Bismillahirrahmanirrahim.
Baru-baru ini, sedang hangat berita mengenai sebanyak 40 siswa SD di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami keracunan makanan saat diadakan program Makan Bergizi Gratis. Mereka mengeluhkan gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap makanan program MBG, yang diketahui berbentuk ayam marinasi. Mereka telah dirawat di rumah sakit dan sekarang sudah sehat.
Sebelumnya apa itu program Makan Bergizi Gratis? Program ini merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi pada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya. Program ini merupakan langkah nyata pemerintah Republik Indonesia untuk memastikan generasi muda mendapatkan gizi yang mencukupi, sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Begini. Sejak kecil kita diajarkan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi, empat sehat lima sempurna, yang mencukupi kebutuhan zat karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan zat-zat lainnya yang berguna untuk kesehatan tubuh.
Karbohidrat didapat dari makanan pokok seperti nasi, roti, mie, dan bebijian. Manfaatnya banyak sekali bagi tubuh, di antaranya sebagai sumber energi, menjaga kesehatan pencernaan, dan menjaga keseimbangan hormon.
Protein dan lemak didapat dari lauk-pauk seperti daging, ayam, ikan, tempe, tahu, dll. Protein merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, terlebih untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Ini adalah komponen utama pembentuk jaringan otot, kulit, tulang, dan organ tubuh. Protein juga berperan sebagai enzim, yaitu zat yang membantu dalam proses metabolisme tubuh. Pun halnya dengan lemak, sebuah zat gizi makro yang sangat baik untuk kesehatan tubuh, salah satu fungsinya yaitu menyerap vitamin.
Vitamin dapat ditemui di berbagai macam sayur dan buah. Lain vitamin, lain pula manfaatnya, seperti vitamin A yang baik untuk kesehatan mata; vitamin B yang mampu mencegah penyakit beri-beri; vitamin C yang mampu mencegah sariawan; vitamin D yang dibuat dengan bantuan sinar matahari dan membantu penguatan tulang dan gigi; vitamin E yang membantu menjaga kesehatan kulit dan rambut; dan vitamin K yang membantu mempercepat pembekuan darah secara normal saat mengalami luka luar.
Ketika kita kecil, kita diajarkan bahwa empat sehat lima sempurna adalah nasi, lauk-pauk, sayur, buah, dan susu. Namun, banyak teman kita yang tidak bisa minum susu, entah karena mereka alergi atau tidak toleran terhadap laktosa. Jadi, susu kerap diganti dengan air mineral. Minum air itu wajib, minimal 8 gelas per hari, karena dapat memperlancar buang air kecil serta menjaga kita tetap terhidrasi.
Dari sudut pandang agama Islam, makanan yang sehat itu ada syaratnya, termasuk salah satu yang paling penting: HALAL. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, makanan yang kita makan harus dipastikan halal, agar teman-teman kita yang nonmuslim juga bisa makan.
Syarat makanan sehat dan halal:
Sehat:
- Mengandung vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, serat, dan air
- Bersih dan bebas dari kuman penyebab penyakit
- Sesuai dengan usia dan kondisi tubuh
- Sebaiknya memiliki sedikit atau tanpa tambahan gula, garam, dan lemak trans
- Mudah dicerna
- Bebas dari bahan tambahan berbahaya seperti pengawet atau pewarna buatan
- Menggunakan bahan berkualitas baik, food grade, dan tidak menggunakan bahan yang dilarang untuk pangan
Halal:
- Dijelaskan dalam Alquran dan hadis
- Tidak merusak badan, akal, maupun pikiran
- Tidak kotor, najis, atau menjijikkan
- Bergizi dan tidak mengandung racun yang bisa menimbulkan penyakit
- Tidak diperoleh dengan cara yang tidak benar, seperti mencuri, menipu, memalak, korupsi, memeras, merampok, dll.
- Tidak diharamkan oleh Allah beserta Rasul-Nya
- Tidak mengandung bahan yang diharamkan, seperti daging babi, daging anjing, hewan bertaring, dan beberapa hewan lain yang dilarang untuk dikonsumsi
- Tidak diproses dengan cara yang tidak halal
- Tidak diproduksi atau disajikan dengan cara yang tidak memenuhi standar syariat Islam
Dan itu yang akan kita bahas: bagaimanakah seharusnya sikap pemerintah dalam menanggapi kasus keracunan makanan akibat menu program MBG di Sukoharjo?
Menurut beberapa sumber, keracunan makanan yang dialami teman-teman kita di Sukoharjo diduga karena ayam yang mereka makan dimasak kurang matang. Ayam yang dimasak kurang matang dapat mengakibatkan gejala seperti sakit perut, mual, muntah, diare, keram perut, pusing, dan lemas. Dalam beberapa kasus, keracunan makanan dapat mengakibatkan kematian.
Jika Anda penggemar Loona alias Orbit, pasti Anda tahu kasus di mana Yves dan Jinsoul mengalami keracunan makanan yang menyebabkan mereka harus absen jadwal selama hampir sebulan pada tahun 2021. Mereka mengaku memakan yukhoe (sejenis hidangan daging mentah Korea) dan kemudian mengalami keracunan makanan setelah mengalami muntah-muntah, sakit perut, demam tinggi, dan pingsan.
Olahan daging harus dipastikan matang merata agar tidak menyebabkan penyakit bagi yang memakannya.
Dan itulah jawaban atas pertanyaan tersebut. Agar kejadian keracunan makanan serupa tidak terulang lagi di masa depan, sikap pemerintah seharusnya memastikan agar menu makanan program MBG dimasak hingga matang. Juga harus mepastikan agar bahan baku menu makanannya tidak dalam keadaan basi atau busuk. Yang penting, makanan tersebut harus dimasak secara halal, tidak menggunakan arak atau produk babi. Jika menu makanan halal, tidak hanya Muslim yang dapat makan, namun agama lain juga dapat makan.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H