Bismillahirrahmanirrahim.
Serial "Kenali Indonesiamu" kali ini sudah memasuki musim ketiga, yaitu tentang Bali dan Nusa Tenggara. Setelah sebelumnya kita meneroka Pulau Sumatera, pulau terbesar keenam di dunia, dan baru saja kita meneroka Pulau Jawa, pulau dengan penduduk terbanyak di dunia, kita akan melanjutkan perjalanan kita ke tiga provinsi yang dikenal sebagai Sunda Kecil.
Secara kolektif, Sunda Kecil adalah sebutan untuk gugusan pulau-pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa, mulai dari Pulau Bali di barat hingga Pulau Timor di timur. Secara geologis, Kepulauan Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku juga termasuk ke dalam Kepulauan Nusa Tenggara. Di awal kemerdekaan Indonesia, nama Sunda Kecil juga digunakan sebagai nama provinsi tunggal yang mencakup pulau-pulau ini, hingga akhirnya berganti nama menjadi Provinsi Nusa Tenggara pada tahun 1954, yang beribukota di Singaraja. Singaraja kini merupakan ibukota Kabupaten Buleleng di Bali.
Pada tahun 1975, wilayah ujung timur Kepulauan Nusa Tenggara di bagian timur Pulau Timor diintegrasikan ke dalam negara Indonesia menjadi Provinsi Timor Timur (Timor Leste sekarang) hingga menjadi negara merdeka pada tahun 2002. Kini, Sunda Kecil terdiri atas tiga provinsi di Indonesia: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta 14 distrik milik Timor Leste.
That being said, kita mulai perjalanan kita di Sunda Kecil dengan pembahasan mengenai Provinsi Bali, pulau yang jamak dikenal sebagai Pulau Dewata.
Data singkat Provinsi Bali:
Ibukota: Denpasar
Luas: 5.780,06 km2
Populasi: 4.361.106 jiwa
Demografi:
- Agama: 86,53% Hindu, 10,2% Islam, 2,58% Kristen, 0,68% Buddha, 0,01% Konghucu
- Suku bangsa: Bali
- Bahasa: Bali
Slogan pariwisata: The Island of Gods (Pulau Para Dewa)
Lagu daerah: "Dewa ayu", "Ngusak asik", "Janger", "Macepet-cepetan", dll.
Rumah adat: Natah
Senjata tradisional: keris
Flora identitas: majegau
Fauna identitas: jalak bali
Puncak tertinggi: Gunung Agung (3.031 mdpl)
Sungai terpanjang: Sungai Ayung (68,5 km)
Danau terbesar: Danau Batur (16,05 km2)
Makanan khas: ayam betutu, jukut undis, ayam pelalah, lawar bali, dll.
Cerita rakyat: Kebo Iwa dan Sumur Majapahit, Tanduk si Anjing, dll.
Pahlawan nasional: I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Jelantik, dll.
Saluran YouTube Expedia melakukan pekerjaan bagus dalam meringkas potensi wisata Bali. Berikut videonya:
Postingan ini nantinya akan membahas tentang Bali dari segi geografi fisik, ekonomi, dan sosial-budaya secara detail. Jika Anda orang Bali dan membaca postingan ini, berbanggalah karena provinsi Anda lebih dari hanya sekedar tempat wisata internasional, tetapi juga menyimpan beberapa fakta lain yang tidak orang lain ketahui. Ada lebih banyak tentang Bali daripada hanya pantai dan pura.
1. Bali dari Segi Geografi Fisik dan Ekonomi
Secara geografis, Bali adalah pulau paling barat di Kepulauan Sunda Kecil. Wilayahnya sepanjang 153 km dan selebar 112 km, sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Selat Bali memisahkan Bali dengan Pulau Jawa. Ibukotanya adalah Denpasar.
Berdasarkan relief dan topografis, wilayah Provinsi Bali terdiri atas pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi, yaitu dua puncak tertinggi di Bali, yaitu Gunung Agung di Karangasem dan Gunung Batur di Bangli. Ada pula gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk di Jembrana, Gunung Patas di Buleleng, dan Gunung Seraya di Karangasem.
Gunung Agung adalah puncak tertinggi di Bali, dengan ketinggian 3.031 mdpl. Gunung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini adalah gunung berapi strato yang masih aktif. Terakhir kali tercatat meletus pada 13 Juni 2019, lereng Gunung Agung adalah tempat salah satu pura terpenting di Bali, yaitu Pura Agung Besakih.
Gunung Batur adalah puncak tertinggi kedua di Bali, dengan tinggi 1.717 mdpl. Terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Gunung Batur juga tergolong puncak yang masih aktif, dan tercatat terakhir kali meletus pada tahun 2000. Letaknya tak jauh dari Gunung Agung, yaitu di sebelah barat laut.
Kawasan Gunung Batur jamak dikenal sebagai objek wisata andalan Bangli. Setiap hari besar agama Hindu, seluruh umat Hindu dari seluruh Bali beramai-ramai datang ke Danau Batur untuk berdoa di pura. Dan pada waktu tertentu, mereka ke sini untuk mengantarkan Suwinih untuk mengusir bencana hama yang menimpa ladang mereka. Oleh karena itulah, lahan sekitar danau yang merupakan danau terbesar di Bali ini tumbuh menjadi daerah yang subur.
Adapun Sungai Ayung adalah sungai terpanjang di Bali, atau juga dikenal oleh penduduk setempat sebagai Tukad Ayung. Sungai ini mengalir sepanjang 68,5 km, melewati Kabupaten Bangli, Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar, hingga akhirnya bermuara di Selat Badung di Sanur. Karena alirannya yang sangat deras, Sungai Ayung kerap dijadikan tempat wisata rafting.
Masyarakat Bali adalah masyarakat yang pintar melestarikan alam dan memanfaatkan sumber daya alam dengan kearifan lokal. Pelestarian alam ini dapat dilihat dari fakta bahwa mereka menerapkan konsep Tri Hita Karana, ajaran agama Hindu yang mengajarkan manusia untuk menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan.
Masyarakat Bali juga menerapkan sistem subak, yaitu sistem pengairan tradisional di Bali yang mengatur tata air di persawahan secara merata dan adil. Sistem ini memiliki ciri khas sosial, keagamaan, dan pertanian, serta ditandai dengan semangat gotong royong. Mungkin ini salah satu alasan mengapa beberapa sawah di Bali berbentuk terasering. Salah satunya, di Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia pada 29 Juni 2012.
