Mohon tunggu...
Yudho Yunus
Yudho Yunus Mohon Tunggu... Programmer - WEB PROGRAMMER

Nama Saya Yudho Yunus...Saya mahasiswa dari Kampus UNIVERSITAS SATYA TERRA BHINNEKA Medan Sunggal...Saya Dari fakultas Ilmu Teknologi dan Komputer...Prodi INFORMATIKA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Teknologi dalam Pendidikan Lingkungan: Inovasi untuk Kesadaran Kesadaran Perubahan Iklim di PKBM Permai Tanjung Morawa

10 Juli 2024   00:38 Diperbarui: 10 Juli 2024   13:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pewawancara dan narasumber 

Dokumentasi pewawancara dan narasumber 
Dokumentasi pewawancara dan narasumber 

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan studi lapangan dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2024 di PKBM Tanjung Morawa, yang berlokasi di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Permai di Jln Sultan Serdang Gg.rotan Perumahan Taman Sari Permai Blok A .

PEMBAHASAN

Proses Wawancara
Proses Wawancara

Pembahasan isu-isu lapangan yang diperoleh dari studi lapangan adalah sebagai berikut:

Pewawancara: Apakah pernah mengajarkan perubahan iklim di kelas?

Narasumber: Pernah, perubahan iklim itu bisa hujan bisa panas, namun mengajarkan itu dengan teori sesuai iklim tersebut.

Pewawancara: Jika iya, apakah bapak sudah pernah menggunakan alat atau platform teknologi tertentu dalam pengajaran pendidikan lingkungan? Jika iya, apa saja dan bagaimana pengalaman bapak?

Narasumber: Nah, ini karena kami non formal yang sifatnya 20% tatap muka, dan kami tidak mempunyai alat untuk itu, karena kami sifatnya kan PLS ini 50% mandiri, 30% tutorial, dan hanya 20% tatap muka. Kita swasta tidak memiliki alat tersebut.

Pewawancara: Menurut bapak, seberapa efektif teknologi dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang isu-isu lingkungan dan perubahan iklim?

Narasumber: Menurut saya efektif, hanya saja karena kita tidak memiliki alat teknologi untuk itu jadi kita tidak bisa mengukur. Namun, pemahaman siswa tersebut tentang isu perubahan lingkungan dan iklim, isunya kita sampaikan secara teori di kelas, namun tidak memiliki alat tersebut karena pendidikan kita non formal.

Pewawancara: Bagaimana bapak mengukur keberhasilan penggunaan teknologi dalam pendidikan lingkungan? Apa indikator pertama yang bapak gunakan?

Narasumber: Kalau seandainya alat itu ada pasti kita bisa mengukur indikator, namun karena alat itu tidak ada maka kita tidak bisa gunakan, dan kita tidak bisa ukur indikatornya apa.

Pewawancara: Bagaimana reaksi siswa terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran lingkungan? Apakah mereka lebih tertarik dan terlibat?

Narasumber: Kita pastikan pasti mereka tertarik kalau seandainya alat tersebut pasti tertarik, namun ada keterbatasan alat sehingga kita tidak bisa melihat ketertarikan, kalau ada sudah pasti tertarik.

Pewawancara: Bagaimana bapak mengatasi kesenjangan teknologi di antara siswa yang mungkin tidak memiliki akses yang sama di perangkat digital?

Narasumber: Nah, ini inilah masalah yang harus dihadapi. Akhirnya terpaksa lah kami berbicara dengan teori karena mengingat keterbatasan akses kita tentang perangkat digital jadi kita tidak bisa banyak berbuat, hanya melalui teori lah, teori lah yang bisa kita sampaikan. Karena siswa itu pun merasa antusias walaupun hanya teori, mereka pun senang juga, dan saya pikir begitu.

Dari hasil studi lapangan mengenai peran teknologi dalam pendidikan lingkungan di PKBM Tanjung Morawa, dapat disimpulkan bahwa:

Penggunaan Teknologi yang Terbatas: PKBM Tanjung Morawa merupakan lembaga pendidikan non-formal yang mengandalkan metode tatap muka hanya 20% dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Karena keterbatasan ini, penggunaan teknologi dalam pendidikan lingkungan masih sangat minim. PKBM ini tidak memiliki alat atau platform teknologi yang memadai untuk mendukung pembelajaran lingkungan secara efektif.

Kendala dalam Penyediaan Teknologi: Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya dan akses terhadap teknologi. Sebagai lembaga swasta dengan sistem pendidikan non-formal, PKBM Tanjung Morawa tidak memiliki cukup alat atau perangkat digital yang diperlukan untuk mengajarkan materi lingkungan secara interaktif dan mendalam.

Pemahaman Siswa: Meskipun teknologi belum digunakan secara luas, pemahaman siswa tentang isu-isu perubahan iklim dan lingkungan tetap dapat disampaikan melalui metode pengajaran berbasis teori. Namun, tanpa bantuan teknologi, pengukuran terhadap pemahaman siswa dan efektivitas pembelajaran menjadi sulit dilakukan.

Potensi Efektivitas Teknologi: Narasumber percaya bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. Teknologi dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan keterlibatan dan antusiasme siswa.

Kesenjangan Akses Teknologi: Terdapat kesenjangan akses teknologi di antara siswa. Beberapa siswa mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap perangkat digital di rumah, yang memperburuk ketimpangan dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadi tantangan yang signifikan dalam mengimplementasikan pendidikan berbasis teknologi secara merata.

Antusiasme Siswa: Meskipun hanya melalui metode pengajaran teori, siswa di PKBM Tanjung Morawa tetap menunjukkan antusiasme dan ketertarikan terhadap materi yang disampaikan. Hal ini menunjukkan potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan jika dukungan teknologi dapat diberikan.

SARAN

Dukungan Penyediaan Teknologi: Diperlukan dukungan lebih lanjut dari pemerintah atau pihak swasta untuk menyediakan alat dan platform teknologi yang memadai bagi PKBM Tanjung Morawa. Ini termasuk perangkat komputer, proyektor, dan akses internet yang stabil.

Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Perlunya kolaborasi dengan pihak eksternal seperti LSM, perusahaan teknologi, dan universitas untuk mendukung pengadaan teknologi pendidikan yang memadai dan menyediakan sumber daya tambahan.

Program Pendidikan Berbasis Teknologi: Pengembangan program pendidikan berbasis teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal PKBM Tanjung Morawa. Program ini harus mencakup materi interaktif dan inovatif yang dapat diakses oleh semua siswa.

Penelitian dan Pengembangan: Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik dan strategi implementasi teknologi dalam pendidikan lingkungan di PKBM Tanjung Morawa. Penelitian ini dapat membantu dalam merancang solusi yang lebih efektif dan tepat guna.

Narasumber : Akademisi/Pakar Ekonomi

Nama: Muhammad Zainuddin

Jabatan: kepala sekolah PKBM PERMAI

Bidang Keahlian: bidang di bagian pendidikan

Poin Wawancara:  

- Pendapat mengenai peran pendidikan dalam mendukung pekerjaan layak. 

- Analisis tentang tren penurunan pekerjaan informal di Indonesia. 

- Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.

Terima Kasih... Telah Melihat...Artikel ini...Semoga bermanfaat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun