A. Pendidikan Berdiferensiasi
Setelah munculnya pendidikan inklusif atau pendidikan yang memberikan hak-hak kepada anak-anak yang membutuhkan layanan khusus untuk mengenyam pendidikan di sekolah regular dan belajar bersama anak-anak umum lainnya. Kini muncul juga pembelajaran berdiferensiasi yang bisa dibilang sebagai subset dari pendidikan inklusif.Â
Lantas apa itu pendidikian berdiferensiasi?. Tomlinson (2000) mengemukakan bahwa Pembelajaran Berdiferensiasi adalah sebagai bentuk proses pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan  disesuaikan terhadap keragaman kebutuhan belajar setiap peserta didik. Pemenuhan kebutuhan peserta didik tersebut tidak bermakna bahwa pendidik harus mengajar dengan banyak cara yang disesuaikan dengan banyaknya peserta didik. Jika dalam satu kelas terdapat 24 peserta didik bukan berarti pendidik harus mengajar dengan 24 cara. Â
Bukan juga mengikuti konsep konvesional yang memperbanyak kuantitas/jumlah soal yang diberikan kepada anak yang memiliki kemampuan yang lebih dari temannya dan selalu lebih dulu selesai mengerjakan soal dari yang lainnya atau guru mengkondisikan pembelajaran yang dibuat berdasarkan tingkat kecerdasannya.Â
Tidak pula karena Menghamba pada murid guru menjadi robot yang melayani semua murid dengan waktu yang sama. (Perlu diingat bahwa konsep menghamba pada anak menurut Ki Hajar Dewantara di sana bukan seperti itu akan tetapi bagaimana guru mengarahkan dan menuntun anak untuk bisa hidup sesuai kodrat zaman dan alamnya baik sebagai manusia individu maupun bagian dari masyarakat).
Ada beberapa strategi diferensiasi yang dapat dilakukan guru supaya ruh dari pembelajaran berdiferensiasi itu dapat tersampaikan
1. Diferensiasi konten
Makna Konten sendiri adalah apa yang diajarkan pendidik pada murid dengan memperhatikan kategori kebutuhan belajar murid yang meliputi : 1) Kesiapan belajar (readiness) murid, 2) Minat murid, dan 3) Profil belajar murid. Konten harus disesuaikan dengan kebutuhan murid. Konten tersebut bisa  berupa tantangan atau pertanyaan penelitian yang merangsang anak untuk menggali lebih dalam tentang suatu konsep yang diajarkan.
2. Diferensiasi proses
Proses ini sedikitnya mengandung hal-hal berikut: akan memahamai apa anak, Â materi apa yang akan dipelajari, bantuan apa yang akan kita berikan, siapa yang mebutuhkan bantuan, seberapa banyak bantuan yang akan kita berikan.
Diferensiasi proses dilakukan dengan cara:
a. Kegiatan berjenjang
Pendidik harus memberikan Pemahaman dan keterampilan yang sama kepada setiap peserta didiknya tetapi dengan Dukungan, Tantangan dan kompleksitas yang berbeda. Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda dalam memahami dan mendapatkan sebuah keterampilan.
b. Pertanyaan pemandu atau tantangan
Pendidik membuat sudut-sudut minat tempat dimana peserta didik memahami suatu konsep dan mendapatkan keterampilan yang sama dengan lainnya tetapi disesuaikan dengan minatnya masing-masing. Selain itu pendidik menyesuaikan dengan level kemampuan mereka dan mengeksplorasi sub materi sesuai minat-minat masing-masing walau materi sama  tapi pertanyaan berbeda
c. Membuat agenda individual murid
Pendidik membuat daftar pekerjaan umum di kelas dan agenda individu. Peserta didik menyelesaikan pekerjaan umum dulu baru tugas individual.
d. Memvariasikan lama waktu
Pendidik memberikan layanan kepada peserta didik yang memiliki Pemahaman cepat dengan bobot yang lebih mendalam dan memberikan bantuan secara eksplisit misalkan kepada peserta didik yang memiliki pemahaman rendah dan mengalami kesulitan belajar.
e. Mengembangkan kegiatan bervariasi disesuaikan gaya belajar murid
Pendidik mengembangkan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar anak. Anak auditori akan lebih cepat memahami dan mendapatkan keterampilannya jika pembelajaran yang dilakukan dengan suara yang lebih keras serta mendominasi. Anak Visual akan lebih cepat paham jika disajikan dalam bentuk tayangan yang lebih banyak dilihat. Dan anak kinestetik akan mudah memahami jika mereka langsung diibatkan dalam sebuah praktek.
f. Menggunakan kelompok yang fleksibel sesuai kemampuan, minat dan pengetahuan
Aneka ragam yang disesuaikan dengan kemampuan, minat dan pengetahuan peserta didik.
3. Diferensiasi produk
Produk ini adalah Tagihan apa yang dikerjakan murid dan yang ditunjukan murid. produk ini harus ada wujudnya seperti presentasi, rekaman, diagram, karangan, tulisan, dan hasil tes. Produk setidaknya harus mengandung Pemahaman dan tujuan  pembelajaran yang diharapkan dan Mepertimbangkan Kebutuhan belajar murid.Â
Diferensiasi produk itu membantu murid baik secara individu atau kelompok untuk memperluaskan pengetahuan, memikirkan kembali, dan penggunaan apa yang mereka telah pelajari Esensi dari produk itu harus menggambarkan ekspektasi murid tentang Kualitas, konten cara mengerjakan, sifat akhir dari yang dihasilkan, bagaimana cara mengerjakan.
 Perlu juga Guru harus mengetahui dan mengkomunikasikan indicator dari produk kepada peserta didik. Diferensiasi produk Meliputi: 1) Memberikan tantangan keragaman variasi dan 2)Memberikan murid pilihan untuk mengepresikan pelajaran yang diinginkan.
Implementasi yang butuh waktu dan proses yang tidak sebentar adalah Menciptakan Lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan yang Setiap orang di kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik, Setiap orang dalam kelas tersebut saling menghargai, Murid merasa aman secara pisik dan psikis, lingkungan yang Apa saja harapan bagi pertumbuhan, Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, Ada keadilan dalam bentuk yang nyata, lingkungan yang Guru dan siswa berkolaborasi dalam membangun pertumbuhan dan kesuksesan bersama, dan membangun atsmosfir lingkungan kelas yang positif
Jika lingkungan belajar tersebut secara otomatis akan tercipta pembelajaran berdiferensiasi. Lingkungan tersebut tercipta jika ada peran serta seluruh pemangku kepentingan di sekolah berjalan bersinergis bergerak dan saling menggerakan lingkungan yang memberikan hak-hak setiap peserta didik yang menumbuhkembangkan minat peserta didik secara holistic.
B. Pemetaan kebutuhan murid
Berikut adalah contoh pemetaan kebutuhan murid pada pelajaran matematika
1. Pemetaan kebutuhan murid Berdasarkan Minat
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menghitung keliling dan luas bangun persegi panjang.
Tabel 1. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat
2. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness)
Tujuan Pembelajaran : murid dapat Menyajikan data dan menghitung rata-rata/mean.
Tabel 2. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar
   Tujuan Pembelajaran: murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang konsep peluang.
   Tabel 3. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar Murid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H