Dari segelintir catatan itu, nyatanya West Ham memang bermain impresif.
Jelang menghadapi Leeds ini, mereka harus kehilangan salah satu pemain andalannya di bek kiri yakni Arthur Masuaku yang harus menepi karena operasi lututnya. Tak ayal Moyes pun harus putar otak.
West Ham yang biasanya bermain dengan pola 3-4-3, kali ini mereka memainkan plan B nya yaitu kembali ke formasi 4 bek. Dimana peran Masuaku diganti oleh Said Benrahma sekaligus merubah formasi menjadi 4-4-1-1.
Benrahma yang notabene adalah winger dipasang di belakang striker tunggal, Sebastien Haller. Empat pemain tengah diisi Pablo Fornals, Tomas Soucek, Declan Rice dan Jarrod Bowen.
Sementara itu empat bek digalang oleh Aaron Cresswell, Angelo Ogbonna, Fabian Balbuena dan Vladimir Coufal. Rencana B dari Moyes ini ternyata dapat bekerja seefektif plan A.
Lantas apa kunci sukses lain West Ham di Elland Road?
Dari dua gol yang tercipta dari West Ham, mereka ternyata cukup berbahaya di situasi bola mati. Para pemain seperti Soucek maupun Ogbonna sangat kuat dalam duel udara dan lihai memposisikan diri di kotak penalti.Â
Kombinasi skema set piece dari West Ham, terbukti efektif untuk menjebol gawang Leeds. Mereka seperti tahu apa yang menjadi kelemahan dari tim lawannya dan bisa mengeksploitasi hal tersebut.
Inilah kenapa Leeds United bisa kecolongan dari situasi tersebut, sang arsitek Marcelo Bielsa sepertinya harus membenahi defense set piece mereka. Agar kelemahan yang terlihat itu tidak kembali nampak di laga selanjutnya.
Secara statistik, West Ham menjadi tim ketiga yang paling sering menang duel udara sedangkan Leeds ada di peringkat 16. Ini juga terlihat dari statistik gol dari set piece (bukan penalti). West Ham, Chelsea dan Southampton menjadi yang teratas, sedangkan Leeds jadi tim yang paling sering kebobolan dari situasi tersebut.
Usai laga tersebut, seperti dikutip dari Football London David Moyes mengatakan bahwa dua gol yang tercipta dari set piece tersebut bukanlah dari perencanaan strategi yang ia terapkan.