Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Indonesiamu! Episode 17: Bali, Pulau Dewata dengan Segudang Tradisi

16 Oktober 2024   17:03 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:07 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ubud, ibukota budaya Bali. (sumber: Tripadvisor)
Ubud, ibukota budaya Bali. (sumber: Tripadvisor)

Museum Seni Neka adalah museum seni lukis dan keris yang didirikan oleh Pande Wayan Suteja Neka, yang berasal dari keluarga seniman. Ayahnya, Wayan Neka, mendapat penghargaan pada tahun 1960 sebagai pemahat terbaik di Provinsi Bali. Beliau juga menjadi pemahat Bali pertama yang membuat patung Garuda setinggi tiga meter dalam Pameran Dunia 1964 di New York dan juga untuk Expo 1970 di Osaka, Jepang. Terdorong oleh prestasi sang ayah, Pande Wayan ikut terlibat dalam dunia seni rupa, dimulai dengan menyimpan karya-karya seni bermutu dari pelukis Rudolf Bonnet dan Arie Smit, dua pelukis asal Belanda yang bermukim di Ubud. Museum Seni Neka dibuka sejak 1976 dan menarik perhatian para pecinta seni sejak saat itu.

Museum Seni Neka. (sumber: Tripadvisor)
Museum Seni Neka. (sumber: Tripadvisor)

Museum seni lukis lainnya adalah Museum Puri Lukisan, yang berdiri lebih dulu sebelum Museum Seni Neka, yaitu sejak 31 Januari 1956. Koleksi yang dipamerkan di sini adalah koleksi lukisan dan hasil ukiran kayu, dari yang tradisional hingga modern. Jaraknya sekitar 40 menit dari Bandara Ngurah Rai. Lukisan yang dipamerkan di sini jelas menunjukkan kentalnya budaya Bali yang harus dilestarikan selamanya.

Museum Puri Lukisan. (sumber: Atourin)
Museum Puri Lukisan. (sumber: Atourin)

Atau, kita dapat menikmati berbagai macam karya maestro seni ternama Bali di Museum ARMA (Agung Rai Museum of Art). Masih di Ubud, museum ini relatif baru jika dibandingkan dengan Museum Seni Neka dan Puri Lukisan, yaitu tanggal 9 Juni 1996. Museum yang didirikan oleh Mendikbud Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro ini letaknya tidak jauh dari Museum Seni Neka, yaitu di Jalan Raya Pengosekan, Ubud.

Museum ARMA, singkatan dari Agung Rai Museum of Art. (sumber: Befreetour)
Museum ARMA, singkatan dari Agung Rai Museum of Art. (sumber: Befreetour)
Ubud sarat akan kekayaan seni budaya yang mendefinisikan Bali, namun ketenangan jaraknya tidak pernah lebih dari 1 jam. Anda akan menemukan beberapa dari penduduk tertampan di Ubud, di bawah kanopi Sacred Monkey Forest atau Mandala Suci Wenara Wana. Anda dapat berfoto dengan monyet-monyet ekor panjang yang mendiami hutan ini, namun harus punya keberanian ekstra.

Mandala Suci Wenara Wana, tempat tinggal monyet ekor panjang. (sumber: Tripadvisor)
Mandala Suci Wenara Wana, tempat tinggal monyet ekor panjang. (sumber: Tripadvisor)

Masih di Ubud, masuklah ke mulut iblis di Pura Goa Gajah. Goa buatan dari masa purbakala ini berfungsi sebagai tempat ibadah, dan telah berdiri sejak abad ke-11 Masehi, yaitu pada pemerintahan Anak Wungsu. Pura Goa Gajah merupakan bentuk akulturasi yang indah antara agama Hindu dan Buddha.

Pura Goa Gajah. (sumber: Indo Bali Tour)
Pura Goa Gajah. (sumber: Indo Bali Tour)

5. Kabupaten Jembrana (Negara):
- Kecamatan Jembrana
- Kecamatan Melaya
- Kecamatan Mendoyo
- Kecamatan Negara
- Kecamatan Pekutatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun