Pewawancara: Menurut bapak, seberapa efektif teknologi dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang isu-isu lingkungan dan perubahan iklim?
Narasumber: Menurut saya efektif, hanya saja karena kita tidak memiliki alat teknologi untuk itu jadi kita tidak bisa mengukur. Namun, pemahaman siswa tersebut tentang isu perubahan lingkungan dan iklim, isunya kita sampaikan secara teori di kelas, namun tidak memiliki alat tersebut karena pendidikan kita non formal.
Pewawancara: Bagaimana bapak mengukur keberhasilan penggunaan teknologi dalam pendidikan lingkungan? Apa indikator pertama yang bapak gunakan?
Narasumber: Kalau seandainya alat itu ada pasti kita bisa mengukur indikator, namun karena alat itu tidak ada maka kita tidak bisa gunakan, dan kita tidak bisa ukur indikatornya apa.
Pewawancara: Bagaimana reaksi siswa terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran lingkungan? Apakah mereka lebih tertarik dan terlibat?
Narasumber:Â Kita pastikan pasti mereka tertarik kalau seandainya alat tersebut pasti tertarik, namun ada keterbatasan alat sehingga kita tidak bisa melihat ketertarikan, kalau ada sudah pasti tertarik.
Pewawancara: Bagaimana bapak mengatasi kesenjangan teknologi di antara siswa yang mungkin tidak memiliki akses yang sama di perangkat digital?
Narasumber: Nah, ini inilah masalah yang harus dihadapi. Akhirnya terpaksa lah kami berbicara dengan teori karena mengingat keterbatasan akses kita tentang perangkat digital jadi kita tidak bisa banyak berbuat, hanya melalui teori lah, teori lah yang bisa kita sampaikan. Karena siswa itu pun merasa antusias walaupun hanya teori, mereka pun senang juga, dan saya pikir begitu.
Dari hasil studi lapangan mengenai peran teknologi dalam pendidikan lingkungan di PKBM Tanjung Morawa, dapat disimpulkan bahwa:
Penggunaan Teknologi yang Terbatas: PKBM Tanjung Morawa merupakan lembaga pendidikan non-formal yang mengandalkan metode tatap muka hanya 20% dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Karena keterbatasan ini, penggunaan teknologi dalam pendidikan lingkungan masih sangat minim. PKBM ini tidak memiliki alat atau platform teknologi yang memadai untuk mendukung pembelajaran lingkungan secara efektif.
Kendala dalam Penyediaan Teknologi: Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya dan akses terhadap teknologi. Sebagai lembaga swasta dengan sistem pendidikan non-formal, PKBM Tanjung Morawa tidak memiliki cukup alat atau perangkat digital yang diperlukan untuk mengajarkan materi lingkungan secara interaktif dan mendalam.