Bismillahirrahmanirrahim.
Hari ini, tanggal 29 Januari 2025, teman-teman kita yang beretnis Tionghoa merayakan Imlek atau Tahun Baru Cina. Biasanya, ketika Imlek, teman-teman kita yang merayakannya akan pulang kampung ke rumah buyut mereka untuk berkumpul dengan sanak famili, makan besar, menyalakan kembang api, dan menonton pertunjukan barongsai.
Tahun ini adalah tahun ular. Seperti di zodiak barat, ada 12 hewan dalam zodiak Cina. Sebutan kerennya shio. Ke-12 hewan dalam zodiak Cina adalah: tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Saya sendiri lahir pada tahun kelinci. Namun kali ini bukan shio yang akan kita bahas. Kita akan membahas kebiasaan keluarga etnis Tionghoa saat Imlek.
Sebelumnya perhatikan video di atas. Episode pertama musim ketujuh serial "Upin Ipin", yang berjudul "Gong Xi Fa Cai", secara akurat menggambarkan beberapa kebiasaan yang dilakukan saat Imlek, seperti mengenakan serba merah, makan besar, menyalakan kembang api, menonton pertunjukan barongsai, dll. Sekarang, kita akan melihat beberapa kebiasaan keluarga etnis Tionghoa dunia saat Imlek.
1. Mengenakan pakaian serba merah
Orang kerap mengenakan pakaian serba merah saat Imlek karena melambangkan kemakmuran dan dipercaya dapat mengusir roh jahat. Namun, selain warna merah, warna emas juga merupakan pilihan. Banyak ong! Faktanya, sepanjang Imlek, orang kerap mengenakan merah dari kepala sampai ujung kaki, dan hingga ke dalaman.
Petasan juga kerap dinyalakan saat Imlek. Bunyinya yang nyaring menambah ramainya suasana Imlek saat berkumpul dengan keluarga. Pssst, tradisi mengenakan warna merah dan mengeluarkan suara bising selama Imlek ini ada asal-usulnya, lho. Pada zaman dahulu, ada seekor monster bernama Nian, yang dikatakan memiliki kepala singa dan tanduk yang tajam. Setiap hari terakhir tahun bulan, Nian akan menyembul dari dasar laut untuk memakan orang dan hewan ternak.
Nian sangat takut akan bunyi bising, api, dan warna merah. Oleh karena itu, untuk menghindari dimakan Nian, orang-orang akan menggantungkan hiasan kertas berwarna merah, membakar lampion, dan menyalakan petasan. Kebiasaan ini terus dilakukan sampai sekarang oleh etnis Tionghoa saat Imlek.
3. Makan besar
Makan besar sudah menjadi tradisi turun-temurun keluarga Tionghoa saat Imlek. Ada banyak makanan yang dihidangkan saat Imlek, dengan arti dan makna filosofis tersendiri. Berikut adalah makanan yang paling sering dihidangkan saat Imlek, khususnya di Indonesia...
Kue keranjang, atau yang mana dalam bahasa Mandarin disebut nian gao, adalah salah satu kue khas atau wajib perayaan Tahun Baru Cina. Kue ini berbahan baku tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket, seperti dodol. Rasanya manis dan legit, melambangkan sukacita atau kegembiraan dalam hidup. Kue ini dikenal bertahan lama, bermakna hubungan yang awet dan berkualitas.
Mie merupakan makanan pokok bagi etnis Tionghoa. Dan saat Imlek, ada sajian mie yang sangat lezat, yaitu mie panjang umur (siu mie). Dalam kepercayaan orang Tionghoa, mie panjang selalu dianggap sebagai simbol harapan mengenai umur panjang, kesehatan, dan kebahagiaan.
Ikan juga menjadi salah satu hidangan lumrah saat Imlek. Selain kaya akan protein, ikan juga membawa makna filosofis tersendiri. Ikan, yang mana dalam bahasa Mandarin disebut "yu", berarti sisa. Maknanya, hidangan ikan dipercaya menyisakan keberuntungan bagi yang menyantapnya. Ikan yang kerap disuguhkan saat Imlek biasanya bandeng, kerapu, dan dingkis. Biasanya dimasak asam manis.
Saat Imlek, biasanya dihidangkan delapan macam manisan buah. Biasanya mereka dihidangkan dalam kotak segi delapan yang disebut tray of togetherness (nampan kebersamaan) atau prosperity box (kotak kemakmuran). Manisan yang dihidangkan beraneka ragam, dengan arti tersendiri:
- manisan kelengkeng (melambangkan banyak anak)
- manisan biji teratai (melambangkan kesuburan)
- manisan leci (melambangkan ikatan keluarga yang kuat)
- manisan kacang tanah (melambangkan doa agar yang memakannya dapat panjang umur)
- manisan semangka merah (melambangkan kebahagiaan dan kejujuran)
- manisan melon (melambangkan awal dan akhir tahun yang baik)
- manisan kumquat kering (melambangkan harapan akan kekayaan dan keberuntungan)
- manisan kelapa (melambangkan kebersamaan dan ikatan keluarga yang kuat)
- manisan akar teratai (melambangkan kelimpahan untuk tahun ini dan yang akan datang)
- kacang mete dan pistachio (melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran)
Manisan-manisan ini dikemas dalam kotak segi delapan. Bagi orang Tionghoa, angka 8 adalah angka spesial, karena melambangkan rezeki yang tidak terputus, seperti cara penulisan angka 8 yang ditulis melingkar tidak terputus.
Makanan-makanan ini tidak hanya enak, tetapi juga memberikan keberuntungan bagi mereka yang menyantapnya. Ssst, tetapi ada satu makanan yang dilarang saat Imlek. Apakah itu? Yap, bubur, karena dianggap melambangkan kemiskinan.
4. Menonton Celestial Movies
Yang ini nampaknya lebih spesifik untuk teman-teman kita yang merayakan Imlek di Indonesia. Celestial Movies merupakan saluran televisi kabel nomor satu untuk pemirsa setia film Mandarin. Selama Imlek, keluarga akan berkumpul di depan TV, menonton film-film Mandarin klasik seperti film-film Jackie Chan, Bruce Lee, Jet Li, Andy Lau, Donnie Yen, dan Stephen Chow.
Kebiasaan-kebiasaan ini menambah nilai kebersamaan bagi keluarga saat Imlek.
Kebiasaan apa lagikah saat Imlek yang Anda ingat?
Selamat Tahun Baru Imlek 2025!
Gong Xi Fa Cai!
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI