***
Perkembangan aturan pergantian pemain di sepakbola telah dimulai sejak 1958, namun hingga tahun 1987 aturan tersebut masih dibatasi, satu hingga dua pergantian saja. Peraturan kian berkembang memasuki era pertengahan 90an dimana pemain pengganti bisa dilakukan sebanyak tiga kali.
Hingga kini, peraturan pergantian pemain kembali mengalami perubahan semenjak liga sepakbola Eropa serentak berhenti karena pandemi virus Covid-19 salah satunya terkait pergantian pemain gegar otak.
Aturan yang terbaru ini awalnya dipicu salah satunya adalah insiden yang terjadi antara David Luiz yang bertabrakan dengan Raul Jimenez dalam laga Arsenal vs Wolverhampton,pada  29 November 2020 laku. Luiz mendapat cedera gegar otak, sedangkan Jimenez mengalami retak tulang tengkorak alias fraktur.
Setelah pihak Premier League mengkaji soal pergantian ini akhirnya sudah mula diberlakukan  Walau begitu, tetap ada batasan. Pihak Premier League hanya mengizinkan maksimal dua pemain pengganti gegar otak untuk setiap tim. Pergantian gegar otak tambahan ini dapat dilakukan terlepas dari jumlah pergantian yang telah dilakukan tim.
Muncul aturan soal pemain pengganti gegar otak ini menandakan keinginan federasi sepakbola Inggris (FA) dan  Premier League untuk berada di garda terdepan dalam melindungi pemain sepak bola.
Bahkan soal pergantian pemain khusus cedera kepala ini, kabarnya sudah disetujui oleh Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) pada Desember 2020 lalu.
Selain itu, para pengurus sepakbola di Inggris itu pun akan terus mengkampanyekan soal aturan baru itu dan memimpin dalam meminta otoritas sepak bola dunia untuk mengatasi masalah sepak bola dan cedera otak.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI