Sebelum menjadi bagian dari wilayah Indonesia, Bangkalan pernah menjadi pusat kerajaan kuno. Beberapa peninggalan sejarah seperti makam kuno dan situs-situs bersejarah lainnya masih dapat ditemukan di beberapa wilayah. Salah satunya adalah kompleks Makam Air Mata Ratu Ibu di Kecamatan Arosbaya, yang merupakan tempat peristirahatan bangsawan Madura. Salah satunya adalah Kanjeng Ratu Ibu Syarifah Ambami, putri Panembahan Ronggo dan keturunan Sunan Giri ke-5, serta permaisuri dari Adipati Cakraningrat I.
Bangkalan memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai geopark. Formasi batuan unik, seperti Bukit Jaddih dengan tebing tanah liat berwarna-warni, menjadi daya tarik tersendiri bagi para geolog dan wisatawan. Mirip dengan Pamukkale di Turki.
Sebagai salah satu daerah dengan penduduk mayoritas Muslim, Bangkalan memiliki akar budaya Islam yang sangat kuat. Banyak tradisi dan kebiasaan masyarakat yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Kuatnya pengaruh ajaran Islam di sini dapat dilihat dari salah satu masjid terindah dan termegah di Bangkalan, yaitu Masjid Syaichona Kholil.
2. Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi):
- Kecamatan Bangorejo
- Kecamatan Banyuwangi
- Kecamatan Blimbingsari
- Kecamatan Cluring
- Kecamatan Gambiran
- Kecamatan Genteng
- Kecamatan Giri
- Kecamatan Glagah
- Kecamatan Glenmore
- Kecamatan Kabat
- Kecamatan Kalibaru
- Kecamatan Kalipuro
- Kecamatan Licin
- Kecamatan Muncar
- Kecamatan Pesanggaran
- Kecamatan Purwoharjo
- Kecamatan Rogojampi
- Kecamatan Sempu
- Kecamatan Siliragung
- Kecamatan Singojuruh
- Kecamatan Songgon
- Kecamatan Srono
- Kecamatan Tegaldlimo
- Kecamatan Tegalsari
- Kecamatan Wongsorejo
Banyuwangi terletak di pantai timur Jawa Timur. Salah satu daya tariknya terdapat pada keindahan alamnya yang menakjubkan, seperti Kawah Ijen, danau kawah terbesar di Indonesia. Di sini, ada banyak penambang belerang yang turun ke kawah untuk menambang bahan baku asam sulfat atau pupuk ini.
Banyuwangi juga merupakan rumah bagi Taman Nasional Alas Purwo, yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo. Ekosistem yang ada di Taman Nasional Alas Purwo adalah hutan hujan tropis, dan juga mencakup ekosistem hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput. Taman nasional ini berbatasan langsung dengan Pulau Bali.
Taman Nasional Alas Purwo juga merupakan tempat dilangsungkannya ritual Pagerwesi bagi umat Hindu, tepatnya di Pura Luhur Giri Salaka. Hari Raya Pagerwesi dirayakan setiap hari Rabu Kliwon wuku Sinta untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta).