Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Indonesiamu! Episode 17: Bali, Pulau Dewata dengan Segudang Tradisi

16 Oktober 2024   17:03 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:07 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Wisata Penglipuran, di mana penduduknya masih menjalankan dan melestarikan budaya tradisional Bali. (sumber: detik.com)

Dan yang elok adalah, hampir setiap rumah di Bali dilengkapi dengan pura di pekarangan rumah untuk berdoa dan beribadah setiap pagi.

Natah, rumah tradisional Bali. (sumber: TMII)
Natah, rumah tradisional Bali. (sumber: TMII)

Musik dan tari juga memainkan peran besar terhadap budaya Bali yang lestari selama berabad-abad. Beberapa lagu daerah Bali yang menjadi hits klasik antara lain "Dewa ayu", "Ngusak asik", "Janger", "Macepet-cepetan", dll.





Untuk tari, Bali punya banyak, tetapi yang paling seru dan lestari selama berabad-abad adalah tari legong, tari pendet, tari kecak, dan tari barong. Semua tari ini menekankan pada keanggunan dan kelemahlembutan, serta menceritakan sebuah cerita. Persembahan tari kecak umum disaksikan di Uluwatu setiap sore.





Semua tari di atas kerap diiringi alat musik gamelan. Yang membedakan gamelan Bali dengan gamelan Jawa adalah bentuk bilah yang lebih tebal pada saron, bentuk pencon (gamelan seperti bonang) lebih banyak daripada bilah, dan ritmenya lebih cepat.


Lantas bagaimana dengan makanan khas Bali? Oho, Pulau Dewata telah menyuguhkan segala macam penganan dalam berbagai macam rasa. Mari kita berkenalan dengan beberapa di antaranya.

Pertama adalah ayam betutu. Makanan ini adalah makanan tradisional Bali yang terbuat dari ayam atau bebek utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Ayam betutu merupakan jenis lauk-pauk yang dibuat dari daging ayam utuh yang telah dibersihkan, kemudian dibalurkan bumbu khas Bali yang dikenal dengan sebutan base genep, yang terdiri atas bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai rawit, daun salam, serai, daun jeruk, merica, kunyit, jahe, lengkuas, kencur, penyedap rasa, gula, dan garam. Bumbu ini dibalurkan ke seluruh permukaan daging ayam dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam rongga perutnya.

Ayam betutu merupakan makanan khas Gianyar, yang lahir pada tahun 1976 dari olahan tangan Ni Wayan Tempeh atau Men Tempeh dari wilayah Abiansi, Gianyar. Kemudian, bersama dengan suaminya, I Nyoman Suratna dari Bangli, Ni Wayan Tempeh mendirikan warung Ayam Betutu.

Ayam betutu yang lezat. (sumber: Indonesia Kaya)
Ayam betutu yang lezat. (sumber: Indonesia Kaya)

Berikutnya adalah sate lilit. Sate asal Bali ini dibuat dari daging ayam, sapi, ikan, atau bahkan kura-kura yang dicincang, kemudian dicampur dengan bumbu parutan kelapa, santan, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Kemudian daging tersebut dilekatkan pada sebatang bambu atau tebu, kemudian dipanggang di atas arang untuk masakan yang lezat dan kaya protein.

Sate lilit ayam khas Bali. (sumber: detikFood)
Sate lilit ayam khas Bali. (sumber: detikFood)
Yang ketiga adalah jukut undis. Makanan ini berasal dari Buleleng, yaitu berupa kacang kedelai hitam yang didiamkan semalaman dan kemudian direbus hingga lunak dan diberi bumbu khas Singaraja. Kedelai hitam yang menjadi bahan baku jukut undis mengandung isoflavon, senyawa polifenol yang terdapat dalam kacang-kacangan dan olahannya. Di antara manfaat isoflavon adalah menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara, menurunkan kolesterol jahat, meningkatkan fungsi otak, mencegah penyakit jantung koroner, dan mencegah pengeroposan tulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun