Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Indonesiamu! Episode 17: Bali, Pulau Dewata dengan Segudang Tradisi

16 Oktober 2024   17:03 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:07 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Bajra Sandhi, dibangun untuk menghormati jasa para pahlawan Bali. (sumber: detik.com)
Monumen Bajra Sandhi, dibangun untuk menghormati jasa para pahlawan Bali. (sumber: detik.com)

Dan itulah, sembilan divisi administratif yang membentuk Bali.

3. Bali dari Segi Sosial-Budaya
Apakah artinya menjadi orang Bali? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan berkenalan dengan mereka.

Suku Bali adalah suku bangsa mayoritas di Pulau Bali. Mereka berjumlah 3,9 juta di seluruh Indonesia. Sekitar 3,3 juta dari mereka mendiami Provinsi Bali, dan sisanya terdapat di tempat lain seperti Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Lampung, Bengkulu, dan daerah penempatan transmigran asal Bali lainnya. Mereka berbahasa Bali.

Suku Bali. (sumber: Indonesia Kaya)
Suku Bali. (sumber: Indonesia Kaya)

Ada tiga periode gelombang migrasi suku Bali ke Indonesia:
1. Gelombang pertama terjadi sebagai akibat persebaran penduduk yang terjadi di Nusantara selama zaman prasejarah.
2. Gelombang kedua terjadi secara perlahan selama masa perkembangan agama Hindu di Nusantara.
3. Gelombang ketiga, gelombang terakhir, berasal dari Jawa, ketika Kerajaan Majapahit runtuh pada abad ke-15, seiring dengan proses Islamisasi di Pulau Jawa. Pada periode ini sejumlah rakyat Majapahit memilih untuk melestarikan kebudayaan mereka di Bali, sehingga membentuk sinkretisme antara kebudayaan Jawa klasik dengan tradisi Bali.

Tak pelak, Bali menjadi rumah bagi populasi Hindu Indonesia, dengan sekitar 95% suku Bali menganut agama tersebut. Sisanya menganut agama Islam, Kristen, Buddha, dan kepercayaan lainnya.

Agama Hindu yang dianut teman-teman kita di Bali berbeda dengan agama Hindu yang dianut oleh orang India. For one, agama Hindu Bali menggabungkan ajaran Hindu dengan kepercayaan asli masyarakat Bali, seperti animisme dan dinamisme, yaitu kepercayaan yang menyembah roh dan makhluk halus serta kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda tertentu. Hal ini menghasilkan kepercayaan terhadap roh-roh leluhur, dewa-dewi alam, dan kekuatan gaib lainnya.

Orang Bali sedang beribadah di pura pada hari Tumpek Klurut. Bali merupakan rumah bagi populasi Hindu Indonesia, dan kepercayaan mereka menggabungkan ajaran Hindu dan animisme-dinamisme. (sumber: ANTARA News)
Orang Bali sedang beribadah di pura pada hari Tumpek Klurut. Bali merupakan rumah bagi populasi Hindu Indonesia, dan kepercayaan mereka menggabungkan ajaran Hindu dan animisme-dinamisme. (sumber: ANTARA News)
Juga, Bali masih menerapkan sistem kasta, walaupun tidak seketat di India. Pembagian kasta di Bali mengikuti sistem kasta di India, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
- Brahmana, kasta tertinggi yang didominasi oleh para cendekiawan dan rohaniawan;
- Ksatria, kasta kedua yang terdiri atas para bangsawan, prajurit, pemimpin, dan penegak keadilan;
- Waisya, kasta ketiga yang terdiri atas para pedagang, petani, nelayan, dan tukang;
- Sudra, kasta keempat dan terendah yang terdiri atas para buruh, tukang, petani, budak, hamba sahaya, dsb. Kini, di Bali, golongan Sudra sudah bekerja di berbagai profesi, mulai dari pejabat negara hingga buruh kasar.

Sistem kasta ini pun berperan besar dalam tradisi penamaan orang Bali.

Nama orang keturunan kasta Brahmana biasanya diawali dengan gelar Ida Bagus untuk lelaki atau Ida Ayu untuk perempuan. Walaupun di masa lalu orang Brahmana berasal dari golongan cendekiawan dan pemuka agama, sekarang tidak semua orang Brahmana berprofesi sebagai pemuka agama. Mereka sudah masuk ke berbagai lapangan kerja dan tidak semuanya masih menetap di griya.
Contoh:
- Ida Bagus Mantra, Gubernur Bali periode 1978-1988
- Ida Ayu Nyoman Rai, ibunda Presiden Soekarno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun