Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikiran Sehat dalam Grup Media Sosial

14 April 2020   15:55 Diperbarui: 14 April 2020   16:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya yakin anda semua yang membaca tulisan ini di kompasiana sudah memiliki grup sendiri di media sosial baik itu whattsapp, facebook, atau yang lainnya. Media sosial memang sudah seperti makanan bagi sebagian besar masyarakat, seakan -- akan sehari tanpa meluncur di media sosial terasa ada yang kurang dalam hari itu. 

Salah satu sifat dasar manusia adalah ingin terus menunjukkan eksistensinya dan media sosial adalah salah satu penyalur yang sangat efektif bagi manusia untuk menunjukkan eksistensinya. 

Media sosial mana yang dipilih oleh masyarakat ? tentu semua tergantung masyarakatnya sendiri, karena setiap media sosial memiliki kelebihan masing -- masing.

Media -- media sosial yang ada sekarang juga dapat dibuat grup -- grup, sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut terlibat aktif dalam tema tertentu sesuai dengan grup -- grup media sosial. Ada grup berdasarkan tempat bekerja, tempat asal sekolah mulai dari SD, SMP, SMA hingga Fakultas dan Universitas. 

Ada juga berdasarkan komunitas tertentu seperti komunitas agama, komunitas keahlian, komunitas pelatihan dan berbagai macam lagi. Bahkan karena saking banyak grup yang diikuti sering membuat salah kirim pesan untuk ke grup lain. 

Untungnya banyak anggota grup yang sudah mengerti dan memaklumi hal -- hal tersebut karena memang sudah bukan hal yang aneh lagi.

Sebenarnya ikut tergabung dalam sebuah grup di media sosial memiliki banyak keuntungan yakni informasi yang diterima sangat beragam dan sangat cepat, namun di situ juga kekurangannya. 

Tidak semua orang memiliki type yang sama dalam menerima informasi, ada mereka yang asyik -- asyik aja dengan beragam informasi yang datang, ada yang masa bodoh tetapi juga ada yang terganggu karena menganggap banyak informasi yang datang tidak sesuai dengan keinginannya.

Masuk menjadi anggota suatu grup media sosial di zaman sekarang ternyata lebih banyak dimasukkan begitu saja tanpa ada persetujuan terlebih dahulu, sehingga tidak aneh jika seseorang memiliki grup yang sangat banyak karena tiba -- tiba terdaftar dalam grup yang sebelumnya tidak pernah menawarinya. 

Namun banyak dari mereka kemudian mencoba bertahan dahulu dalam grup -- grup baru tersebut walapuna ada sebagian lagi yang keluar dari grup tersebut. 

Sebenarnya memasukkan orang -- orang ke dalam grup oleh admin tanpa persetujuan sebelumnya tidaklah etis, namun kemudian karena saking seringnya kejadian tersebut akhirnya dianggap lumrah. Bagi yang tidak setuju silahkan keluar sendiri.

Ikut dalam suatu grup tentu harus menerima konsekuensinya, yaitu HP kita tidak pernah sepi dari bunyi atau getar penanda pesan masuk. Semakin banyak grup yang diikuti semakin banyak tanda tersebut. Hal ini tentu karena setiap anggota dalam grup  memiliki perilaku yang saling berbeda sehingga tanggapan, pesan, komentar selalu menjadi ciri khas anggota suatu grup. Ada tipe orang yang suka melucu, ada yang suka gosip, ada yang lebih menyendiri dan sebagainya.

Ketika suatu tema di angkat terutama tema -- tema yang sangat krusial seperti kebijakan pemerintah, hampir bisa dipastikan grup media sosial akan sangat ramai komentar yang disampaikan.

 Ada yang serius, ada yang simpatik, ada yang pesimis, dan tentu ada yang berbantah -- bantahan. Memang sifat manusia salah satunya adalah suka berbantah -- bantahan, tidak di dunia nyata apalagi di dunia maya. 

Begitulah yang terjadi di dunia maya khususnya di media sosial. Bagi orang yang mudah terpancing emosinya, kalau komentarnya di lawan maka dia tidak akan sudi, pasti harus di lawan balik. Dan biasanya akan terjadi dua kubu atau tiga kubu. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju, dan ada yang cuek aja.

Kalau sudah terjadi saling berbantahan di grup, dan merasa saling benar, biasanya ada yang keluar dari grup, padahal sebenarnya yang keluar itu sahabat yang baik dari orang yang dibantahnya di dunia nyata. Namun demikianlah, kadang kalau berbantahan di media sosial terlihat lebih panas daripada berbantahan secara langsung. 

Di sinilah letak pikiran sehat dan jiwa yang lapang dalam menyikapi orang -- orang yang berbeda pendapat di suatu grup media sosial. 

Bila tidak mau saling mengerti yaa pasti pikiran kacau, hati panas, ujung -- ujungnya keluar dari grup. Tapi itu lebih baik daripada terus menerus berkelahi di grup, anggota yang lain pasti terganggu. 

Cuma yaa mohonlah kalau sudah ikut anggota di grup, pertahankan pikiran yang sehat, tidak berpikir bbaha hanya pendapat sendiri yang benar, dan mau mengerti orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun