Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dan harus dimiliki setiap orang untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang baik dapat memperkokoh pondasi negaranya. Tak ada satu negara di dunia ini yang melalaikan pendidikan bagi rakyatnya bila negara tersebut ingin maju dan besar. Â
Bagi Indonesia, pendidikan merupakan amanat yang harus ditunaikan karena merupakan salah satu tujuan bernegara yang dinyatakan dengan jelas dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.Â
Pendidikan memiliki dua aspek penting yakni aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Tujuan pendidikan nasional  sesuai dengan Undang -- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan yang dilaksanakan bagi siswa sekolah di zaman milenial tentu mempunyai sistem dan strategi yang berbeda dengan zaman sebelumnya. Zaman milenial merupakan zaman yang sangat berbeda dengan zaman -- zaman sebelumnya. Zaman milenial ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat sehingga mampu merubah cara berpikir dan bertindak manusia.Â
Contohnya, jika sebelumnya manusia memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan informasi dari belahan dunia lain maka di zaman milenial ini hanya cukup mengetik melalui ponsel yang terhubung dengan internet maka beberapa detik kemudian sudah muncul informasi yang diinginkannya. Kemudahan dan kecepatan akses itulah yang menyebabkan perilaku manusia berubah sangat signifikan.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat juga mengakibatkan banyak perubahan di bidang pendidikan. Contohnya sekitar tahun 1980 -- 1990an secara umum sekolah -- sekolah di Indonesia dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar masih menggunakan papan tulis hitam dan kapur sebagai alat bantu pengajaran oleh guru kepada para siswanya. Selain itu guru juga lebih banyak mendikte para siswanya melalui buku teks dalam mengajar.Â
Namun dengan perubahan zaman yang dipelopori oleh kemajuan teknologi, kegiatan belajar mengajar seperti di atas sudah ditinggalkan. Kini pembelajaran di tahun milenial lebih banyak menggunakan alat -- alat yang canggih seperti komputer atau laptop beserta internet di dalamnya. Sumber -- sumber ilmu pun tidak melulu dari apa yang disampaikan oleh guru. Para siswa leluasa mendapatkan informasi dari dunia maya untuk melengkapi informasi dari sekolah.
Keleluasaan dalam mengakses berbagai informasi yang dilakukan oleh para siswa dengan dukungan teknologi memang memberikan kemajuan luar biasa dalam cara berpikir.Â
Namun demikian tetap ada efek negatif yang dapat menghinggapi para siswa jika mereka tidak hati -- hati dalam menggunakan internet serta tidak menyaring berbagai informasi yang mereka akses, tetapi umumnya para siswa, yang mana semangat jiwa mudanya dan keingintahuannya sangat tinggi akan sangat mudah dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan diaksesnya melalui internet.Â
Jika yang ditirunya adalah hal yang positif tentu akan menambah nilai diri bagi siswa tersebut, namun bila yang ditirunya adalah hal yang negatif tentu akan dapat mengurangi nilai diri siswa. Keterbiasaan mendapatkan informasi yang didapat dari internet mampu mengubah cara berpikir dan bersikap para siswa.
Di zaman milenial sekarang sudah banyak kasus -- kasus di mana siswa -- siswa bersikap tidak baik kepada gurunya. Sikap -- sikap negatif tersebut diantaranya :
Membuat meme gurunya
Berkata kasar kepada guru
Memukul guru
Memanggil guru seperti panggilan kepada teman
Bersikap cuek terhadap perintah guru
Mengolok -- olok gurunya di media sosial
Karakter siswa milenial memang jauh berbeda dengan siswa zaman sebelumnya. Siswa milenial mempunyai tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi sehingga sering seperti tak sadar sikap mereka tidak terkontrol terhadap gurunya. Adanya perubahan karakter siswa milenial tentu harus disikapi oleh pemerintah dengan membuat strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa milenial, namun satu hal yang sangat penting adalah harus dimasukkannya pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah.
Membangun karakter seseorang tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karakter siswa milenial yang terjadi sekarang juga berasal dari proses yang cukup panjang. Sehingga pendidikan karakter bagi siswa harus selalu diberikan agar tetap sesuai dengan karakter luhur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter yang diberikan harus mengandung tiga unsur pokok yaitu : mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan (Lickona, 1991).Â
Sebenarnya pendidikan karakter lebih mengarah kepada pembentukan akhlak yang baik serta mental yang kuat. Pendidikan karakter memang sangat dianjurkan dimulai dari usia anak -- anak agar mudah menanamkan kebiasaan (habituasi) tentang sesuatu yang baik. Pendidikan karakter ini tentu saja memerlukan dukungan dari faktor -- faktor yang lain seperti peran agama dan peran lingkungan.
Nilai -- nilai dasar dalam pendidikan karakter yang diberikan kepada siswa menurut Kementerian Pendidikan Nasional mencakup empat nilai utama yaitu : kejujuran, ketangguhan, kepedulian, dan kecerdasan. Sedangkan pakar pendidikan karakter, Ary Ginanjar, mengungkapkan ada tujuh nilai utama untuk membangun  karakter yaitu : kejujuran, tanggung jawab, visioner, kedisipilnan, kerja sama, keadilan, dan kepedulian.Â
Apapun yang diberikan dalam pendidikan karakter bagi siswa di zaman milenial ini sudah seharusnya bertujuan membentuk siswa milenial mempunyai karakter yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H