Sahabat yang asyik diajak ngobrol itu telah tiada
Man, mungkin di Ramadan kali ini seandainya kamu masih ada. Mungkin kamu akan bercerita kepadaku yang jomblo ini, gimana rasanya sahur dan berbuka puasa bersama istrimu yang baru kau nikahi di bulan September tahun lalu. Saya selalu ingat kamu selalu menyanjung istrimu itu yang menurutmu adalah begitu perhatian dan penuh kasih sayang.
Soal istrimu kita pernah saling guyon, waktu aku berkunjung ke tempat kerja mu di Dobo, Kota Banjar.
"Enak ya man kalau masih perawan," tanyaku sambil ketawa ketiwi.
"Ah biasa saja yud, itu mah atuh rahasia pribadi, makanya cepat nikah yud," jawabnya membalas tawaku.
Mungkin juga kamu akan memamerkan sebuah rumah yang sedang kamu bangun dari hasil kerja kerasmu dari sebuah impian yang sudah menjadi kenyataan. Aku ingat dua minggu sebelum kamu meninggalkan dunia ini, dirimu update di WA story soal bangunan rumah.
Aku mengomentari hal itu, " Alhamdulillah atuh Man, kalau sudah mulai membangun rumah," ujarku ikut senang.
Dan kamu membalas dengan penuh perhatian... "ayo Yud kamu juga pasti bisa dan mungkin uangmu lebih banyak daripada aku."
"Ah man kamu mengigau, sejomblonya aku, aku ga punya duit banyak" jawabku waktu itu kepadamu.
Terakhir, apalagi kalau bukan soal bola. Man, kamu adalah partner saya soal bincang bola dan kamu pasti mengetahui hal itu. Dikala aku mulai bisa menulis soal bola di media online pun aku selalu bilang, meskipun kamu tak terlalu banyak mengomentari. Tapi ada satu hal yang selalu aku bayang, tiga hari sebelum kamu meninggal, tetiba chat WA kau kirim ke nomorku
"Persib kapan main lagi"? tanyamu.