Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Games

Kotak, Segitiga, X, Bulat: Ada Sejarah di Balik PlayStation dan Warna-Warni Tombolnya

15 Desember 2023   18:58 Diperbarui: 15 Desember 2023   19:12 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Games. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bismillahirrahmanirrahim.

Masih berhubungan dengan serial Tekken, semua game serial fighting game terbaik keluaran Bandai Namco ini selalu dirilis di platform Sony PlayStation. Tekken 1-3 dirilis untuk PlayStation 1, Tekken 4-5 untuk PlayStation 2, Tekken 5: Dark Resurrection untuk PlayStation Portable, Tekken 6 untuk PlayStation 3, Tekken 7 untuk PlayStation 4, dan Tekken 8 yang akan segera rilis nanti untuk PlayStation 5. Tekken 6-8 juga dirilis untuk Microsoft Xbox.

Masa kecil saya dan mungkin masa kecil Anda juga dihabiskan dengan bermain PlayStation. PlayStation adalah konsol keluaran Sony, bukan Nintendo atau Sega. Namun kita harus terlebih dahulu memahami sejarah PlayStation dengan tombol-tombolnya yang khas berwarna-warni dan beraneka bentuk itu. Kita hanya akan membahas konsol utamanya saja, bukan yang handheld.

Sony PlayStation lahir ke dunia pada tahun 1994 di tangan Pak Ken Kutaragi, bekas CEO Sony. Keterlibatan Pak Kutaragi dalam penciptaan PlayStation (PS) bermula di tahun 1980-an ketika beliau sedang bekerja di Sony sebagai seorang insinyur. Beliau memiliki latar belakang di bidang teknik elektro dan memiliki ketertarikan pada grafis komputer serta teknologi audio-visual.

Jadi begini ceritanya. Pada pertengahan 1980-an, Nintendo mengembangkan add-on drive CD-ROM untuk konsol Super Nintendo Entertainment System (SNES) yang populer. Mereka mendekati Sony untuk berkolaborasi dalam proyek tersebut, karena Sony memiliki keahlian dalam teknologi CD. Pak Kutaragi memainkan peran penting dalam kolaborasi ini, dan dia merancang chip suara untuk add-on CD-ROM SNES.

Kolaborasi antara Sony dan Nintendo menghadapi tantangan dan akhirnya berantakan karena perbedaan pendapat mengenai lisensi dan kendali teknologi. Nintendo memutuskan untuk bermitra dengan perusahaan lain, Philips, untuk add-on CD-ROM mereka.

Meskipun kolaborasinya gagal, Pak Kutaragi melihat potensi teknologi CD-ROM untuk game dan bertekad untuk membuat konsol game dengan menggunakannya. Beliau percaya bahwa format CD dapat menawarkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar, kemampuan audio-visual yang lebih baik, dan pengalaman bermain game yang baru.

Pak Kutaragi menyampaikan visinya mengenai konsol game kepada para eksekutif Sony, menekankan kemungkinan teknologi CD-ROM dan pasar potensial untuk mesin game khusus. Awalnya, ada keraguan dalam diri Sony untuk memasuki industri game yang didominasi oleh pemain mapan seperti Nintendo dan Sega.

Kegigihan Pak Kutaragi membuahkan hasil, dan Sony memutuskan untuk melanjutkan visinya. Pada tahun 1991, Sony membentuk "PlayStation Project" dengan Pak Kutaragi sebagai insinyur utamanya, untuk mengembangkan konsol game mandiri yang memanfaatkan teknologi CD.

Sony PlayStation melewati beberapa iterasi dan tahap pengembangan. Pak Kutaragi dan timnya berupaya menyempurnakan perangkat keras, perangkat lunak, dan desain konsol. Pada bulan Desember 1994, PlayStation diluncurkan di Jepang, diikuti dengan rilis di wilayah lain, yang akhirnya menjadi kesuksesan besar dalam industri game.

