Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenali Indonesiamu! Episode 10: When There's a Will, There's a Way in Lampung

27 Agustus 2024   20:55 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:58 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendungan Way Rarem di Kabupaten Lampung Utara. (sumber: Keliling Lampung)

Tak hanya cantik, masyarakat Lampung pandai memanfaatkan kembang ashar sebagai tanaman obat. Bunga ini bermanfaat mengobati radang amandel, radang tenggorokan, batuk berdarah, kanker, batu ginjal, batu empedu, dan kencing manis. Salah satu manfaat kembang ashar lainnya adalah mengatasi keputihan untuk wanita, dengan cara meminum air rebusan bunganya dengan kulit delima kering atau lidah buaya.

Kembang ashar atau bunga pukul empat, flora identitas Provinsi Lampung yang cantik dan bermanfaat sebagai tanaman obat. (sumber: VoxLampung)
Kembang ashar atau bunga pukul empat, flora identitas Provinsi Lampung yang cantik dan bermanfaat sebagai tanaman obat. (sumber: VoxLampung)

Adapun fauna identitas Lampung adalah gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), subspesies gajah asia yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa hal yang membedakan gajah asia dengan gajah afrika adalah tubuhnya yang lebih kecil, memiliki satu tonjolan di belalainya alih-alih dua, dan hanya jantan yang memiliki gading.

Seperti gajah pada umumnya, kawanan gajah sumatera terdiri atas betina dewasa dan anak-anaknya. Gajah betina paling tua adalah pemimpin kawanan. Gajah jantan dewasa, biasanya hidup menyendiri, terpisah dari kawanan. Mereka adalah hewan herbivora, dan makanan mereka mencakup tanaman, daun, batang, dan buah-buahan. Periode kehamilan untuk gajah sumatera adalah 22 bulan. Mereka bisa hidup hingga 70 tahun.

Sayangnya gajah sumatera terancam punah, dan populasi mereka semakin menurun karena hilangnya habitat, perburuan liar untuk gading, dan konflik dengan petani. Di Lampung, upaya konservasi gajah sumatera dilakukan dengan dibangunnya Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur.

Gajah sumatera, fauna identitas Lampung yang kini kian terancam punah. (sumber: Ayo Bandung)
Gajah sumatera, fauna identitas Lampung yang kini kian terancam punah. (sumber: Ayo Bandung)

Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur dibangun untuk melestarikan gajah sumatera. (sumber: IDN Times Lampung)
Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur dibangun untuk melestarikan gajah sumatera. (sumber: IDN Times Lampung)
Masyarakat Lampung pandai memanfaatkan hasil bumi mereka. Kebanyakan di antara mereka yang tinggal di pesisir, hidup sebagai nelayan dan bercocok tanam. Industri penambakan udang adalah primadona, dan tambak udang di Lampung termasuk salah satu yang paling besar di dunia setelah adanya penggabungan usaha antara Bratasena, Dipasena, dan Wachyuni Mandira. Tambak udang di Lampung dibangun secara berkelanjutan untuk menjaga kesejahteraan lingkungan.

Tambak udang di Lampung dibangun secara berkelanjutan. (sumber: Bisnis Sumatra)
Tambak udang di Lampung dibangun secara berkelanjutan. (sumber: Bisnis Sumatra)

Sedangkan untuk masyarakat yang tidak tinggal di pesisir, kebanyakan di antara mereka bertanam padi dan berkebun lada, cengkih, kopi, kayumanis, dll. Lampung berfokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, tebu, dll.

Kopi lampung yang terkenal dipanen seluas 1,2 juta hektare, baik robusta maupun arabika. Tiga kabupaten penghasil kopi terbesar di Lampung yaitu Kabupaten Lampung Barat (55.080 ton), Kabupaten Tanggamus (33.921 ton), dan Kabupaten Lampung Utara (10.120 ton).

Petani kopi di Lampung. (sumber: ANTARA News Lampung)
Petani kopi di Lampung. (sumber: ANTARA News Lampung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun