., itu salahmu sendiri,” sebuah suara tiba-tiba memecah keheningan. Han terkejut. Ia berusaha mencari suara tersebut.
“Siapa itu?” tanyanya lantang.
“Aku temanmu,” jawab suara tersebut.
“Teman? Kalau kau memang temanku, tampak kan wujud mu,” ucap Han.
“Tenang Kawan, jangan emosi. Kau tidak mampu melihatku, tapi aku bisa melihatmu,” kata suara itu.
“Sebenarnya kau siapa?” tanya Han lagi sambil matanya menjelajah setiap ruang kamar.
“Panggil saja aku Si Tanpa Nama. Aku temanmu,”.
“Si Tanpa Nama? Apa maumu?”.
“Aku hanya ingin membantumu. Apalagi saat ini kau sedang membutuhkan sejumlah uang. Saranku, buang jauh-jauh keinginanmu untuk menjadi seorang Penulis,”.
“Kenapa kau bilang begitu?” tanya Han
“Ha...ha...ha... jangan berlagak bodoh kamu Han. Lihat kenyataan, lihat sekelilingmu. Apa yang bisa diharapkan dari menulis? Berapa honor yang bisa kamu dapat! Menjadi Penulis tidak akan bisa membuatmu kaya,” ejek Si Tanpa Nama.