Mohon tunggu...
Yudhro
Yudhro Mohon Tunggu... Programmer - Engineer

Bekerja sebagai Telco Engineer di salah satu perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Antusias terhadap Denim dan Boots menjadikan saya ingin mengenal lebih dalam baik produk lokal maupun mancanegara.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tren Raw Denim, Perjuangan Jeans Mewah

10 Januari 2023   13:53 Diperbarui: 10 Januari 2023   14:20 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memanjakan diri dengan hal atau barang mewah sepertinya sudah umum menjadi impian setiap orang seperti misalnya berwisata keluar negeri, memiliki barang berkelas, kendaraan mewah, atau bahkan menikmati hidangan para juru masak selebriti ternama. Namun bagaimana dengan mengenakan jeans buatan Jepang yang mahal dengan bahan kaku seperti karpet. Butuh beberapa minggu pemakaian agar nyaman dipakai dan butuh beberapa bulan untuk menunjukkan corak yang mewah.

Celana jeans sudah menjadi bagian saya untuk menemani kegiatan sehari-hari. Seperti pada umumnya saya mengenakan pakaian secara reguler dan mencucinya secara berkala. Sampai pada waktu saya mengenal tren raw denim dari jeans buatan Jepang yang memperkenalkan tren celana jeans yang harus kita pakai selama beberapa bulan tanpa dicuci untuk menghasilkan corak yang sesuai dengan karakter si pemakai. Seketika celana jeans termahal yang masuk dalam daftar belanja saya tidak sebanding dengan harga jeans buatan Jepang ini.

Apa sih RAW DENIM itu?

Tidak banyak orang yang mengenal istilah raw denim ini, karena memang bukanlah jeans reguler yang ada pada umumnya. Untuk menghasilkan jeans raw denim ini, bahan yang setelah selesai ditenun langsung dijahit menjadi celana tanpa melalui proses pewarnaan, pencucian atau proses lainnya. Itu kenapa disebut dengan istilah raw atau 'mentah'.

Untuk menghasilkan jeans kualitas tinggi ini juga tidak sembarangan, dimulai dari mesin tenun yang menghasilkan bahan yang terbatas, dikerjakan oleh tangan-tangan terampil untuk menjahitnya. Dan juga menjadi mahal karena dikerjakan di negara Jepang yang selalu menghasilkan produk dengan standar kualitas tinggi.

Yang menjadikan raw denim ini lebih unik adalah pemudaran secara perlahan. Layaknya seperti kanvas pada lukisan, raw denim akan menghasilkan corak yang indah sesuai dengan bentuk kaki pemakainya. Namun untuk mendapatkan corak kontras dari pemudaran di beberapa bagian kaki, pemakai harus rela memakai celana jeans tanpa dicuci selama berbulan-bulan.

Pro dan Kontra Pencucian RAW DENIM

Namun bagaimana dengan pendapat yang timbul dengan orang di sekitar kita, yang mungkin kurang paham atau bahkan tidak paham sama sekali tentang jeans yang sangat mahal ini. Karena setelah mengeluarkan uang yang cukup banyak, masih harus bersusah payah mendapatkan definisi nyaman dan corak mewah yang maksimal, dengan mengubah kebiasaan mencuci pakaian pada umumnya. Pasti kita akan mempertanyakan kebersihannya bukan?

Chip Bergh selaku CEO dari Levi Strauss & Co. membuat pernyataan dalam suatu forum lingkungan pada Mei, 2014 tentang bagaimana melakukan penghematan air. Dia menunjukkan celana jeans yang dia pakai tidak pernah dicuci selama setahun dan tidak mengalami penyakit kulit. Pernyataan ini membawa dampak yang sangat besar, terutama kepada pecinta celana jeans untuk melakukan hal yang sama.

Apakah gaya raw denim mengesampingkan kebersihan dan kesehatan, serta dampak lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun