Bismillahirrahmanirrahim.
Sebelumnya di "A Musical Revolution 2"...
Mendadak terjadi perubahan penugasan pada artikel ilmiah Jiyoon. Dia yang awalnya menulis tentang astronomi bersama Ririka dan Rona, tema tulisannya diganti oleh wali kelasnya, Profesor Alessandro Cattelan, tentang fenomena Paradox Pokemon. Untuk memperlancar tugas barunya tersebut, Jiyoon harus melakukan penelitian lapangan ke Paldea, ditemani teman masa kecilnya, Chaehyun, jurnalis remaja dari Baruna TV. Walaupun sedikit kecewa, Jiyoon senang karena akan bertemu Isa lagi, sahabatnya yang sudah 4 bulan melakukan pertukaran pelajar ke Paldea.
Sementara itu, Isa mendapati bahwa ibunya telah menikah lagi dengan seorang pria yang memiliki riwayat miras dan alkohol. Di saat yang bersamaan, Jooyeon, anggota Xdinary Heroes yang ternyata menaruh perasaan kepada Isa, bercerita kepadanya bahwa dia ingin membuka restoran untuk membantu pengobatan adiknya yang kecelakaan motor.
Kehadiran Rony Parulian, si tukang bully berhati emas, menambah bumbu dalam keseruan ini.
- Bagian 3 -
Gelap pun menjelang. Jiyoon dan Chaehyun sudah terlebih dahulu pergi ke Paldea. Mereka pergi naik Corviknight Taxi. Jeanette, ibu Jiyoon, sudah mengizinkan. Mereka sengaja berangkat malam-malam supaya lebih kondusif, dalam artian lalu lintas udara tidak macet.
Malam itu, di Asone Academy, kira-kira jam 4 pagi...
Cindy Kim keluar dari jendela warung sekolah, membawa sekotak donat untuk Paul. Paul saat itu tengah tertidur lelap.
"Nih, Ul, gue beli donat buat lo," kata Cindy.
"Makasih, Cin," kata Paul.
"Sama ini, segelas jus jeruk dari toko donat yang tadi. Gue tahu lo lagi berusaha kurang-kurangin alkohol kayak bokap lo, jadi gue beli ini," kata Cindy.
"Makasih banget, Cin," kata Paul.
Paul pun berlalu dari kursi tempatnya tidur. Dia meminum jusnya dan menyisakan setengah untuk Rony, ketika dia berpapasan dengannya di jalan.
"Ron, nih. Buangin gelas gue," kata Paul kepada Rony.
Rony dengan berat hati melakukannya, karena menurutnya Paul tidak harus meminta bantuannya untuk membuang gelas, karena dia dapat melakukannya sendiri. Kemudian dia menelepon Cindy.
"Cin, this is Rony Parulian. I have the donuts in custody. I'm on my-- whoa!" kata Rony di telepon, yang saking asyiknya menelepon Cindy tidak melihat adanya tangga. Dia terjatuh menuruni tangga dan jatuh tepat di dasar.
"Owww... that's gonna leave a mark," kata Rony.
Kemudian dari sisi lain sekolah, muncul seorang wanita muda. Dia adalah Kazuha, seorang kunoichi wanita yang haus darah. Sebenarnya, Kazuha kakak kelas para anggota Weeekly, dan dia duduk di kelas 4C. Dia menawarkan Rony sebuah paha ayam goreng dengan saus lezat. Rony merebutnya dengan kasar lalu mengunyahnya bak singa lapar. Kazuha pun beranjak pergi.
Kemudian Kazuha tak sengaja berpapasan dengan seseorang. Dia adalah Sakura, kakak sulung Zoa yang baru saja meninggal dunia karena kecelakaan, namun dihidupkan kembali sebagai seorang cyborg. Ketika Sakura membuka mata, orang pertama yang dia lihat adalah Kazuha.
"Sak? Lo ngapain di sini? Bukannya lo udah lewat pas kecelakaan kemaren?" tanya Kazuha.
Sakura diam saja.
Kemudian Rony dan Paul menyuruh Cindy, Sakura, dan Kazuha berkumpul di lapangan sekolah.
(musik: Sarah Bonnici - "Loop")
"Oke guys, kita di sini karena ada misi penting. Jiyoon dan Chaehyun tadi baru aja pergi ke Paldea. Jiyoon mau ngadain field research untuk artikel dia tentang Paradox Pokemon di sana, dan kita harus susul dia!" kata Rony.
"Nyusul Jiyoon? Buat apa?" tanya Cindy.
"Dari dulu sampe sekarang, lo gak pernah berubah, Ron. Selalu main-main sama anak-anak Weeekly. Gak ada kapoknya," kata Kazuha.
"Bukan itu! Jadi gue denger dari Clavell kalo Naranja Academy punya hewan peliharaan sekolah. Namanya Koraidon, seekor Paradox Pokemon yang diklaim datang dari masa lalu," lanjut Rony.
"So?" tanya Cindy.
"Museum Sejarah Alam Mesagoza ngadain pameran sejarah alam hari Minggu, jadi kita disuruh Clavell culik Koraidon dan bawa dia ke museum. Kalo kita gagal, kita harus bawa dia ke rumah Clavell," kata Paul.
"Jadi gimana, girls? Are you in or are you out?" tanya Rony kepada Cindy, Sakura, dan Kazuha.
Cindy, Sakura, dan Kazuha diam saja.
"Are you girls in or are you out?" tanya Rony lagi.
"I'm in!" kata Cindy.
"I'm in," kata Kazuha.
Sakura yang masih diam.
"Sak, lo diem aja?" tanya Paul. "Lo ikut apa enggak?"
Kini Sakura angkat bicara.
"I hate being evil... and I hate my reanimated form... but if it takes turning me back into a human..." kata Sakura, "...I'm in."
"That's the spirit!" kata Paul.
"Tapi satu syarat... Zoa gak boleh tahu soal kematian gue dan wujud gue sekarang. Dia pasti sedih kalo dia sampe tahu," kata Sakura. "Gue cuman pengen jadi manusia lagi..."
"Baiklah, ayo kita susul mereka ke Paldea!" kata Rony.
Jam 7 pagi, di Naranja Academy.
Bu Kim Minkyeung, Bu Kang Gyeongwon, Bu Jeong Eunwoo, dan Bu Kang Yaebin sedang berjalan ke arah kamar mandi guru. Mereka kemudian mandi pagi. Sudah kebiasaan bagi para guru Naranja and Uva Academies untuk mandi pagi setiap jam 7 pagi agar mereka tetap segar saat mengajar. Mereka mandi sambil mengobrol.
Tanpa sengaja, Glameow, kucing peliharaan Gaeul, masuk ke kamar mandi guru.
"Glameow, no! Bad kitty," kata Gaeul dalam bahasa Inggris. "You know you shouldn't take a peek at showering women, even if you're a cat."
Kebetulan saja, para wali kelas sudah selesai mandi. Bu Kim Minkyeung segera keluar dari shower dengan mengenakan handuk berwana biru.
"Ada apa ini, Gaeul?" tanya Bu Kim Minkyeung kepada anak didiknya tersebut.
"Oh, maaf, Bu. Ini kucing saya masuk-masuk kamar mandi," kata Gaeul.
"Oh, saya kirain apaan. Kucing kamu harus lebih dijaga supaya gak masuk-masuk kamar mandi guru," kata Bu Minkyeung lagi. "Sekarang kamu siap-siap dulu, karena kelas dimulai jam 8 tepat. Dan jangan ganggu Isa lagi," tambah beliau.
"Siap, Bu," kata Gaeul, lalu menggendong Glameow ke pekarangan sekolah.
Lain halnya dengan di Uva Academy.
Para wali kelas, yaitu Bu I.L, Bu Liv, Bu Yunseul, dan Bu Nina juga sedang mandi di kamar mandi guru supaya mereka semangat mengajar. Gunil baru sampai sekolah, lebih cepat dari anggota Xdinary Heroes yang lain. Dia berangkat sekolah naik motor. Tiba-tiba, Lillipup, anjing peliharaannya, melihat para wali kelas sedang mandi lewat jendela. Gunil langsung sigap.
"Lillipup, no! You're just a puppy, but you must not take a peek at showering women, you know. You have to have manners," kata Gunil.
Bu I.L, wali kelas Gunil di kelas 4A yang mengampu mata pelajaran fisika, langsung melihat Gunil. Lalu Gunil meminta maaf kepada beliau.
"Maaf, Bu. Ini anjing saya agak susah dikasih tahu jangan ngintip perempuan mandi. Ya, nama pun hewan peliharaan, tapi tetap harus diajarin sopan santun. Maaf ya, Bu I.L," kata Gunil.
"Bagus, Nil. Taro dulu anjing peliharaan kamu di tempat di mana dia berada. Jangan biarin dia ngintip orang mandi," kata Bu I.L. "Ayo, bergegas. Jam pelajaran pertama pelajaran fisika."
