Mencermati Wiranto (Kompas, 8/4) dalam Bersitegang Mempersoalkan Peristiwa yang Tak Mungkin Terjadi, menyebut bahwa ingar-bingar publik tentang masa jabatan adalah sia-sia waktu dan tenaga karena sesungguhnya tidak pernah ada dan terjadi.
Politik sesungguhnya merupakan dunia tentang segala hal yang mungkin -the art of the possible, hari ini bisa jadi berbeda dengan apa yang akan terjadi di kemudian hari, segalanya serba mungkin dalam kerangka pertemuan kepentingan kekuasaan.
Dramaturgi kekuasaan, seperti Erving Goffman, menempatkan panggung depan berbeda dari panggung belakang. Apa yang tampil ke publik belum tentu yang sebenarnya terjadi, karena kita tidak pernah bisa menebak di belakang layar.
Karena itu, gerakan mahasiswa menjadi sebuah pertanda yang harus diperhatikan, sebagai upaya koreksi atas penyimpangan. Kekuasaan harus direorientasi bagi kepentingan khalayak publik secara luas, sebagai pemilik kedaulatan.