Bismillahirrahmanirrahim.
Tepat hari ini, 17 Agustus 2023, negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia, berulang tahun yang ke-78. Dan untuk merayakannya, tahun ini saya ingin merayakannya dengan cara yang berbeda.
Beberapa waktu lalu saya menulis artikel berjudul "Keliling Dunia dengan Kue Kering", di mana kita melihat dan mencicipi kue-kue kering dari seluruh dunia. Sekarang, karena hari ini hari kemerdekaan, kita akan melakukan perjalanan keliling Indonesia... dengan mengenal kue-kue tradisional negara kita.
Jujur, saya bukan penggemar berat jajanan pasar, namun Indonesia memiliki jajanan pasar atau kue tradisional yang tak kalah enak dari kudapan luar negeri. Hari ini kita akan mencicipi kue dari 10 provinsi Indonesia.
1. Timphan (Aceh)
Perjalanan kita dimulai di provinsi di ujung barat Indonesia, yang kerap kali disebut "Serambi Makkah", yaitu Aceh. No, I'm not making any distasteful Nabila Taqiyyah jokes here just she's from Aceh, tetapi Aceh memiliki sebuah kue tradisional yang enak sekali. Namanya timphan.
Timphan adalah penganan sejenis lepat yang terbuat dari tepung beras, pisang, dan santan. Bahan-bahan ini kemudian diaduk-aduk sampai kenyal sebelum dibentuk memanjang, diisi campuran srikaya atau kelapa parut dan gula, dan dibungkus pucuk daun pisang. Setelah itu, timphan dikukus selama satu jam. Biasanya disajikan dalam pesta pernikahan atau hari besar Islam.
2. Bika ambon (Sumatera Utara)
Begini. Ketika saya masih kecil, saya pernah melihat iklan salah satu produk susu untuk balita, yang iklannya berbunyi seperti ini, "Katanya dari Medan, kok oleh-olehnya bika ambon? Kan beda kota." Tetapi, ya... namanya juga anak kecil, pasti dia tidak tahu kalau bika ambon tidak berasal dari Ambon, Maluku, tetapi dari Medan, Sumatera Utara.
Bika ambon terbuat dari tepung tapioka, telur, gula, dan santan. Kue ini dimasak hingga 12 jam agar dapat bertahan dalam kondisi terbaik dan sesuai apa yang diinginkan selama empat hari karena seterusnya akan mengeras. Warnanya kuning dengan aroma daun jeruk yang khas. When you come to Medan, this is a must-buy.
3. Kue mangkuak sayak (Sumatera Barat)
Makanan yang terkenal dari Sumatera Barat bukan hanya rendang, dendeng balado, dan ayam pop, lho. Salah satu manisan yang wajib dicoba saat ke Ranah Minang adalah kue mangkuak sayak.
Kue mangkuak sayak berbahan dasar tepung terigu, tepung beras, tapai singkong, dan gula merah. Yang unik adalah kue kukus ini disajikan dalam tempurung kelapa. Rasanya jelas manis.
4. Kue delapan jam (Sumatera Selatan)
Dari Ranah Minang kita ke jantung kota Palembang, Sumatera Selatan. Ada kue tradisional dari provinsi ini yang cara memasaknya unik dan membutuhkan kesabaran. Yaitu, kue delapan jam.
Kue delapan jam hanya menggunakan empat bahan: telur, gula, susu kental manis, dan mentega. Sesuai namanya, kue ini dihidangkan dengan cara dikukus selama delapan jam. Setara dengan rerata lama tidur manusia. Kue ini digemari para sultan pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.
5. Kue rangi (DKI Jakarta)
Dari Palembang kita naik pesawat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta. Jakarta tak hanya sekedar gedung tinggi dan kantor perusahaan kaya. Budaya Betawi terkenal dengan ondel-ondel, tanjidor, silat, dan bahkan makanannya. Salah satunya adalah kue rangi.
Kue rangi dibuat dari campuran tepung sagu atau kanji dan kelapa parut yang kemudian dipanggang dalam tungku pukis dan ditutup hingga matang. Mirip kue bandros di Bandung, Jawa Barat, yang akan menjadi perhentian kita berikutnya.
Selain kue rangi, Jakarta juga terkenal dengan kue bolang-baling, kue pancong, dan kembang goyang.
6. Kue bandros (Jawa Barat)
Secara visual, kue bandros mirip dengan kue rangi. Terbuat dari campuran tepung beras, kelapa, dan santan yang kemudian dipanggang dalam tungku pukis.
Di dekat tempat saya bersekolah SMA dulu, pedagang kue bandros tidak pernah sepi pengunjung.
7. Kue mendut (Jawa Tengah)
Umumnya kue ini kita kenal dengan sebutan kue bugis. Tetapi, teman-teman kita di Jawa Tengah menyebut kue ini kue mendut.
Kue ini berbahan dasar tepung ketan yang dicampur dengan santan dan diisi kelapa yang dicampur gula merah. Kemudian, kue lembut ini dibungkus dengan daun pisang.
8. Pai susu (Bali)
Kue ini bukanlah jajan pasar, melainkan oleh-oleh modern yang harus dibeli ketika pergi ke Bali. Akan tetapi, kue ini sangat ikonik untuk masyarakat Bali, sehingga sering disebut sebagai jajanan tradisional.
Secara branding, penulisannya adalah "pie susu". Namun, dalam bahasa Indonesia, penulisan yang benar adalah pai, bukan pie.
9. Klappertaart (Sulawesi Utara)
Jika dilihat dari namanya, harusnya kue ini kue khas Belanda barangkali. Namun salah - klappertaart adalah makanan khas Minahasa, Sulawesi Utara, tepatnya kota Manado.
Seperti namanya, kue ini berbahan dasar kelapa muda dan susu. Mama saya masih menjalankan bisnis kudapan, dan klappertaart termasuk salah satu yang beliau jajakan.
10. Kue sagu kenari (Maluku)
Dan akhirnya kita akhiri perjalanan keliling Indonesia dengan kue tradisional ini dengan mencicipi kue sagu kenari khas Maluku.
Saya pernah membaca di sebuah majalah anak, katanya kue khas Maluku kebanyakan keras ketika digigit karena menggunakan bahan dasar tepung sagu. Kue sagu kenari rasanya manis dan mirip kue bangket jahe di Jawa.
Dan sekian perjalanan keliling Indonesia kita dengan kue tradisional.
Kue mana yang jadi favorit Anda?
Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-78
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI