Ia adalah sosok yang tidak asing lagi terutama bagi kalangan Karyawan Bank Aceh, Aminullah adalah mantan Direktur Utama Bank BPD Aceh, selama sepuluh tahun (2000-2010), kepemimpinanya dalam mengelola Bank Aceh diakui oleh banyak orang dan meraih berbagai penghargaan di tingkat nasional. Selama ia memimpin Bank BPD yang saat ini menjadi Bank Aceh, ia mampu Meningkatkan total asset PT Bank BPD Aceh dari Rp 660 Miliar menjadi Rp 13 Trilyun, mengembangkan PT Bank Aceh dari 35 Kantor menjadi 101 kantor, Menampung tenaga kerja dari 468 sumberdaya manusia menjadi 1.650 dan Predikat Unqualified Opinion sembilan tahun berturut.
Bang Carlos sapaan akrab Aminullah Usman ini aktif dalam berbagai organisasi terutama sepak bola, ia juga menduduki jabatan penting dalam berbagai organisasi. Aminullah yang tinggal di Punge ini diperkirakan akan kembali maju dalam pesta demokrasi 2017 mendatang, meski mesin politiknya belum jelas, namun gerak gerik dari Aminullah ini sudah terlihat mengarah pada tujuannya untuk kembali mencalonkan diri sebagai Walikota Banda Aceh.
Sosok Aminullah ini memang dikenal oleh berbagai kalangan, baik anak muda maupun tokoh masyarakat, ia dekat dengan berbagai kalangan, sehinga menjadi modal bagi dirinya untuk tidak membuka kran blog-blog komunitas dalam dunia pergaulannya. Ia yang maju pada pilkada 2012 silam mampu meraih 32,91% suara yaitu posisi kedua, menjadikan dirinya peluang yang amat besar untuk terpilih pada pilkada 2017 mendatang. Apalagi saingannya pada 2012 silam adalah Mawardy Nurdin dan Illiza Sa’aduddin Djamal, sedangkan Mawardy Nurdin telah meninggal pada tahun 2014 silam, tentu kepergian Mawardy Nurdin menjadikan kekuatan politik Illiza melemah, image pemerintahannya pun merosot tajam.
Masyarakat lebih melihat keberhasilan Alm. Mawardy Nurdin dibandingkan Illiza, sehingga kondisi tersebut menguntungkan Aminullah untuk memenangkan pilkada 2017 nantinya. Dalam kampanyenya 2017 mendatang, Aminullah punya nilai tawar yang bisa dimanfaatkan untuk kampanye, mengingat ia saat ini bukanlah pejabat public seperti kedua nama yang saya sebutkan yaitu Illiza Sa’aduddin Djamal (Walikota Banda Aceh) dan Teuku Irwan Djohan (Wakil Ketua DPR Aceh). Jika ia mendesain sebuah Visi Misi tentu lebih mudah dibandingkan dengan kedua calon lainnya, ia tidak terikat janji yang belum terpenuhi kepada masyarakat.
***
Pemilihan Walikota Banda Aceh periode mendatang memang masih sangat lama, yaitu April 2017, namun desas desus terhadap siapa-siapa saja yang akan bertarung dalam pesta demokrasi tersebut sudah sangat hangat. Dalam hemat penulis, ketiga nama yang di sebutkan diatas menjadi sosok sosok yang amat diperhitungkan dalam hajatan 5tahunan itu, namun jika kemudian muncul nama nama lainnya, dapat diperkirakan hanya akan menjadi bumbu bumbu demokrasi yang kemudian dianggap sebagai pelengkap dari setiap hiburan rakyat 5tahunan itu.
Lalu muncul pertanyaan, Siapakah pilihan warga kota dari ketiga sosok tersebut?, pertanyaan tersebut hanya akan terjawab usai pesta demokrasi 5tahunan itu dilaksanakan, tidak ada yang mampu menjawab dengan kepastian, karena mengingat semua punya peluang untuk menang.
Dan ketiga sosok tersebut, sama sama memiliki kelemahan dan kelebihan, yang jika disatukan akan memberikan manfaat bagi warga kota untuk membangun sebuah peradaban. Mereka memang sosok sosok ideal untuk dijadikan pemimpin kota pada periode mendatang.
Bicara tentang peradaban, saya teringat kembali debat kandidat Calon Walikota Banda Aceh pada tahun 2012 silam di Hotel Hermes Palace, waktu itu sang Calon Walikota nomor urut 5 TB Herman sempat menyinggung “Bagaimana kita membangun sebuah peradaban, jika perut masih kosong”.
Semoga saja yang terpilih dalam pemilihan Walikota Banda Aceh tahun 2017 mendatang, mampu mengisi perut Warga Kota dan sekaligus membangun sebuah peradaban yang didambakan oleh masyarakatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H