Gunil mengangguk setuju, lalu berlalu dengan Lillipup. Di jalan dia bertemu dengan Gaeul. Mereka saling tatap, lalu bercakap-cakap di taman sekolah.
"Gunil, kamu udah denger?" tanya Gaeul.
"Apaan?" tanya Gunil.
"Sekolah kita bakalan kedatengan reporter gitu. Dari Baruna TV katanya. Dia mau meliput soal Paradox Pokemon yang hidup di Paldea, sesuatu yang belom pernah terjadi dalam sejarah umat manusia," kata Gaeul.
"Wah, keren! Paldea bakal terkenal dan masuk TV! Sebelum ini belom pernah ada yang meliput region kampung halaman kita di TV, Gaeul," kata Gunil.
"Gak cuman itu, tapi..." tambah Gaeul.
"Tapi apa?" tanya Gunil penasaran.
"Icha bakal kedatangan seseorang yang istimewa pas nanti jam istirahat," kata Gaeul.
"Hmmm... tumben kamu berpikiran baik tentang Icha dan kawan-kawannya," kata Gunil. Dia tidak menyangka bahwa baru kali ini Gaeul berkata manis terhadap Isa dan yang lain. "Oke, aku ke sekolahku dulu. Kamu main dulu sana sama Koraidon. Ntar istirahat, seseorang itu akan ke sini dan menjenguk Icha. Jangan ganggu dia, ya. Atau kamu aku tampar," kata Gunil tegas. Gunil memang tidak suka melihat Gaeul bersikap kasar dan mengganggu Isa.
"Siap, Bos!" kata Gaeul. Kemudian dia menghampiri Koraidon, ibu angkatnya, dan berbicara dengannya.
"Koraidon tunggu di sini, makan rumput. Sebentar lagi aku masuk kelas. Jangan aneh-aneh, ya!" kata Gaeul.
Koraidon memang dikenal sebagai Pokemon herbivora.
Suasana kelas tampak sepi dan khidmat saat Isa dan teman-temannya di kelas 3C sedang belajar geografi dengan wali kelas kesayangan mereka, Bu Jeong Eunwoo. Materi kali ini mengenai dinamika dan masalah kependudukan.
"Jadi kesimpulannya, anak-anak, angka kelahiran kasar adalah jumlah bayi yang lahir dalam populasi suatu wilayah geografis tertentu pada tahun tertentu. Sedangkan angka kelahiran umum adalah banyaknya kelahiran per 1.000 wanita berusia 15-49 tahun. Ada yang mau ditanyakan terlebih dahulu?" tanya Bu Jeong Eunwoo.
Nampaknya semua sudah cukup jelas.
"Bagus. Sekarang kita lanjutkan ke angka kematian," kata Bu Jeong Eunwoo.
Isa tampak antusias mengikuti kelas geografi hari ini.
(musik: Besa - "Titan")
"Angka kematian kasar adalah besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1.000 penduduk. Sedangkan angka kematian menurut kelompok umur adalah jumlah kematian penduduk yang terjadi pada kelompok umur tertentu. Tiap angka mewakili kematian tiap 1.000 penduduk pada suatu periode tertentu berdasarkan kelompok umur," jelas Bu Jeong Eunwoo.
Isa dan teman-temannya semakin menikmati pelajaran geografi dengan penjelasan yang mudah dimengerti dari wali kelas tercinta mereka. Mereka jadi menganggap geografi pelajaran yang menyenangkan dan bukannya yang susah. Ditambah wali kelas mereka, Bu Jeong Eunwoo, yang secantik bidadari. Satu senyum dari beliau membuat siswi-siswinya jatuh cinta.
Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu kelas 3C. Ternyata guru matematika. Beliau membisikkan sesuatu kepada Bu Jeong Eunwoo. Kemudian Bu Jeong Eunwoo menghampiri siswi nomor satunya dan berkata, "Isa anakku, ada seseorang spesial yang akan datang menjenguk kamu di jam istirahat nanti."
"Siapa, Bu? Jiyoon?" tanya Isa tak sabar.
"Kamu akan lihat sendiri," kata Bu Jeong Eunwoo.
Menit pun berlalu, dan bel istirahat pun berbunyi.
"Baiklah, sudah waktu istirahat. Sekarang kalian boleh istirahat dan makan siang," kata Bu Jeong Eunwoo. "Jangan lupa PR-nya hari Kamis. Sampai jumpa, penjelajah muda!" beliau menutup pelajaran dengan ceria.
Isa langsung bergegas menyusuri koridor sekolah menuju kamar asramanya. Ketika dia membuka kamar, tidak ada siapa-siapa. Namun alangkah terkejutnya ketika di belakangnya ada sosok yang sangat dia cintai dan kenal. Jiyoon!
"JIYOON?!" Isa kaget. "Ya ampun, apa kabar?"
"Baik, kok!" kata Jiyoon. "Lama gak ketemu!"
Jiyoon dan Isa pun berpelukan melepas rindu.
Kemudian mereka makan di kantin sekolah. Chaehyun ada di sana.
"Gimana, Cha? Seneng ketemu Jiyoon lagi?" tanya Chaehyun kepada Isa.
"Banget, Chae! Lo juga makin cantik dan putih," kata Isa.
Chaehyun tersenyum malu mendengarnya.
"Is, lo kenal Chaehyun?" tanya Jiyoon.
"Kan kita satu TK sama dia," kata Isa, "masak lo lupa, Yoon?"
"'Sup, guys?" tiba-tiba Eunchae, Jooyeon, dan Gaon datang.
"Chae, Juy, On," kata Isa. Dia kemudian memperkenalkan Jiyoon kepada mereka, "Kenalin, ini sahabat gue di Asone, namanya Jiyoon. Dia sekarang tahun ketiga di Asone Academy."
Jiyoon bersalaman dengan mereka.
"Jiyoon," Jiyoon memperkenalkan dirinya.
"Gue Eunchae," kata Eunchae.
"Gue Jooyeon," kata Jooyeon.
"Dan gue Gaon," kata Gaon.
Mereka pun menyanyi dan menari.
(musik: Marina Satti - "Zari")
Mereka yang melihat Jiyoon, Isa, Eunchae, Jooyeon, Gaon, dan Chaehyun menyanyi dan menari juga ikut menari mengikuti irama.
Setelah lagu selesai, Isa kemudian berkata kepada Jiyoon, "Yoon, sekarang gue mau menunjukkan sesuatu: Koraidon, hewan peliharaan Naranja Academy. Katanya lo mau jadiin dia bahan artikel lo. Yuk, ikut gue. Yang lain juga boleh ikut."
Tanpa mereka sadari, kejadian tersebut terlihat oleh Rony cs. Mereka berencana mencuri Koraidon.
"Jadi menurut buku yang gue baca, Koraidon memang berasal dari masa lalu. Pokemon ini digunakan sebagai media transportasi di masa lampau, saat manusia belum mengenal tulisan, alias masa pra-aksara. Mereka makan rumput dan dapat menggunakan tonjolan hitam di lehernya yang berbentuk seperti ban motor untuk membawa manusia ke tempat tujuan," jelas Isa kepada Jiyoon.
"Keren! Lo gimana ceritanya dapet info sedetail itu, Is?" tanya Jiyoon.
"Gue baca ensiklopedia," kata Isa.
Namun betapa kagetnya Jiyoon cs ketika mendapati kandang Koraidon kosong! Ternyata Rony cs telah kabur dengan Koraidon.
Tentunya mereka tidak bisa menangkap mereka dengan terburu-buru. Mereka menyusun rencana.
"Guys, jadi seperti yang kita lihat, Rony, Paul, dan ketiga anak buahnya kabur dengan membawa Koraidon milik Naranja Academy. Kita harus menyusun strategi," kata Jiyoon. Walaupun dia terpisah dari anggota Weeekly lain, dia masih menjalankan tugasnya sebagai leader yang baik.
Isa dan yang lain mendengarkan dengan seksama.
"Gue dan Chaehyun akan pergi ke bukit dan menangkap Kazuha. Dia ini seorang kunoichi wanita, dan dia sangat susah untuk ditangkap, karena bisa memanfaatkan skill ninjutsu dia untuk menghilang. Untungnya gue belajar ninjutsu pas liburan sekolah, jadi gue aman, nih," kata Jiyoon. Dia melanjutkan, "Isa dan Jooyeon, kalian tangkap si Cindy. Dia bukan yang kejam atau haus darah, dia hanya pintar. Tapi dia punya banyak taktik untuk menggagalkan rencana orang yang berusaha menangkap dia."
"We have to catch her in a motorboat race on the river?" tanya Isa.
"Icha, misi ini akan berjalan sesuai maunya gue, jadi lo dengerin gue, jangan seenaknya," kata Jooyeon tegas.
"Terakhir, Eunchae dan Gaon, kalian tangkap Sakura. Dia ada di Montenevera, kota yang selalu ditutupin salju," kata Jiyoon.
"Tapi gue gak bisa nyetir..." kata Eunchae.
"Gue bisa nyetir. Lo tinggal kasih gue aba-aba kapan harus jalan," kata Gaon kepada Eunchae.
"Udah jelas pada?" tanya Jiyoon.
Semua tampak mengerti.
"Ayo ke stasiun kereta api Mesagoza!" Jiyoon memimpin teman-temannya menuju stasiun. Di sinilah petualangan mereka dimulai.
(musik: Nemo - "The code")
Jiyoon, Isa, Eunchae, Jooyeon, Gaon, dan Chaehyun menaiki kereta menuju Paldea utara. Selama perjalanan, Jiyoon tidak berhenti menatap Chaehyun yang cantik dan putih. Sementara itu, Rony cs menaiki motor dan berpencar menuju pos mereka. Paul menaiki motor kuning, Rony menaiki motor biru, Chaewon motor hijau, Kazuha motor ungu, sedangkan Sakura motor merah. Mereka tidak menghiraukan batas kecepatan yang membuat mereka berisiko tinggi ditilang.
Misi pertama dilakukan oleh Jiyoon dan Chaehyun. Mereka akan menangkap Kazuha. Chaehyun memiliki kru Baruna TV untuk meliput Jiyoon saat dia menangkap Kazuha dengan kemampuan ninjutsu-nya.
"Inget apa yang gue ucapin, Yoon. Ketika gue bilang action, lo lawan Kazuha saat mobilnya mulai berjalan. Anggep aja lo ada di film action," kata Chaehyun.
"Siap!" kata Jiyoon.
Kemudian mobil pun mulai berjalan. Koraidon ada di sana, di tangan Kazuha. Ketika Chaehyun mengucapkan "action", Jiyoon langsung bersin, dan kemampuan teleportasinya keluar.
(musik: Aiko - "Pedestal")
Kru Baruna TV masih merekam saat Jiyoon sedang melakukan pertarungan sengit dengan Kazuha. Tetapi kali ini, mereka memasuki turunan, dan saat mobil menurun dengan tajam, kandang yang membawa Koraidon jatuh ke sungai, namun Kazuha berhasil ditangkap.
"Cut!" kata Chaehyun.
Kazuha langsung dibawa ke kantor polisi untuk interogasi. Chaehyun menginterogasi Kazuha bak sedang melakukan wawancara, yang kembali direkam oleh kru Baruna TV.
"Sebenarnya... gue gak tahu apa yang terjadi, tapi walaupun gue tahu akibat dari perbuatan gue, gue gak bisa berbuat jahat. Sepertinya otak gue tercuci..." kata Kazuha.
"Bagus kalo lo mau mengakui kesalahan lo. Tapi janji, jangan ikut-ikut perbuatan jahat lagi. Deal?" tanya Chaehyun.
"Deal," kata Kazuha.
Dalam sekejap, rambut Kazuha berubah warna kembali dari merah menjadi hitam, pertanda dia sudah berubah menjadi orang baik.
INTERMEZZO:
- Jake merindukan Jiyoon -
(musik: Slimane - "Mon amour")
Lagu tersebut mengingatkan Jake akan momen romantis yang dia lalui bersama Jiyoon. Di Asone Academy saat itu hujan lebat, jadi sambil menunggu hujan reda, Jake memutar lagu "Mon amour" dalam otaknya.
Sehari kemudian...
Bel pulang sekolah di Asone Academy berbunyi. Soojin dan Jihan berjalan keluar setelah berganti baju.
"Ji, lo ada rencana sambil nunggu Jiyoon balik ke Asone?" tanya Soojin.
"Gue sih gak ada. Elu, Jin?" tanya Jihan.
"Gue mau latihan taekwondo di arena dekat sekolah kita, yang baru buka itu. Sekolah ngadain kontes bela diri campuran hari Jumat ini, dan gue harus latihan kalo mau ngewakilin kelas kita, kelas 3A," kata Soojin.
"Gue temenin, mau?" Jihan menawarkan diri untuk menemani Jihan latihan.
"Boleh," kata Soojin.
Arena bela diri hanya berjarak beberapa meter dari Asone Academy, jadi Soojin dan Jihan hanya tinggal berjalan kaki. Di sana sudah ada Suri, mama tercinta Soojin, yang mengawasi putri bungsunya berlatih taekwondo.
Sebelum latihan taekwondo...
"Ma, I'm nervous," kata Soojin kepada Suri.
"It's natural to be nervous, tapi kamu harus ingat, Soojin, bahwa musuh terbesar kamu adalah diri kamu sendiri. Hidup ini bukan tentang menghindari kegagalan, tetapi tentang bagaimana cara kita bangkit dari setiap kegagalan. Saat nanti taekwondo, lepasin aja semuanya. Kamu pasti menang dan mewakili kelas 3A di pertandingan bela diri hari Jumat nanti!" Suri menyemangati.
"Dan gue ada buat lo supaya lo semangat taekwondo," kata Jihan.
(musik: Kaleen - "We will rave")
Dengan apa yang dia sudah pelajari selama kursus taekwondo saat liburan sekolah, Soojin terbukti mampu menghabisi musuh-musuhnya saat latihan taekwondo. Dia benar-benar gesit dan lincah saat mengeluarkan tendangan-tendangannya.
"Wow, look at those moves!" kata Jihan.
Soojin teringat alasan dia belajar taekwondo: dia ingin melindungi orang-orang yang dia cintai, termasuk sesama anggota Weeekly-nya. Dia pernah berkelahi dengan Rony dengan hasil seri karena Rony usil pada Jihan, dan hasil seri inilah yang membuat Soojin ingin serius belajar taekwondo: untuk balas dendam.
Musuh demi musuh Soojin kalahkan.
"Just one more blow..." kata Soojin. Namun, baru saja Soojin hendak melakukan finishing blow, dia diserang oleh orang tak dikenal, yang membuatnya jatuh dan menangis. Wasit pun meniup peluit dan menyuruh si penyerang itu turun dari ring. Jihan langsung tergopoh-gopoh menghampiri Soojin di ring.
"Soojin, lo gakpapa?!" pekik Jihan dengan khawatir.
Soojin mengalami cedera ringan akibat serangan tersebut. Namun karena kejadian itu, Soojin bersumpah untuk tidak berlatih taekwondo lagi hingga kakinya benar-benar sembuh.
"Tenang, Jin, cuma luka kecil," kata Jihan.
"Gue gak mau latihan taekwondo lagi!" Soojin kali ini benar-benar emosi. Dia meninggalkan arena bela diri dengan perasaan sedih dan kecewa karena win streak-nya dalam taekwondo hilang oleh penyerang tak dikenal.
Jihan kehabisan cara meyakinkan Soojin untuk kembali berlatih taekwondo. Namun telat, Soojin terlanjur menaiki bus ke rumahnya di Beit Raq dengan perasaan kesal. Jihan dan Suri bertanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Soojin.
(musik: SABA - "Sand")
Selama perjalanan pulang, Soojin hanya termenung sedih melihat pemandangan dari dalam bus.
Sesampainya di rumah, Soojin membanting pintu kamarnya. Dia membuang koleksi medali taekwondonya dan mengurung diri di kamar sembari menangis. Karena lama menangis, dia pun tertidur lelap...
Hari kedua...
Berita Soojin berhenti taekwondo sampai ke koran lokal Asone. Monday dan Soeun mendiskusikan itu sambil makan burger di restoran cepat saji dekat sekolah mereka.
"Soojin berhenti taekwondo?" tanya Monday.
"Iya, Mon," kata Soeun. "Padahal dia cuman luka kecil, dan gak ada tahu siapa yang nyerang dia di arena waktu itu. Tapi itu ngaruh ke win streak dia di taekwondo. Selama ini Soojin selalu menang di pertandingan taekwondo antarsekolah."
"Gue turut sedih dengernya," kata Monday.
"Bahkan Jihan kehabisan cara meyakinkan Soojin untuk kembali ke taekwondo," kata Soeun sambil mengunyah burgernya.
"Ho'oh," kata Monday.
Tiba-tiba radio memutarkan lagu kesayangan Monday.
(musik: Ladaniva - "Jako")
"This is my jam!" kata Monday.
"I could listen to this song all day, Mon," kata Soeun.
Monday dan Soeun pun melupakan soal kabar Soojin berhenti taekwondo, dan setelah menghabiskan makanan mereka, mereka pun menyanyi dan menari mengikuti irama "Jako". Setelah membayar makanan mereka, mereka pun pulang ke rumah masing-masing dengan ceria.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Simak di bagian 4 yang akan tayang besok.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H