Selama tiga dekade ke belakang, perekonomian Bali sebagian besar mengandalkan dan berbasis pertanian baik dari segi output maupun kesempatan kerja. Sebagian besar adalah petani padi, sebagaimana kita lihat sawah di Bali yang biasanya berbentuk terasering. Akan tetapi, sekarang, industri pariwisata menjadi objek pendapatan terbesar bagi Bali, yang menjadikannya salah satu daerah terkaya di Indonesia. Setiap tahun, wisatawan dalam negeri dan luar negeri melancong ke Pulau Dewata untuk meresapi budaya Bali yang tidak ditemukan di wilayah lain di Indonesia, bahkan dunia.
Akan tetapi, ketika pandemi COVID-19 melanda dunia sepanjang tahun 2020 lalu, ekonomi Bali yang didorong oleh industri pariwisata menurun drastis. Setahun kemudian, beberapa musisi asal Bali, termasuk Balawan, gitaris yang terkenal dengan gitar double neck-nya itu, membuat lagu untuk mendorong wisatawan kembali berwisata ke Bali pascapandemi. Judul lagu kampanyenya adalah "Bali kembali".
Bicara soal pariwisata, transportasi memainkan peran penting dalam pengembangan industri pariwisata yang menggerakkan perekonomian Bali. Dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, kita dapat naik kapal dan mendarat di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana. Pelabuhan feri ini berada dalam naungan dan pengelolaan ASDP Indonesia Ferry, dan menjadi opsi bagi mereka yang ingin menuju Pulau Jawa lewat jalur darat atau sebaliknya. Perjalanan kapal dari Ketapang ke Gilimanuk memakan waktu sekitar 1 jam.
Namun, jika Anda ingin perjalanan yang lebih singkat, bisa naik pesawat. Saya ingin sharing sejenak; pada tahun 2013 lalu, saya dan keluarga pergi ke Bali dengan pesawat dari Bandara Husein Sastranegara Bandung. Kami mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (kode IATA: DPS), bandara utama Provinsi Bali yang terletak di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Bandara ini merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.
Sistem transportasi di Bali terus-menerus berkembang, dan sejak diresmikan pada 23 September 2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jalan Tol Bali-Mandara yang menghubungkan antara Denpasar/Pelabuhan Benoa, Bandara Ngurah Rai, dan Nusa Dua memudahkan perjalanan mobil dengan adanya jalur bebas hambatan ini.
Oh ya, hampir lupa kita membahas flora dan fauna identitas Provinsi Bali, yang membuatnya stand out dari provinsi lain. Pertama, flora identitas Bali adalah pohon majegau (Dysoxylum densiflorum). Pohon dari famili Meliaceae ini adalah flora identitas Bali.
Dalam upacara agama Hindu, dipercaya bahwa batang kayu majegau dipercaya sebagai simbolisasi Bhatara Sadasiwa. Pohon ini dipandang suci untuk membersihkan manusia dari dosa. Kayunya mengeluarkan aroma harum yang khas saat dibakar dalam upacara keagamaan. Selain itu, kayu majegau yang keras dan berat sering digunakan sebagai bahan baku bangunan suci seperti pura dan kerajinan ukir. Sari-sari kayu majegau kerap digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi sembelit. Bunga dan daunnya dipakai untuk membuat canang, sedangkan kulit kayunya digunakan sebagai pengganti kapur untuk membuat porosan.
Fauna identitas Bali adalah burung jalak bali (Leucopsar rothschildi). Burung ini berbulu putih bersih, pelupuk matanya berwarna biru tua, paruhnya runcing dengan ujung berwarna kuning kecokelatan, dan rahangnya berwarna abu-abu kehitaman. Jantan memiliki jambul di kepalanya. Cantik sekali. Jalak bali hanya dapat ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali dan merupakan hewan endemik Indonesia. Sayangnya burung ini secara kritis terancam punah. Pembangunan Taman Nasional Bali Barat di Kabupaten Buleleng merupakan salah satu upaya pelestarian jalak bali agar tidak punah.
Itu saja dari segi alam dan ekonomi, kita maju ke pembahasan selanjutnya...
2. Bali dari Segi Administrasi
Bali terdiri atas delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kota Denpasar. Kita akan membahas beberapa tempat wisatanya secara detail, satu persatu.
1. Kabupaten Badung (Mangupura):
- Kecamatan Abiansemal
- Kecamatan Kuta
- Kecamatan Kuta Selatan
- Kecamatan Kuta Utara
- Kecamatan Mengwi
- Kecamatan Petang
Kebanyakan orang yang baru pertama kali ke Bali biasanya tertarik ke bagian selatan, yang dipenuhi pantai-pantai indah dan ombak selancar kelas dunia. Dan di Kabupaten Badung, ada banyak sekali pilihan pantai indah.
Pantai Kuta sudah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak tahun 1970-an. Letaknya tidak jauh dari Bandara Ngurah Rai, hanya 10 menit. Sulit dibayangkan bahwa pantai yang menjadi salah satu tempat wisata primadona di Bali ini awalnya adalah sebuah desa nelayan yang sepi. Akan tetapi, Pantai Kuta yang berbentuk bulan sabit menyediakan pelbagai macam akomodasi bagi pengunjungnya, seperti belajar berselancar, minum di bar, makan di restoran, berbelanja, dll.
Dari Kuta, kita dapat mengenakan sarung dan pergi ke utara, ke Pantai Legian, Double Six, dan Seminyak, di mana suasananya menjadi lebih tenang.
Dari Seminyak, kita dapat mengunjungi Pura Petitenget yang letaknya tidak jauh dari situ. Pura ini merupakan salah satu Pura Dang Kahyangan yang dibangun pada abad ke-15. Dulu, diyakini bahwa pura ini dihuni oleh Ki Buto Ijo, seorang raksasa yang merupakan pengawal dari Ida Bhatara Labuhan Mascet.
Beberapa pantai di Kabupaten Badung adalah tempat ideal untuk belajar berselancar. Pantai Kuta hanyalah salah satunya, namun jika Anda ingin benar-benar berselancar hingga jago seperti Varun Tandjung, pergilah ke Pantai Canggu. Ini adalah salah satu pantai favoritnya di Bali.
Masih di Kabupaten Badung, berdiri sebuah monumen yang diperingati untuk mengenang tragedi Bom Bali 12 Oktober 2002, yang menewaskan 202 orang dari 22 negara dan mengakibatkan 324 orang menderita luka. Nama monumen itu adalah Monumen Ground Zero, terletak di Jalan Legian Kuta.
Di pantai barat Badung, terdapat salah satu pantai terbaik Bali, Jimbaran. Saat malam menjelang, duduklah di kursi restoran tepi laut sambil menyantap hidangan seafood yang lezat dan segar, dan saksikan saat para dewa Bali seakan melemparkan cat ke langit, memberi warna-warni yang indah.
Badung juga merupakan rumah bagi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, atau disingkat GWK. Taman wisata ini terletak di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan. Di sini, berdiri megah patung Garuda Wisnu Kencana, yang menggambarkan Dewa Wisnu yang sedang menunggangi hewan tunggangannya, Garuda, setinggi 121 meter. Selain patung Dewa Wisnu, masih banyak patung lainnya di GWK.
Kembali sharing, ketika pergi ke Bali, di hari pertama, saya dan keluarga menyempatkan diri berkunjung ke Pantai Dreamland, Pantai Padang Padang, dan Pantai Suluban. Ketiga pantai ini berada di Badung, di Kecamatan Kuta Selatan.
Dan terakhir dari Badung, ada Uluwatu. Pantai ini terletak di tebing yang menjorok ke Laut Jawa. Setiap sore, jika Anda datang ke sini, Anda akan disuguhi tari kecak yang terkenal. Kemudian, Anda dapat mandi di laut bersama para keluarga lokal yang ikut melancong.
2. Kabupaten Bangli (Bangli):
- Kecamatan Bangli
- Kecamatan Kintamani
- Kecamatan Susut
- Kecamatan Tembuku
Anda mungkin pernah mendengar nama Kintamani sebelumnya. Kintamani adalah salah satu nama kecamatan di Bangli, yang merupakan kawasan wanawisata pemandangan alam. Dari sini kita bisa melihat Gunung Batur, puncak tertinggi kedua di Bali, dengan segala keindahannya.
Bangli juga merupakan rumah bagi Desa Wisata Penglipuran. Masyarakat desa ini masih menjalankan dan melestarikan budaya tradisional Bali dalam kehidupan mereka sehari-hari. Arsitektur bangunan dan pengolahan lahan di Penglipuran masih mengikuti konsep Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan antara manusia, lingkungan alam, dan Tuhan.
Masih di daerah Kintamani, di dekat Danau Batur, dapat kita jumpai Pura Ulun Danu Batur, salah satu pura terpenting di Bali. Pura ini didedikasikan untuk Dewa Wisnu dan dewi lokal, Dewi Danu, dewi Danau Batur.
3. Kabupaten Buleleng (Singaraja):
- Kecamatan Banjar
- Kecamatan Buleleng
- Kecamatan Busung Biu
- Kecamatan Gerokgak
- Kecamatan Kubutambahan
- Kecamatan Sawan
- Kecamatan Seririt
- Kecamatan Sukasada
- Kecamatan Tejakula
Ah, Buleleng, kabupaten terbesar di Bali. Nyoman Paul, sang peraih peringkat empat di Indonesian Idol XII, berasal dari Buleleng.
Salah satu pantai yang paling terkenal di Buleleng adalah Pantai Lovina. Setiap pagi saat sang mentari terbit, jika Anda beruntung, Anda dapat menyaksikan kawanan lumba-lumba melompat dari dalam air. Lumba-lumba adalah mamalia, jadi mereka tidak dapat bernapas dalam air. Jika mereka menyembul dari air, itu artinya mereka sedang bernapas.
Taman Nasional Bali Barat juga dapat ditemukan di Buleleng. Taman nasional ini dibangun sebagai upaya untuk melindungi populasi burung jalak bali, fauna identitas Provinsi Bali, yang kian terancam punah. Selain burung jalak bali, hewan lain juga menghuni Taman Nasional Bali Barat, seperti banteng, rusa, lutung, dan kalong.
Di Singaraja, ibukota Kabupaten Buleleng, terdapat Taman Bung Karno. Di tengahnya berdiri gagah patung Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno, setinggi 8 meter. Bung Karno memang memiliki ikatan keluarga yang kuat dengan Bali, karena ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, berasal dari Bali. Fakta inilah yang mendorong Bupati Buleleng, Pak Putu Agus Suradnyana, untuk membangun Taman Bung Karno. Beliau ingin agar masyarakat Buleleng memiliki monumen khusus untuk mengenang sekaligus menghormati sang proklamator. Patung berbahan logam yang menghiasi Taman Bung Karno dipahat oleh Rinta Ivanda, seorang perupa asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Relief bawahnya menceritakan tentang kisah hidup ibunda Bung Karno.
- Kecamatan Blahbatuh
- Kecamatan Gianyar
- Kecamatan Payangan
- Kecamatan Sukawati
- Kecamatan Tampaksiring
- Kecamatan Tegallalang
- Kecamatan Ubud
Gianyar juga sarat akan tempat wisata yang cocok untuk keluarga. Tempat tinggal Anggis Devaki ini merupakan rumah bagi beberapa tempat wisata terkenal di Bali, termasuk the fun stuff yang akan kita bahas kemudian.
Tidak jauh dari Denpasar, terdapat Bali Bird Park, yang merupakan suaka bagi lebih dari seribu spesies burung, seperti jalak bali, burung cenderawasih, elang, rajawali, beo, tukan, dll. Bali Bird Park buka sejak 1994 dan merupakan surga bagi pecinta burung. Semua burung di sini dilindungi agar tidak terancam punah.
Di dekatnya, ada Bali Zoo, di mana kita dapat melihat Bali dari ketinggian, dari punggung gajah sumatera.
Jika Anda ingin melihat hewan yang dilepas liar, Anda dapat ke Taman Safari Bali. Secara resmi dikenal sebagai Bali Safari and Marine Park, taman ini dikelola oleh Taman Safari Group yang juga mengelola Taman Safari Bogor dan Taman Safari Prigen di Pasuruan. Anda dapat memberi makan semua binatang ini.
Sekarang kita ke the fun stuff. Bali terkenal dengan seni dan arsitekturnya yang diakui dunia. Hanya 1 jam naik mobil dari Denpasar adalah ibukota budaya Bali, Ubud. Ubud sarat akan tempat wisata seni budaya yang melimpah, dan mata Anda akan dimanjakan dengan melihat koleksi seni yang dipajang di puluhan museum yang ada di sini.
Museum Seni Neka adalah museum seni lukis dan keris yang didirikan oleh Pande Wayan Suteja Neka, yang berasal dari keluarga seniman. Ayahnya, Wayan Neka, mendapat penghargaan pada tahun 1960 sebagai pemahat terbaik di Provinsi Bali. Beliau juga menjadi pemahat Bali pertama yang membuat patung Garuda setinggi tiga meter dalam Pameran Dunia 1964 di New York dan juga untuk Expo 1970 di Osaka, Jepang. Terdorong oleh prestasi sang ayah, Pande Wayan ikut terlibat dalam dunia seni rupa, dimulai dengan menyimpan karya-karya seni bermutu dari pelukis Rudolf Bonnet dan Arie Smit, dua pelukis asal Belanda yang bermukim di Ubud. Museum Seni Neka dibuka sejak 1976 dan menarik perhatian para pecinta seni sejak saat itu.
Museum seni lukis lainnya adalah Museum Puri Lukisan, yang berdiri lebih dulu sebelum Museum Seni Neka, yaitu sejak 31 Januari 1956. Koleksi yang dipamerkan di sini adalah koleksi lukisan dan hasil ukiran kayu, dari yang tradisional hingga modern. Jaraknya sekitar 40 menit dari Bandara Ngurah Rai. Lukisan yang dipamerkan di sini jelas menunjukkan kentalnya budaya Bali yang harus dilestarikan selamanya.
Atau, kita dapat menikmati berbagai macam karya maestro seni ternama Bali di Museum ARMA (Agung Rai Museum of Art). Masih di Ubud, museum ini relatif baru jika dibandingkan dengan Museum Seni Neka dan Puri Lukisan, yaitu tanggal 9 Juni 1996. Museum yang didirikan oleh Mendikbud Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro ini letaknya tidak jauh dari Museum Seni Neka, yaitu di Jalan Raya Pengosekan, Ubud.
Ubud sarat akan kekayaan seni budaya yang mendefinisikan Bali, namun ketenangan jaraknya tidak pernah lebih dari 1 jam. Anda akan menemukan beberapa dari penduduk tertampan di Ubud, di bawah kanopi Sacred Monkey Forest atau Mandala Suci Wenara Wana. Anda dapat berfoto dengan monyet-monyet ekor panjang yang mendiami hutan ini, namun harus punya keberanian ekstra.
Masih di Ubud, masuklah ke mulut iblis di Pura Goa Gajah. Goa buatan dari masa purbakala ini berfungsi sebagai tempat ibadah, dan telah berdiri sejak abad ke-11 Masehi, yaitu pada pemerintahan Anak Wungsu. Pura Goa Gajah merupakan bentuk akulturasi yang indah antara agama Hindu dan Buddha.
5. Kabupaten Jembrana (Negara):
- Kecamatan Jembrana
- Kecamatan Melaya
- Kecamatan Mendoyo
- Kecamatan Negara
- Kecamatan Pekutatan
Di Desa Cekik, Jembrana, kita dapat menemukan Monumen Operasi Lintas Laut Jawa-Bali. Ini adalah salah satu tonggak mengenang peristiwa bersejarah pertempuran laut di Selat Bali, yang memisahkan Bali dan Jawa. Kala itu, Pasukan M pimpinan Kapten Laut Markadi membawa misi ekspedisi mengarungi Selat Bali. Pasukan ini dibentuk untuk menyelamatkan Bali yang kala itu diduduki tentara Sekutu yang mendarat pada Oktober 1945, dua bulan setelah Indonesia merdeka. Pertempuran ini sangat berarti bagi Angkatan Laut Republik Indonesia, karena Operasi Lintas Laut Jawa-Bali sejatinya merupakan pertempuran laut pertama dalam sejarah awal kemerdekaan Indonesia.
Sekarang jika pembahasan kita tentang Bali hanya mencakup pantai dan pura, itu akan sangat membosankan. Tetapi, ada satu pantai di Jembrana di mana Anda tidak akan bosan mengunjunginya. Nama pantai ini Pantai Medewi, di Kecamatan Pekutatan. Pantai ini dikenal sebagai salah satu destinasi berselancar terbaik di Bali, dan sejak tahun 1990 telah tercantum dalam peta Surfing International. Ombak di sini sangat bagus untuk berselancar, dan siapa tahu Anda bisa langsung jago seperti Varun Tandjung.
- Kecamatan Abang
- Kecamatan Bebandem
- Kecamatan Karangasem
- Kecamatan Kubu
- Kecamatan Manggis
- Kecamatan Rendang
- Kecamatan Selat
- Kecamatan Sidemen
Karangasem merupakan kabupaten paling timur di Bali, dan merupakan gerbang dari Bali ke Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat. Di sinilah Gunung Agung, puncak tertinggi di Bali, menjulang tinggi.
Dan di kaki Gunung Agung, kita dapat menemukan pura terbesar dan tersuci dari semua pura di Bali, yaitu Pura Agung Besakih. Letaknya sekitar 30 km dari Kota Denpasar. Kawasan pura ini merupakan kawasan suci di Bali yang memiliki kekhasan adat dan budaya berlandaskan filosofi Tri Hita Karana, keseimbangan antara manusia, lingkungan alam, dan Tuhan. Pura Besakih berdiri di sebelah timur laut Bali. Timur laut adalah arah gunung dan arah munculnya sinar mentari yang merupakan simbol kehidupan.
Salah satu potensi wisata yang berkembang di Bali adalah menyelam. Dan di Karangasem, ada objek wisata menyelam yang bagus, yaitu Tulamben. Di sini ada kapal karam USAT Liberty, sebuah kapal angkut tentara Angkatan Darat Amerika Serikat yang tenggelam setelah terkena torpedo dari salah satu kapal selam Jepang pada tahun 1942. Lokasi penyelaman di Tulamben merupakan salah satu tempat rekreasi penyelaman termudah untuk menikmati pemandangan bawah laut di sekitar kapal karam.
7. Kabupaten Klungkung (Semarapura):
- Kecamatan Banjarangkan
- Kecamatan Dawan
- Kecamatan Klungkung
- Kecamatan Nusa Penida
Ketika berkunjung ke Bali pada tahun 2013, tempat yang saya kunjungi di Klungkung adalah Pura Goa Lawah. Lawah dalam bahasa Bali artinya kelelawar, karena dikenal oleh masyarakat akan adanya sebuah gua pada bagian utama pura ini yang dihuni sekumpulan kelelawar. Di sini adalah tempat untuk kegiatan upacara keagamaan, salah satunya ngaben (membakar mayat).
Bali bukan hanya satu pulau. Jika Anda lihat peta Provinsi Bali dengan jeli, ada sebuah pulau kecil di sebelah tenggara Pulau Bali. Itu adalah Pulau Nusa Penida, yang kerap menjadi favorit pelancong domestik dan mancanegara. Kehidupan di sini lebih sederhana, jauh dari hiruk-pikuk kota, jadi bisa untuk melepas penat jauh dari kehidupan kota. Secara administratif, Pulau Nusa Penida merupakan bagian dari Kabupaten Klungkung.
Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan di Nusa Penida adalah berenang dengan ikan pari manta.
8. Kabupaten Tabanan (Tabanan):
- Kecamatan Baturiti
- Kecamatan Kediri
- Kecamatan Kerambitan
- Kecamatan Marga
- Kecamatan Penebel
- Kecamatan Pupuan
- Kecamatan Selemadeg
- Kecamatan Selemadeg Barat
- Kecamatan Selemadeg Timur
- Kecamatan Tabanan
Tabanan merupakan rumah bagi Pura Tanah Lot. Ini adalah salah satu pura yang sangat disucikan di Bali. Di sini, ada dua pura yang terletak di atas sebongkah batu besar: satu terletak di atas bongkahan batu dan satu lagi di atas tebing, mirip dengan Pura Luhur Uluwatu. Diyakini bahwa Pura Tanah Lot merupakan pura tempat pemujaan dewa-dewa pemuja laut. Dan jika ingin melihat mentari terbenam di ufuk barat, pergilah ke Tanah Lot. The fun's a lot!
Di kawasan dataran tinggi Bedugul, kita dapat menjumpai Pura Ulun Danu Beratan. Jaraknya sekitar 70 km dari Bandara Ngurah Rai dan kurang lebih 50 km dari pusat kota Denpasar. Danau Beratan merupakan salah satu danau terpenting di Bali dalam hal irigasi, dan orang-orang datang ke sini untuk beribadah, terutama saat hari besar agama Hindu, seperti Galungan, Nyepi, dan Kuningan.
Selain Sacred Monkey Forest di Ubud, ada satu tempat lagi di Bali, tepatnya di Tabanan, tempat kita bisa berfoto dengan monyet ekor panjang yang menghuni kawasan ini. Adalah Alas Kedaton, salah satu kawasan hutan lindung yang dihuni banyak kera. Di Alas Kedaton juga terdapat pura kecil untuk teman-teman Hindu kita beribadah.
9. Kota Denpasar:
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Utara
Dan terakhir adalah ibukota Provinsi Bali, Kota Denpasar.
Hampir semua pantai yang terkenal di Bali, berada di kedelapan kabupaten. Namun di Denpasar, pantai yang paling terkenal adalah Pantai Sanur. Memiliki ombak yang cukup tenang membuat Sanur tidak bisa dipakai untuk berselancar selayaknya Kuta, namun berita baiknya adalah pantai ini adalah tempat yang ideal untuk melihat mentari terbit dari ufuk timur. Denpasar memang terletak di pantai timur Bali. Kawasan Pantai Sanur juga dilintasi fasilitas Jalan Tol Bali-Mandara.
Di Denpasar, terdapat Patung Titi Banda. Patung ini diangkat dari cerita Ramayana dalam epik Mahabarata di mana Rama berupaya menyelamatkan Sinta dari cengkeraman penculikan Rahwana. Karena tempatnya sangat sulit dijangkau karena terpisah oleh lautan, Rama lalu meminta bantuan Hanuman yang kemudian mengerahkan para prajurit keranya mengangkat dan menimbun bebatuan menjadi sebuah jembatan yang memudahkan Rama mengambil Sinta kembali.
Seperti disebutkan sebelumnya, Bali terkenal karena seni budayanya yang indah dan diakui dunia. Di Denpasar, terdapat sebuah pusat seni budaya yang berfungsi sebagai saranan pertunjukan seni tradisional Bali. Nama tempat ini adalah Taman Werdhi Budaya Art Centre (TWBAC). Tempat ini diresmikan oleh Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra. Setiap tahun TWBAC menjadi lokasi penyelenggaraan acara tahunan Pesta Kesenian Bali, yang sudah berlangsung setiap tahun sejak 1979.
Kita juga bisa berkunjung ke Monumen Bajra Sandhi, atau disebut juga Monumen Perjuangan Rakyat Bali, yang terletak di Sumerta Kelod. Monumen ini dibangun untuk memberi hormat pada para pahlawan serta merupakan lambang pesemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman serta lambang semangat mempertahankan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Monumen Bajra Sandhi mulai dibangun pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 2001. Beberapa tokoh penting terlibat dalam pembangunan monumen ini, seperti I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Jelantik, dan I Gusti Ketut Pudja. Mereka merupakan pahlawan nasional dari Bali yang mempertaruhkan nyawa mereka dalam pembelaan hak atas penjajahan Belanda pada tahun 1948. Monumen Bajra Sandhi dibangun untuk mengenang para pahlawan Bali.
Dari bagian atas monumen, kita bisa melihat keindahan Denpasar dalam 360 derajat.
Dan itulah, sembilan divisi administratif yang membentuk Bali.
3. Bali dari Segi Sosial-Budaya
Apakah artinya menjadi orang Bali? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan berkenalan dengan mereka.
Suku Bali adalah suku bangsa mayoritas di Pulau Bali. Mereka berjumlah 3,9 juta di seluruh Indonesia. Sekitar 3,3 juta dari mereka mendiami Provinsi Bali, dan sisanya terdapat di tempat lain seperti Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Lampung, Bengkulu, dan daerah penempatan transmigran asal Bali lainnya. Mereka berbahasa Bali.
Ada tiga periode gelombang migrasi suku Bali ke Indonesia:
1. Gelombang pertama terjadi sebagai akibat persebaran penduduk yang terjadi di Nusantara selama zaman prasejarah.
2. Gelombang kedua terjadi secara perlahan selama masa perkembangan agama Hindu di Nusantara.
3. Gelombang ketiga, gelombang terakhir, berasal dari Jawa, ketika Kerajaan Majapahit runtuh pada abad ke-15, seiring dengan proses Islamisasi di Pulau Jawa. Pada periode ini sejumlah rakyat Majapahit memilih untuk melestarikan kebudayaan mereka di Bali, sehingga membentuk sinkretisme antara kebudayaan Jawa klasik dengan tradisi Bali.
Tak pelak, Bali menjadi rumah bagi populasi Hindu Indonesia, dengan sekitar 95% suku Bali menganut agama tersebut. Sisanya menganut agama Islam, Kristen, Buddha, dan kepercayaan lainnya.
Agama Hindu yang dianut teman-teman kita di Bali berbeda dengan agama Hindu yang dianut oleh orang India. For one, agama Hindu Bali menggabungkan ajaran Hindu dengan kepercayaan asli masyarakat Bali, seperti animisme dan dinamisme, yaitu kepercayaan yang menyembah roh dan makhluk halus serta kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda tertentu. Hal ini menghasilkan kepercayaan terhadap roh-roh leluhur, dewa-dewi alam, dan kekuatan gaib lainnya.
- Brahmana, kasta tertinggi yang didominasi oleh para cendekiawan dan rohaniawan;
- Ksatria, kasta kedua yang terdiri atas para bangsawan, prajurit, pemimpin, dan penegak keadilan;
- Waisya, kasta ketiga yang terdiri atas para pedagang, petani, nelayan, dan tukang;
- Sudra, kasta keempat dan terendah yang terdiri atas para buruh, tukang, petani, budak, hamba sahaya, dsb. Kini, di Bali, golongan Sudra sudah bekerja di berbagai profesi, mulai dari pejabat negara hingga buruh kasar.
Sistem kasta ini pun berperan besar dalam tradisi penamaan orang Bali.
Nama orang keturunan kasta Brahmana biasanya diawali dengan gelar Ida Bagus untuk lelaki atau Ida Ayu untuk perempuan. Walaupun di masa lalu orang Brahmana berasal dari golongan cendekiawan dan pemuka agama, sekarang tidak semua orang Brahmana berprofesi sebagai pemuka agama. Mereka sudah masuk ke berbagai lapangan kerja dan tidak semuanya masih menetap di griya.
Contoh:
- Ida Bagus Mantra, Gubernur Bali periode 1978-1988
- Ida Ayu Nyoman Rai, ibunda Presiden Soekarno
Orang keturunan kasta Ksatria biasanya menggunakan gelar Anak Agung, Cokorda, Dewa (atau Dewa Ayu untuk perempuan), Ngakan, dan Bagus. Mereka umumnya keturunan raja dan tinggal di puri atau sekitar puri, yaitu kediaman leluhur mereka yang memerintah atau mengabdi pada masa lalu.
Contoh:
- Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang (alias Dita), anggota girl group Secret Number
- Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati, insinyur Indonesia penemu sistem konstruksi Sosrobahu
- Cokorda Raka Satrya Wibawa, pebasket Indonesia
- Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi, pebasket Indonesia
- Ngakan Putu Gede Suardana, Rektor Universitas Udayana
Orang keturunan kasta Waisya biasanya diawali dengan gelar Gusti, Kompyang, Sang, Si, dan Pande.
Contoh:
- I Gusti Ngurah Rai, pahlawan nasional dari Bali
- I Gusti Ketut Jelantik, pahlawan nasional dari Bali
- I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju
Orang keturunan kasta Sudra dicirikan dengan nama tanpa gelar kebangsawanan sebagaimana keturunan kasta Brahmana, Ksatria, dan Waisya, melainkan langsung mengacu pada urutan kelahiran sesuai tradisi Bali. Nama-nama ini yang umum kita lihat dari orang Bali, seperti Wayan, Putu, Gede, Made, Kadek, Nengah, Nyoman, Komang, Ketut, dll.
Tata nama orang Bali juga tak kalah unik. Mereka menggunakan tata nama yang mencirikan urutan kelahiran anak. Contoh:
- Anak pertama diberi nama Wayan, Putu, atau Gede;
- Anak kedua diberi nama Made, Nengah, atau Kadek;
- Anak ketiga diberi nama depan Nyoman atau Komang;
- dan anak terakhir diberi nama Ketut.
Sebagai penganut agama Hindu, orang Bali memiliki dua hari besar keagamaan yang dirayakan di seluruh pulau. Tiga hari besar tersebut adalah Galungan dan Nyepi.
Hari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali, dengan menggunakan kalkulasi perhitungan kalender Bali, yaitu pada hari Budha Kliwon Galungan. Galungan adalah perayaan hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Setiap Galungan, sudah tradisi untuk orang memasang penjor atau bambu hias untuk merayakan hari besar ini.
Rangkaian acara Hari Raya Galungan adalah sebagai berikut:
- Tumpek Wariga, hari untuk memberi penghormatan kepada alam dan lingkungan, dirayakan 25 hari sebelum Galungan;
- Sugihan Jawa, diperingati enam hari sebelum Galungan, yaitu hari penyucian terhadap Bhuana Agung (makrosmos) secara skala maupun niskala;
- Sugihan Bali, upacara pembersihan diri atau Bhuana Alit yang dilakukan pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang. Tata cara pelaksanaan Sugihan Bali adalah dengan cara mandi, melakukan pembersihan secara fisik, dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga untuk menyongsong Galungan yang semakin dekat;
- Hari Penyekeban, yaitu mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama, dilakukan setiap hari Minggu Pahing Wuku Dungulan;
- Hari Penyajaan, yaitu hari memantapkan diri untuk merayakan Hari Raya Galungan. Hari Penyajaan jatuh dua hari sebelum Galungan, dan dikenal sebagai hari untuk membuat jajan, karena umat Hindu mempersiapkan berbagai jajan tradisional untuk sesajen Galungan;
- Hari Penampahan, jatuh sehari sebelum Galungan, yang memiliki makna untuk menetralisasi kekuatan Sang Kala Tiga, yang dipercaya akan turun ke bumi untuk mengganggu umat manusia. Untuk mencegah hal tersebut, umat Hindu melakukan Penampahan Galungan dengan cara memotong hewan yadnya seperti babi, ayam, atau itik sebagai simbol untuk menghilangkan sifat buruk manusia, dan membuat segehan, yaitu persembahan kepada Bhuta Dungulan, yang diletakkan di depan sanggah, di lebuh, dan di depan rumah;
- Hari Raya Galungan. Pada pagi Galungan, umat Hindu Bali menghadiri upacara keagamaan. Kemudian, mereka melakukan mudik, atau pulang kampung ke daerah kelahiran masing-masing untuk sembahyang;
- Umanis Galungan, yaitu saat umat melaksanakan persembahyangan dan dilanjutkan dengan Dharma Santi dan saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi;
- Hari Pemaridan Guru, yaitu saat umat melaksanakan persembahyangan kepada para dewa. Ini adalah upacara yadnya yang bermakna umat menikmati waranugraha Dewata;
- Ulihan, saat para dewata-dewati atau leluhur kembali ke kahyangan dengan meninggalkan berkat dan anugerah panjang umur;
- Hari Pemacekan Agung, hari di mana umat Hindu Bali melakukan upacara di pekarangan lebuh pada sore hari. Upacara ini dilakukan dengan menyembelih ayam salulung sebagai suguhan ke hadapan Sang Kala Galungan;
- Hari Raya Kuningan, yaitu hari di mana umat Hindu melakukan upacara perpisahan untuk para leluhur yang akan kembali ke stananya masing-masing. Upacara ini dilakukan dengan menyuguhkan sesajen yang berisi simbul tamiang dan endongan;
- dan Hari Pegat Wakan, yaitu runtutan terakhir dari perayaan Galungan, di mana umat akan melakukan persembahyangan, mencabut penjor yang dibuat pada Hari Penampahan, membakarnya, dan menanam abunya di pekarangan rumah.
Hari besar umat Hindu Bali lainnya adalah Hari Raya Nyepi. Nyepi adalah hari raya suci umat Hindu yang dirayakan untuk menyambut Tahun Baru Saka, atau tahun baru dalam sistem penanggalan Hindu.
Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan penyucian diri dengan melakukan upacara Melasti. Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di pura akan diarak ke pantai atau danau dengan makna menyucikan segala kotor di dalam diri manusia dan alam. Laut atau danau diyakini sebagai sumber suci (tirta amerta). Kemudian, sehari sebelum Nyepi, ada arak-arakan ogoh-ogoh, perwujudan Bhuta Kala, yang kemudian dibakar dengan tujuan mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar.
Selama Nyepi, teman-teman kita di Bali melakukan Catur Brata Penyepian yang terdiri atas:
- amati geni (tidak menyalakan api dan lampu);
- amati karya (tidak bekerja);
- amati lelungan (tidak bepergian);
- dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Yang terpenting, selama Nyepi mereka berpuasa 24 jam penuh selama sehari, dan memanfaatkan waktu tersebut untuk berdoa dan bermeditasi.
Rangkaian terakhir Hari Raya Nyepi adalah Ngembak Geni. Pada hari ini, api dan lampu kembali dinyalakan, dan umat Hindu Bali melakukan Dharma Santi dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur, dan saling maaf-memaafkan untuk memulai tahun baru yang bersih.
Setiap yang hidup pasti akan merasakan kematian. Dan di Bali, mereka memiliki tradisi di mana jika ada orang yang meninggal, jenazahnya akan dibakar untuk diantarkan rohnya ke alam baka. Tradisi ini disebut Ngaben. Setelah jenazah dibakar, abunya akan dilarung ke laut, yang merupakan bagian dari prosesi Nganyut.
Orang Bali juga memiliki upacara potong gigi, yaitu Metatah atau Mepandes. Mirip dengan tradisi Supitan dan Tetesan di Solo, Jawa Tengah, upacara Metatah ini adalah upacara kedewasaan yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai akil balig atau cukup umur. Setelah gigi selesai dikikir, anak yang melaksanakan Metatah akan diminta untuk mencicipi enam rasa: pahit dan asam (simbol ketabahan), pedas (simbol kesabaran), sepat (simbol ketaatan), manis (simbol kebahagiaan), dan asin (simbol kebijaksanaan).
Sebenarnya ada banyak lagi tradisi Bali yang bisa kita paparkan, mulai dari Mepamit bagi mempelai wanita yang hendak menikah yang dilakukan sebagai bentuk perpisahan dan penghormatan kepada leluhur sebelum menikah, hingga Melukat sebagai tradisi penyucian diri dan jiwa dengan menggunakan air suci, tetapi saya takut postingan ini kepanjangan.
Seperti biasa, setiap provinsi punya senjata tradisional untuk bertempur dan juga rumah untuk bernaung. Senjata tradisional Bali adalah keris Bali. Selain berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari musuh, keris Bali kerap menjadi senjata pelengkap untuk upacara keagamaan di Bali, seperti upacara Melasti.
Adapun rumah tradisional Bali adalah rumah Natah, yang merupakan simbol tempat pertemuan antara purusa dan pradana, yaitu pertemuan antara langit dan bumi. Lagi-lagi, pembangunan sebuah rumah di Bali kembali pada konsep Tri Hita Karana, di antaranya:
1. Pawongan, yaitu para penghuni rumah;
2. Palemahan, hubungan baik antara penghuni rumah dan lingkungannya;
3. Parahyangan, hubungan baik antara penghuni rumah dan lingkungan dengan Tuhannya.
Dan yang elok adalah, hampir setiap rumah di Bali dilengkapi dengan pura di pekarangan rumah untuk berdoa dan beribadah setiap pagi.
Musik dan tari juga memainkan peran besar terhadap budaya Bali yang lestari selama berabad-abad. Beberapa lagu daerah Bali yang menjadi hits klasik antara lain "Dewa ayu", "Ngusak asik", "Janger", "Macepet-cepetan", dll.
Untuk tari, Bali punya banyak, tetapi yang paling seru dan lestari selama berabad-abad adalah tari legong, tari pendet, tari kecak, dan tari barong. Semua tari ini menekankan pada keanggunan dan kelemahlembutan, serta menceritakan sebuah cerita. Persembahan tari kecak umum disaksikan di Uluwatu setiap sore.
Semua tari di atas kerap diiringi alat musik gamelan. Yang membedakan gamelan Bali dengan gamelan Jawa adalah bentuk bilah yang lebih tebal pada saron, bentuk pencon (gamelan seperti bonang) lebih banyak daripada bilah, dan ritmenya lebih cepat.
Lantas bagaimana dengan makanan khas Bali? Oho, Pulau Dewata telah menyuguhkan segala macam penganan dalam berbagai macam rasa. Mari kita berkenalan dengan beberapa di antaranya.
Pertama adalah ayam betutu. Makanan ini adalah makanan tradisional Bali yang terbuat dari ayam atau bebek utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Ayam betutu merupakan jenis lauk-pauk yang dibuat dari daging ayam utuh yang telah dibersihkan, kemudian dibalurkan bumbu khas Bali yang dikenal dengan sebutan base genep, yang terdiri atas bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai rawit, daun salam, serai, daun jeruk, merica, kunyit, jahe, lengkuas, kencur, penyedap rasa, gula, dan garam. Bumbu ini dibalurkan ke seluruh permukaan daging ayam dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam rongga perutnya.
