Dan itu dia, delapan kabupaten dan kota yang membentuk Provinsi Banten.
Sekarang kita akan meneroka Banten dari sisi sosial budaya.
Dari 10,6 juta penduduk Banten, kelompok etnis yang terbesar adalah suku Sunda. Suku Sunda Banten ini agak lain sedikit dari suku Sunda yang mendiami Provinsi Jawa Barat. Mereka bertutur dalam bahasa Sunda dialek Banten, yang mana lebih dekat dengan bahasa Sunda Kuno karena memiliki beberapa perbedaan leksikon, morfologi, dan fonologi dengan bahasa Sunda baku, dan memiliki karakteristik tertentu yang tidak dimiliki bahasa Sunda Priangan.
Yang menarik dari orang Sunda Banten adalah sebagian dari mereka memiliki gelar seperti Tubagus, Ratu, Entol, dan Nyi Ayu. Mereka memeluk agama Islam dan tidak bisa lepas dari budaya keislaman yang sangat kental, karena Banten memiliki sejarah sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di Indonesia.
Suku Sunda Banten mencakup 63,43% dari populasi Banten, kemudian diikuti oleh suku Jawa, Betawi, Tionghoa, Melayu, Batak, Minangkabau, Lampung, dll. But definitely try not to miss on the ethnic group that makes Banten stand out from the rest of Java. Adalah suku Badui, sekelompok masyarakat adat Sunda yang tinggal di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak. Dengan populasi sekitar 26.000 orang, mereka hidup menutup diri dari dunia luar dan juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk Badui Dalam.
Sekitar 99% orang Badui menganut kepercayaan Sunda Wiwitan, kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur yang bersatu dengan alam yang dianut oleh orang asli Sunda. Sedangkan 1% di antaranya memeluk agama Islam.
Orang Badui bertutur dalam bahasa Sunda dialek Badui. Mereka tidak bersekolah, karena pendidikan formal berlawanan dengan adat istiadat mereka. Mereka juga tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan dalam tuturan lisan saja.
Sekarang kita akan membahas bahasa. Video berikut membahas bahasa Sunda Banten dan perbedaannya dengan bahasa Sunda Priangan. Pengunggahnya adalah saluran YouTube "TheBudakBageur".
Di Serang dan Cilegon, sebagian besar penduduknya adalah orang Jawa, dan mereka bertutur dalam bahasa Jawa Serang. Bahasa Jawa Serang disebut juga bahasa Bebasan oleh penutur setempat. Dialeknya jika diperhatikan agak mirip dengan bahasa Jawa Indramayu dan Cirebon. Berikut adalah video yang menunjukkan percakapan dalam bahasa Jawa Serang, yang diunggah oleh saluran YouTube "HanJAi (HananJaiAin)".