PlayStation bergabung dengan Sega Saturn dan Nintendo 64 sebagai raja konsol video game generasi kelima. Namun, dibanding Saturn dan N64, PS1 lebih laku terjual. Salah satu perbedaan signifikan yang membedakan PS1 dengan N64 dan Saturn adalah pilihan media penyimpanan. Sony PlayStation menggunakan CD-ROM, yang menawarkan kapasitas penyimpanan lebih besar dibandingkan dengan kartrid yang digunakan oleh Nintendo 64 dan Sega Saturn. Hal ini memungkinkan pengembang untuk memasukkan dunia game yang lebih luas, audio berkualitas lebih tinggi, dan video gerak penuh di PlayStation.

Ketiga konsol tersebut juga memiliki pendekatan berbeda terhadap grafis 3D. Nintendo 64 menggunakan sistem berbasis kartrid dengan chip khusus yang disebut Reality Co-Processor (RCP) yang memberikan kemampuan pemrosesan 3D yang sangat optimal. Sega Saturn memiliki CPU ganda dan dua prosesor grafis (VDP1 dan VDP2) yang memungkinkan grafis 2D dan 3D berlapis-lapis. PlayStation, di sisi lain, memiliki prosesor grafis (GPU) 3D khusus yang menawarkan kemampuan rendering 3D yang solid dan pemetaan tekstur.

Setiap konsol memiliki desain joystick yang unik. Nintendo 64 memperkenalkan joystick yang inovatif dengan stik analog ikonik dan tombol pemicu. Sega Saturn menampilkan joystick dengan tata letak enam tombol yang mirip dengan pendahulunya, Sega Genesis. PlayStation memperkenalkan pengontrol DualShock, yang menambahkan stik analog dan umpan balik getaran, sehingga meningkatkan pengalaman bermain game.

Beberapa di antara kita yang besar di tahun 1990-an atau 2000-an awal pasti menghabiskan masa kecil kita dengan game-game PS1 seperti Crash Bandicoot, Winning Eleven, Pepsi Man, Final Fantasy VII, Metal Gear Solid, Gran Turismo, dan Tekken 3. Heck, bahkan tiga game pertama serial Tekken dirilis di PS1. Ketika besar dengan Tekken 3, saya belum paham kombo, hanya sembarang pencet, langsung menang. Baru sekarang setelah dewasa saya mulai serius ingin mempelajari kombo-kombo para karakter, mulai dari Paul, Leo, Claudio, dan Shaheen yang ramah pemula hingga karakter yang susah dimainkan seperti Xiaoyu, Yoshimitsu, Hwoarang, Eddy, King, Lei, dan Steve.

Ketika itu sedang transisi dari era 16-bit ke era 32-bit, dan saat itu Sega membutuhkan konsol yang dahsyat. Jadilah, mereka melahirkan Sega Saturn, konsol pertama yang menandai tibanya era 32-bit. Namun, dibandingkan dengan PS1, Saturn gagal di pasaran. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan Saturn adalah arsitektur perangkat kerasnya yang ruwet, yang menampilkan CPU ganda dan dua prosesor grafis. Sebagai kebalikannya, PS1 memiliki arsitektur yang lebih sederhana dan ramah terhadap pengembang.

Bahkan di hari rilisnya, PS1 berhasil menjual 100 juta unit.

Lima tahun kemudian, Pak Kutaragi tidak puas. Beliau mengembangkan PlayStation 2 sebagai penerus PS1. Kesuksesan luar biasa dari PS1, baik secara kritis maupun komersial, membuat Sony menyadari potensi industri game. Hal ini menunjukkan adanya pasar yang signifikan untuk konsol game dan membuka peluang baru bagi Sony.

Pak Kutaragi memimpikan konsol generasi berikutnya dengan teknologi dan kemampuan yang lebih baik. Beliau mengantisipasi bahwa kemajuan dalam prosesor, grafis, dan penyimpanan akan memungkinkan pengalaman bermain game dan fungsi multimedia yang lebih canggih.

