Bismillahirrahmanirrahim.
Mata dunia saat ini tertuju pada seorang gadis berusia 17 tahun bernama Kim Garam. Dia adalah seorang anggota girl group Lesserafim yang namanya mendadak terkenal.Â
Oh, bukan. Bukan karena cantik atau bergelimang harta. Bukan juga karena dia pandai menyanyi. Tetapi karena dia diyakini sebagai seorang tukang bully. Walaupun sudah dua kali dibantah oleh agensi Lesserafim, Source Music, banyak sekali orang yang membongkar tabiat buruk Garam. Bahkan sampai sekarang.
Walaupun saya sudah sering mencoba untuk senetral mungkin, karena serangkaian bukti nyata yang bahkan dibeberkan oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea bahwa Garam pernah mendapat hukuman tingkat lima, dan setelah tujuh hari tujuh malam menahan emosi, akhirnya saya sudah benar-benar emosi dan harus mengatakannya: GARAM ADALAH TUKANG BULLY.
Untuk menunjukkan emosi saya yang sudah benar-benar tidak tertahankan, saya akan memberikan pandangan saya sendiri tentang kasus Garam. Saya mungkin akan menulis beberapa poin dalam postingan ini dengan huruf dicetak tebal untuk menunjukkan kemarahan saya, jadi jika ada yang tidak suka, tidak apa-apa, tetapi saya tidak menyarankan untuk membaca postingan ini.
Jadi silahkan tahan emosi sebelum membaca dan tarik napas jika hendak marah, dan tahan diri Anda sebisa mungkin dari mengetik dengan huruf kapital semua di kolom komentar.
Menurut saya sendiri, Garam menjadi tukang bully karena saat kecil pernah di-bully lantaran menderita autisme. OK, mungkin tidak, tetapi ini hanya pendapat dan teori saya sendiri jadi tidak apa-apa jika Anda tidak setuju.Â
Menurut bantahan dari Source Music bahwa Garam pernah bersikap buruk, dia sudah pernah pindah sekolah saat kelas 2 SD dari Seoul ke Gwangju karena tuntutan pekerjaan sang ayah. Di sekolahnya yang di Gwangju inilah dia diejek karena berbeda. Dia menjadi sering terganggu secara emotif karena sering diolok-olok. Dia marah hampir sepanjang waktu dan sering mengkhawatirkan beberapa hal.
Garam menjadi tidak punya teman, dan ketika dia pindah kembali ke Seoul saat SMP untuk bersekolah di sekolah yang dekat dengan rumahnya, yakni SMP Kyungin, dia memiliki sedikit teman. Dia sering sekali terlibat perkelahian publik dan pernah mengejek temannya yang mana orang tuanya menyandang disabilitas.Â
Dia bahkan dengan gamblang menyebut suka pada V BTS dan benci Sakura Lesserafim dan Wonyoung Ive, yang sebelumnya menyandang status sebagai anggota IZ*ONE. Well, sedikit yang kita tahu bahwa Sakura menjadi rekan segrupnya di Lesserafim.
Namun perkara Garam tidak sampai di situ. Menurut sumber dari seorang teman, dia memiliki pandangan politik yang buruk sekali (tidak tahu apakah kata teman ini benar atau tidak). Begini, saya malas sekali ketika berita artis sudah dipolitisasi. Bahkan anak sekecil Garam saat itu harusnya tidak tahu apa-apa soal politik. Namun, saya harus mengatakannya lagi dengan penuh emosi - GARAM ADALAH SEORANG TUKANG BULLY DENGAN PANDANGAN POLITIK YANG BURUK. Dia pantas digulingkan dari Lesserafim - namun Source Music tidak usah terburu-buru menggulingkan dia.
Saya bukan ahli politik atau kriminolog atau apa pun itu. Saya hanyalah Yudhis, seorang pecinta K-pop yang selalu berusaha senetral mungkin dan tidak berat sebelah. Namun sungguh disayangkan bahwa Garam kini harus berhadapan dengan cancel culture dan masalah politik karena kasus yang menimpanya. Dia memang pantas untuk digulingkan dari Lesserafim dan merenungkan kesalahannya, walaupun mungkin terlalu dini bagi Source Music untuk mengeluarkan Garam dari grup karena mereka baru saja debut 3 minggu yang lalu. Sekali lagi, tidak perlu bagi Source Music untuk buru-buru mengeluarkan Garam dari Lesserafim.
Bahkan jika Lesserafim mewakili Norwegia di Eurovision Song Contest 2023, mereka lebih baik tampil tanpa Garam. Tidak hanya publik Eropa akan membencinya karena catatan kriminalnya, namun jika Garam ada, kontesnya akan semakin dipolitisasi mengingat Garam memiliki pandangan politik yang negatif.
Akhirul kata, sekian postingan panjang ini. Maaf jika saya terlalu emosi, saya hanya menyuarakan opini saya tentang Kim Garam. Jika tidak ada yang setuju dengan opini saya, setidaknya Anda menghargainya dalam diam. Diam itu emas 24 karat.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H