Selanjutnya adalah sate ikan tanjung, makanan khas Tanjung, Lombok Utara. Sesuai namanya, makanan ini dibuat dari daging ikan yang dipotong dadu, dilumuri saus, dan dibakar.
Terakhir adalah ebatan, makanan khas suku Sasak, sejenis urap sayur yang terdiri atas pare, daun singkong, irisan terung, kacang panjang, dll.
4. #TEKANAN (Teman Makan Anda): Burung Puyuh Tak Berekor
Cerita daerah NTB yang akan saya ceritakan sebagai teman menyantap makanan khas NTB kali ini berjudul "Burung Puyuh Tak Berekor". Tentunya cerita ini akan saya ceritakan dengan kata-kata saya sendiri.
Konon, burung puyuh memiliki ekor. Begitulah ceritanya. Namun semuanya berubah karena seekor binatang.
Alkisah, adalah seekor musang bernama Muso. Muso terkenal sangat culas. Hampir semua bangsa binatang menjadi korban keculasannya. Dia juga seekor binatang yang sangat malas, tetapi rakus.
Suatu hari, para binatang hutan berkumpul. Mereka membahas kehadiran Muso di kampung mereka yang damai. Tetapi, semenjak Muso datang, masyarakat hutan menjadi cemas. Muso selalu membuat onar dan menipu ke sana kemari untuk mendapat makanan yang banyak. Oleh karena itu, tak segan-segan dia menempuh segala cara.
Pernah, Muso menipu seorang induk ayam dengan mengatakan bahwa rumahnya mengalami kebakaran. Setelah si induk ayam melongok ke rumahnya, rumahnya baik-baik saja, tidak ada kebakaran. Setiap kali Muso mengatakan rumah Induk Ayam kebakaran, dia melahap habis anak-anaknya, sampai Induk Ayam menyadari anaknya tinggal dua ekor, dan kemudian habis.
Hampir semua binatang pernah jadi korban tipu muslihat Muso. Maka, setelah sesi rapat dengan semua binatang yang pernah jadi korban tipuan Muso, dipanggillah Puyuh, si burung puyuh. Konon katanya, burung puyuh adalah musuh bebuyutan musang. Para binatang pun mendengarkan nasihat Puyuh untuk mengatur siasat mengusir Muso.