Deni Manusia Ikan adalah komik hitam putih yang ditulis oleh Scott Goodall dan digambar oleh John Stokes. Tokoh utamanya yaitu Deni, seorang anak laki-laki yang terdampar di sebuah pulau dan belajar hidup di bawah air dan berbicara dengan makhluk air. Tujuan hidup Deni adalah mencari orangtuanya, yang terpisah darinya di laut sekitar Papua Nugini.
Sekitar tahun 2010-an, Deni Manusia Ikan diadaptasi ke dalam bentuk sinetron bertajuk Nino Manusia Ikan. Pemeran utamanya yaitu Dayat Simbaia, top 5 Idola Cilik 1 dari Surabaya.
20. Bahagia hidup dengan apa yang dia punya, TV tidak semua orang punya
Anak 80-an patut bangga, karena mereka hidup dengan apa yang mereka punya. Gawai belum ada, teknologi belum secanggih dulu. Zaman dulu TV masih dianggap barang mewah, tidak semua orang punya, saat itu pun saluran TV di Indonesia hanya TVRI. Saat bertetangga pun masih bertegur sapa dengan tatap muka, lalu mengobrol-ngobrol.
Tiap Idulfitri di tahun 80-an, yang paling ditunggu di TVRI adalah operet Papiko-nya Titiek Puspa. Masa kecil dan remaja anak 80-an juga dihabiskan dengan menonton Panggung Boneka si Unyil. Tentunya nama-nama tokohnya masih melekat erat di kepala anak 80-an: Unyil, Pak Raden, Pak Ogah, Bu Bariah, Ucrit, Melanie, Cuplis, Orang Gila, dll.
Pemirsa TV 80-an juga sempat menangis ketika dinosaurus temannya Kum-Kum mati. Kum-Kum adalah anime 70-an yang populer di tahun 80-an.
Dan itulah profil anak remaja tahun 80-an.
Memang manis, ya, masa kecil orangtua kita yang besar di tahun 80-an!
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H