Ayam betutu merupakan makanan khas Gianyar, yang lahir pada tahun 1976 dari olahan tangan Ni Wayan Tempeh atau Men Tempeh dari wilayah Abiansi, Gianyar. Kemudian, bersama dengan suaminya, I Nyoman Suratna dari Bangli, Ni Wayan Tempeh mendirikan warung Ayam Betutu.
Berikutnya adalah sate lilit. Sate asal Bali ini dibuat dari daging ayam, sapi, ikan, atau bahkan kura-kura yang dicincang, kemudian dicampur dengan bumbu parutan kelapa, santan, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Kemudian daging tersebut dilekatkan pada sebatang bambu atau tebu, kemudian dipanggang di atas arang untuk masakan yang lezat dan kaya protein.
Yang ketiga adalah jukut undis. Makanan ini berasal dari Buleleng, yaitu berupa kacang kedelai hitam yang didiamkan semalaman dan kemudian direbus hingga lunak dan diberi bumbu khas Singaraja. Kedelai hitam yang menjadi bahan baku jukut undis mengandung isoflavon, senyawa polifenol yang terdapat dalam kacang-kacangan dan olahannya. Di antara manfaat isoflavon adalah menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara, menurunkan kolesterol jahat, meningkatkan fungsi otak, mencegah penyakit jantung koroner, dan mencegah pengeroposan tulang.
Dan untuk makanan pencuci mulut, setiap pelancong yang pergi ke Bali wajib membeli oleh-oleh pai susu.
4. #TEKANAN (Teman Makan Anda): Tanduk si Anjing
Cerita rakyat Bali yang akan saya ceritakan sebagai teman menyantap penganan khas Bali berjudul "Tanduk si Anjing".
Percaya atau tidak, pada zaman dahulu anjing memiliki tanduk, namun ekornya pendek. Sebaliknya, kambing tak bertanduk, namun ekornya panjang. Demikianlah yang dialami dua sahabat karib, Dido si anjing dan Goti si kambing. Kedua binatang berkaki empat ini tinggal di daerah Batur, Kintamani, Bangli, Bali. Ke mana pun Dido pergi, Goti ikut serta, begitu pun sebaliknya. Mereka hidup rukun dan damai.
Namun sebenarnya, diam-diam Goti memiliki perasaan iri terhadap Dido. Karena, Dido memiliki sepasang tanduk yang indah. Sudah lama Goti ingin memiliki tanduk seindah milik Dido. Namun apa daya, dia tidak tahu bagaimana cara memilikinya. Hingga suatu hari dia mendapat undangan untuk menghadiri sebuah pesta. Maka, Goti merengek kepada Dido untuk meminjamkan tanduknya padanya. Dido meminjaminya, dengan syarat Goti harus segera melepaskan tanduk Dido dan mengembalikannya kepadanya saat pesta selesai.
Selama pesta, semua orang mengagumi keindahan tanduk Goti. Hingga muncul niat jahat di pikiran Goti: dia harus tetap memiliki tanduk Dido. Ketika pesta usai, Goti tidak segera datang ke rumah Dido, dan berusaha menghindar setiap kali mereka berpapasan di jalan. Setiap kali Dido datang ke rumah Goti, dia selalu bersembunyi. Hal itu terus terjadi, berulang-ulang.
Hingga suatu hari, ketika Dido menagih janji Goti untuk mengembalikan tanduknya untuk terakhir kali, terjadi kejar-kejaran yang cukup seru. Karena geram, Dido menggigit ekor Goti dengan sekuat tenaga hingga putus. Karena kesakitan, Goti berlari sekencang-kencangnya, dan berhasil meloloskan diri dari kejaran anjing.
Sejak saat itu, tanduk Dido terus melekat pada Goti. Itulah mengapa kambing selalu bertanduk dan tak pernah punya ekor panjang. Sebaliknya, anjing tak bertanduk, namun ekornya panjang.
5. Pahlawan Nasional dari Bali
I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Jelantik, dan I Gusti Ketut Pudja adalah pahlawan nasional dari Bali. Kita akan membahas salah satunya, yaitu I Gusti Ngurah Rai.
Salah satu kontribusi I Gusti Ngurah Rai sebagai pahlawan nasional dari Bali adalah memimpin Pertempuran Puputan Margarana. Pertempuran ini menjadi salah satu pertempuran paling sengit dan heroik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya memilih untuk "puputan" atau berperang sampai titik darah penghabisan daripada menyerah kepada Belanda. Tindakan ini menunjukkan semangat juang yang tinggi dan kecintaan yang mendalam terhadap tanah air.
Melalui kepemimpinannya yang inspiratif dan tindakannya yang berani, I Gusti Ngurah Rai berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Bali untuk melawan penjajah Belanda. Beliau menjadi simbol perlawanan dan kepahlawanan bagi rakyat Bali. Atas jasa-jasanya yang luar biasa, I Gusti Ngurah Rai ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Hal ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan negara kepada seorang warga negara atas dedikasinya terhadap bangsa dan negara. Nama beliau pun diabadikan sebagai nama bandara utama di Bali, yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Dan demikianlah pembahasan kita mengenai Provinsi Bali. Provinsi ini tidak hanya menjanjikan potensi wisata pantai dan pura saja, namun juga memiliki keindahan lain, mulai dari sejarah, seni, arsitektur, tradisi, dan makanan yang menjadikannya tempat wisata paling digemari di Indonesia.
Bagaimana dengan anggota divisi Indonesia milik skuad perlindungan Bluebell City milik Walikota Joost Klein di "A Musical Revolution 3: Field Trip Fiasco"? Siapakah yang menjadi anggota asal Bali? Please welcome... Ni Luh Gendis, gadis berusia 18 tahun asal Gianyar, Bali. Dia adalah pemimpin subdivisi Bali dan Nusa Tenggara di skuad tersebut.
Gendis pertama kali bertemu dengan Jiyoon dan Isa saat dua sahabat ini sedang bermain tenis di lapangan tenis dekat rumah mereka di Aleyad. Gendis senang sekali ketika tahu Weeekly akan pergi melaksanakan field trip sekolah ke region Baruna. Dia berjanji ketika mereka selesai dengan field trip, dia akan mengajak mereka pergi bertiga ke kampung halamannya.
Belum diketahui pasti apa kekuatan super Gendis, namun yang kita tahu adalah dia akan menggunakan raket tenis untuk menyerang musuh.
Stay tuned! Episode berikutnya akan membahas Nusa Tenggara Barat.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H