Pak Kutaragi menyadari akan peningkatan popularitas teknologi DVD pada pertengahan tahun 1990-an dan potensinya untuk konsol game. DVD menawarkan kapasitas penyimpanan lebih besar, kualitas video lebih baik, dan potensi kemampuan multimedia. Beliau melihat peluang untuk memanfaatkan teknologi ini untuk konsol PlayStation berikutnya.

Guna mewujudkan visi konsol berbasis DVD, Pak Kutaragi memprakarsai kolaborasi dengan Toshiba, salah satu produsen drive DVD terkemuka. Kemitraan ini memungkinkan Sony untuk memasukkan teknologi DVD ke dalam PlayStation 2, memberikan peningkatan kapasitas penyimpanan untuk permainan dan kemampuan untuk memutar film DVD. 

Kutaragi menginginkan PS2 menjadi lebih dari sekedar konsol game. Beliau bertujuan untuk menciptakan perangkat hiburan multimedia yang dapat berfungsi sebagai hub untuk konektivitas game, film, musik, dan internet. PS2 menampilkan pemutaran DVD internal, kompatibilitas dengan game PlayStation, dan port ekspansi untuk pelbagai periferal.

Kemudian, Pak Kutaragi memimpin pengembangan Emotion Engine, prosesor yang dirancang khusus untuk PS2. Chip yang kuat ini menggabungkan fungsionalitas CPU dan GPU, memungkinkan grafis tingkat lanjut, simulasi fisika, dan kecerdasan buatan dalam game.

Pada Maret 2000, PS2 diluncurkan di Jepang. Kesuksesan penjualan PS2 terbukti besar, dan terjual seharga $250 juta di hari pertama, mengalahkan $97 juta yang dihasilkan oleh Sega Dreamcast, konsol orisinil terakhir yang dirilis oleh Sega. Padahal Dreamcast lahir lebih dahulu. Salah satu faktor yang menyebabkan Dreamcast gagal adalah isu pembajakan.

Game yang paling terkenal dari PlayStation 2 adalah Pro Evolution Soccer, Harvest Moon: A Wonderful Life, Final Fantasy X, Kingdom Hearts II, Tekken 5, dan Guitar Hero. PS2 bersaing dengan Dreamcast, Microsoft Xbox, dan Nintendo GameCube sebagai raja konsol video game generasi keenam.

Memasuki generasi ketujuh konsol video game, pengembangan PlayStation 3 dimulai ketika Pak Kutaragi, yang saat itu menjabat sebagai Presiden Sony Computer Entertainment (sekarang Sony Interactive Entertainment), mengumumkan bahwa Sony, Toshiba, dan IBM akan berkolaborasi mengembangkan mikroprosesor Cell. Saat itu, Shuhei Yoshida, seorang pengusaha dan veteran industri gaming asal Jepang, memimpin sekelompok pemrogram komputer untuk menjelajah penciptaan game generasi berikutnya.

Lahir ke dunia pada tahun 2006, salah satu perbedaan yang paling menonjol adalah dimasukkannya drive disk Blu-ray internal di PS3. Blu-ray menawarkan kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dibandingkan DVD yang digunakan di PS2, memungkinkan pengembang untuk menciptakan dunia game yang lebih luas dan detail. Selain itu, drive Blu-ray PS3 mengaktifkan pemutaran film definisi tinggi yang memposisikan konsol sebagai hub multimedia. Jadi sambil bermain game, sambil menonton film.

PS3 bersaing dengan Nintendo Wii dan Microsoft Xbox 360 sebagai pemegang tahta tertinggi konsol game generasi ketujuh. Perlu diingat bahwa PS3 adalah satu-satunya konsol generasi ketujuh yang menampilkan pemutar Blu-ray, sedangkan Xbox 360 dan Wii masih berbasis DVD. Game yang dirilis di PS3 juga tidak kalah seru, seperti Uncharted, God of War, The Elder Scrolls V: Skyrim, Tekken 6, Gran Turismo 5, dll.

