Gunung Agung adalah puncak tertinggi di Bali, dengan ketinggian 3.031 mdpl. Gunung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini adalah gunung berapi strato yang masih aktif. Terakhir kali tercatat meletus pada 13 Juni 2019, lereng Gunung Agung adalah tempat salah satu pura terpenting di Bali, yaitu Pura Agung Besakih.
Gunung Batur adalah puncak tertinggi kedua di Bali, dengan tinggi 1.717 mdpl. Terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Gunung Batur juga tergolong puncak yang masih aktif, dan tercatat terakhir kali meletus pada tahun 2000. Letaknya tak jauh dari Gunung Agung, yaitu di sebelah barat laut.
Kawasan Gunung Batur jamak dikenal sebagai objek wisata andalan Bangli. Setiap hari besar agama Hindu, seluruh umat Hindu dari seluruh Bali beramai-ramai datang ke Danau Batur untuk berdoa di pura. Dan pada waktu tertentu, mereka ke sini untuk mengantarkan Suwinih untuk mengusir bencana hama yang menimpa ladang mereka. Oleh karena itulah, lahan sekitar danau yang merupakan danau terbesar di Bali ini tumbuh menjadi daerah yang subur.
Adapun Sungai Ayung adalah sungai terpanjang di Bali, atau juga dikenal oleh penduduk setempat sebagai Tukad Ayung. Sungai ini mengalir sepanjang 68,5 km, melewati Kabupaten Bangli, Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar, hingga akhirnya bermuara di Selat Badung di Sanur. Karena alirannya yang sangat deras, Sungai Ayung kerap dijadikan tempat wisata rafting.
Masyarakat Bali adalah masyarakat yang pintar melestarikan alam dan memanfaatkan sumber daya alam dengan kearifan lokal. Pelestarian alam ini dapat dilihat dari fakta bahwa mereka menerapkan konsep Tri Hita Karana, ajaran agama Hindu yang mengajarkan manusia untuk menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan.
Masyarakat Bali juga menerapkan sistem subak, yaitu sistem pengairan tradisional di Bali yang mengatur tata air di persawahan secara merata dan adil. Sistem ini memiliki ciri khas sosial, keagamaan, dan pertanian, serta ditandai dengan semangat gotong royong. Mungkin ini salah satu alasan mengapa beberapa sawah di Bali berbentuk terasering. Salah satunya, di Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia pada 29 Juni 2012.
Selama tiga dekade ke belakang, perekonomian Bali sebagian besar mengandalkan dan berbasis pertanian baik dari segi output maupun kesempatan kerja. Sebagian besar adalah petani padi, sebagaimana kita lihat sawah di Bali yang biasanya berbentuk terasering. Akan tetapi, sekarang, industri pariwisata menjadi objek pendapatan terbesar bagi Bali, yang menjadikannya salah satu daerah terkaya di Indonesia. Setiap tahun, wisatawan dalam negeri dan luar negeri melancong ke Pulau Dewata untuk meresapi budaya Bali yang tidak ditemukan di wilayah lain di Indonesia, bahkan dunia.
Akan tetapi, ketika pandemi COVID-19 melanda dunia sepanjang tahun 2020 lalu, ekonomi Bali yang didorong oleh industri pariwisata menurun drastis. Setahun kemudian, beberapa musisi asal Bali, termasuk Balawan, gitaris yang terkenal dengan gitar double neck-nya itu, membuat lagu untuk mendorong wisatawan kembali berwisata ke Bali pascapandemi. Judul lagu kampanyenya adalah "Bali kembali".
Bicara soal pariwisata, transportasi memainkan peran penting dalam pengembangan industri pariwisata yang menggerakkan perekonomian Bali. Dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, kita dapat naik kapal dan mendarat di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana. Pelabuhan feri ini berada dalam naungan dan pengelolaan ASDP Indonesia Ferry, dan menjadi opsi bagi mereka yang ingin menuju Pulau Jawa lewat jalur darat atau sebaliknya. Perjalanan kapal dari Ketapang ke Gilimanuk memakan waktu sekitar 1 jam.