"Lho, siapa?" tanya ibu Jihan dalam hati.
"Mama?" tanya Jihan.
Ibu Jihan masih tidak percaya.
"Ma, ini putri bungsumu, Jihan. Ini, Jihan bawain kue tiramisu kesukaan Mama," kata Jihan.
Butuh waktu tiga menit bagi ibu Jihan untuk mengatakan...
"Maaf, saya tidak mengenalmu," kata ibu Jihan sambil mengembalikan kotak kue dari J.
Jihan syok berat.
Jihan berdiri terus di depan rumah ibu Jihan sebelum akhirnya berjalan gontai ke tempat Sumin. Air matanya berlinang. Sesekali dia mencicipi kue tiramisu buatan J yang ternyata kurang enak.
"Bleh!" kata Jihan, lalu membuang kue tiramisu itu ke tempat sampah.
Malam itu, Jihan menceritakan semuanya ke sang teman curhat, Yoon.
"Nyokap gue pura-pura nggak kenal gue..." kata Jihan dengan suara serak.
"Tenang, Ji. Hidup ini memang untuk menghadapi masalah, karena di hidup ini kita perlu masalah. Tetapi, masalah itu harus kita hadapi dengan hati kuat," kata Yoon dengan bijak.
Jihan tidak menjawab karena masih menangis. Dia menjatuhkan diri ke ranjang dan menangis terisak-isak. Yoon segera keluar kamar karena akan makan malam.