Apakah sejarah PlayStation berhenti sampai di situ? Tidak. Karena pada tahun 2013, PlayStation 4 lahir ke dunia dan menandai tibanya generasi kedelapan. Perangkat keras PS4 adalah peningkatan signifikan dari PS3, yaitu prosesor x86-64 AMD Jaguar dan chip grafis AMD Radeon yang lebih canggih. PS4 juga mengenalkan Remote Play, yang memungkinkan pemain nge-stream dan bermain game dari perangkat yang didukung seperti Sony PlayStation Vita dan ponsel Sony Xperia.

Game yang disukai di PS4 antara lain Killzone Shadow Fall, Tekken 7, Assassin's Creed IV: Black Flag, Uncharted 4: A Thief's End, Grand Theft Auto V, dan serial Just Dance.

Dan anggota terbaru sanak famili PlayStation adalah Sony PlayStation 5. PS5 dirilis tanggal 12 November 2020, ketika pandemi Covid-19 tengah melanda. Yang seru dari PS5 adalah konsol ini termasuk penggerak cakram optik yang kompatibel dengan cakram Blu-ray Ultra HD. Tekken 8 akan menjadi salah satu game yang akan dirilis di PS5, tanggal 26 Januari 2024. Detail ceritanya akan saya beberkan saat game-nya sudah rilis.

Dan begitulah sejarah PlayStation.

Sekarang kita akan membahas tombol PS yang berwarna-warni indah itu. Bentuknya kotak pink, segitiga hijau, lingkaran merah, dan X biru. Apa makna dari tombol-tombol ini dan warna-warnanya?

Bentuk tombol persegi, segitiga, lingkaran, dan X pada stik PS dikenal sebagai simbol ikonik merek PlayStation. Simbol-simbol ini sangat erat kaitannya dengan konsol PS dan stiknya. Asal usul bentuk ini dapat ditelusuri kembali ke filosofi desain pencipta PlayStation, Pak Ken Kutaragi.

Segitiga: Tombol segitiga mewakili sudut pandang atau perspektif. Dalam grafik komputer, segitiga sering digunakan untuk mewakili kamera atau sudut pandang pemain. Ini juga berfungsi sebagai simbol untuk membuat pilihan atau memilih opsi. Bentuk segitiga dipilih untuk menyampaikan konsep tersebut.

Lingkaran: Tombol lingkaran melambangkan "ya" atau "konfirmasi". Dalam budaya Jepang, lingkaran umumnya diasosiasikan dengan sikap positif dan penegasan. Ini mewakili respons positif atau tindakan afirmatif. Oleh karena itu, tombol lingkaran menjadi tombol pilihan atau konfirmasi utama pada stik PS.

X: Tombol X biasa disebut dengan tombol "silang", meskipun bentuknya secara visual menyerupai huruf "X". Di Jepang, bentuk "X" digunakan untuk menunjukkan jawaban yang salah atau negatif, sedangkan lingkaran melambangkan jawaban yang benar atau positif. Namun, untuk stik PS, tombol X digunakan sebagai tombol tindakan atau konfirmasi utama di wilayah Barat, sedangkan tombol lingkaran berfungsi untuk tujuan tersebut di Jepang.

Kotak: Tombol kotak melengkapi kuartet simbol pada pengontrol PlayStation. Maknanya tidak didefinisikan secara eksplisit seperti tombol-tombol lainnya. Beberapa orang berspekulasi bahwa bentuknya mewakili selembar kertas atau menu, menunjukkan hubungannya dengan dokumen atau menu dalam permainan. Namun, dibandingkan simbol lainnya, arti tombol kotak kurang jelas.

Lalu mengapa warna-warnanya demikian? Alasan paling mungkin adalah kontras visual dan psikologi warna.

Warna hijau pada tombol segitiga melambangkan pertumbuhan, harmoni, dan keseimbangan.
Warna merah pada tombol lingkaran melambangkan energi, gairah, kegembiraan, dan urgensi.
Warna biru pada tombol X melambangkan ketenangan, keandalan, kepercayaan, dan stabilitas.
Warna pink pada tombol kotak melambangkan femininitas, kelemahlembutan, dan keceriaan.

Nah, sekarang Anda paham kan, sejarah PS dan arti di balik warna-warni tombol-tombolnya?

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun